Bareksa Insight : Jelang Rilis Kinerja Emiten, Siap-siap Borong Reksadana Ini

Abdul Malik • 18 Jul 2022

an image
Ilustrasi investor memantau kinerja keuangan emiten dan pergerakan pasar saham. Positifnya kinerja emiten berdampak positif terhadap reksadana saham dan reksadana indeks berbasis saham big caps. (Shutterstock)

Jika rilis hasil kinerjan emiten bisa lebih baik dari perkiraan, maka akan jadi sentimen positif untuk reksadana saham dan reksadana indeks

Bareksa.com - Analisis Bareksa memperkirakan sentimen di pasar saham dan obligasi sepanjang pekan ini masih akan dibayangi oleh ketidakpastian global yang cukup tinggi. Selain itu, fokus investor juga tertuju pada keputusan Bank Indonesia ihwal suku bunga acuan dalam negeri. 

Investor juga akan mulai mencermati rilis laporan keuangan perusahaan publik (emiten) kuartal II 2022. Jika hasilnya bisa lebih baik dari perkiraan, maka akan menjadi sentimen positif untuk reksadana saham dan reksadana indeks.

Dalam perdagangan yang berlangsung dari 11-15 Juli 2022, pasar saham nasional yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan koreksi 1,31 persen dengan berakhir di level 6.651,90. 

Baca juga : Bareksa Insight : IHSG Naik Saat Pasar Saham Global Turun, Cuan Reksadana Ini Terbang

Sementara itu, mayoritas reksadana pendapatan tetap melemah pada akhir pekan lalu seiring ekspektasi investor terhadap kenaikan imbal hasil (yield) obligasi yang bisa lebih tinggi jelang rapat Bank Sentral Amerika Serikat (AS) pekan depan terkait suku bunga The Fed yang bisa naik sekitar 0,75 - 1 persen. 

Analisis Bareksa memprediksi yield acuan Obligasi Pemerintah Indonesia pekan ini dapat menyentuh di kisaran 7,37 - 7,45 persen dan mendorong pelemahan mayoritas harga Surat Berharga Negara (SBN).

Berdasarkan data id.investing.com (diakses 15/07/2022 pukul 17.00 (WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat tetap di level 7,4 persen pada 15 Juli 2022. 

Lihat juga : Bareksa Insight : Inflasi AS Juni Melesat 9,1 Persen, Apa yang Harus Dilakukan Investor?

Apa yang bisa dilakukan Investor?

Mempertimbangkan beberapa faktor tersebut, Tim Analis Bareksa menyarankan agar investor mempertimbangkan dua hal berikut ini : 

1. Investor bisa mulai mempertimbangkan untuk akumulasi investasi secara bertahap di reksadana saham dan reksadana indeks. Untuk saat ini, level support IHSG berada di kisaran 6.500.

2. Investor juga masih dapat mempertahankan alokasi investasi di reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi.

Simak juga : Bareksa Insight : Pasar Belum Kondusif, Investor Bisa Terapkan Dua Srategi Ini

Beberapa produk reksadana indeks, reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap yang bisa dipertimbangkan oleh investor dengan profil risiko agresif dan moderat adalah sebagai berikut : 

Imbal Hasil 1 Tahun (per 15 Juli 2022)

Reksadana Indeks

Allianz SRI KEHATI Index Fund : 17,34 persen
BNP Paribas Sri Kehati : 17,37 persen

Reksadana Saham 

Avrist Ada Saham Blue Safir : 14,52 persen
Batavia Dana Saham Syariah : 8,16 persen

Imbal Hasil 3 Tahun (per 15 Juli 2022)

Reksadana Pendapatan Tetap

TRIM Dana Tetap 2 : 16,38 persen
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 30,71 persen

Baca juga : Bareksa Insight: Tahan Banting, Reksadana Ini Cuan 31 Persen di Tengah Isu Global

Investasi Sekarang

(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.