Harga Emas Rekor Baru US$3.502, Prediksi Bisa US$3.700 di Akhir 2025, Ini Peluang Investasinya
Harga emas mencetak rekor sepanjang masa. Prediksi emas bisa capai US$3.700 di 2025 bahkan US$4.000 di 2026. Ini peluang investasinya

Harga emas mencetak rekor sepanjang masa. Prediksi emas bisa capai US$3.700 di 2025 bahkan US$4.000 di 2026. Ini peluang investasinya
Bareksa.com - Harga emas spot mencatat rekor tertinggi baru sepanjang masa (all time high) menembus US$3.502,31, atau untuk pertama kalinya dalam sejarah menembus US$3.500 per ons pada Selasa (2/9) pukul 08.30 WIB. Mengutip data investing.com, harga emas naik sekitar 1,61% hari ini, sebelumnya akhirnya sedikit menurun jadi US$3.494 per ons sekitar pukul 10.00 WIB. Lonjakan itu mengalahkan rekor harga emas secara intraday sebelumnya pada 22 April di US$3.500,5 per ons.
Grafik: Pergerakan Harga Emas
Sumber: investing.com
Faktor pendorong harga emas meliputi gejolak politik moneter AS akibat pemecatan anggota dewan The Fed oleh Presiden Donald Trump, yang menimbulkan keraguan atas independensi bank sentral, serta ketidakpastian arah kebijakan suku bunga.
Promo Terbaru di Bareksa
Lonjakan emas juga ditopang sinyal dovish dari Ketua The Fed Jerome Powell di Jackson Hole, yang menekankan pelemahan ekonomi dan pasar tenaga kerja. Selain itu, ekspektasi pemangkasan suku bunga 0,25% pada FOMC September 2025, meski inflasi inti PCE Juli sesuai perkiraan, semakin memperkuat permintaan aset aman.
Seiring lonjakan harga emas, Tim Analis Bareksa merekomendasikan investor bisa mempertimbangkan beli emas dengan target harga di awal 2026 bisa mencapai US$4.000 per ons atau setara Rp2,09 juta per gram (dengan asumsi kurs Rp16.300 per dolar AS). Kenaikan harga emas di antaranya didukung oleh aksi borong emas oleh bank sentral dunia, investor ritel hingga industri.
Prediksi Tim Analis Bareksa senada proyeksi Bank of America (BofA) yang menilai harga logam kuning bisa tembus US$4.000 per ons di semester I 2026. BofA menilai penurunan suku bunga dan dolar yang semakin lemah akan menopang reli emas. Apalagi tren pasar tenaga kerja AS mulai melemah dan The Fed diperkirakan memangkas suku bunga mulai September.
Goldman Sachs Prediksi Harga Emas US$3.700 di 2025
Goldman Sachs memprediksi harga emas bisa mencapai US$4.000 per ons pada pertengahan 2026 dalam skenario dasar, didorong oleh faktor pembelian emas yang kuat oleh bank sentral serta risiko geopolitik berkelanjutan yang menjadikan emas sebagai aset lindung nilai. Bank investasi tersebut juga mengungkap skenario lebih optimistis, yakni jika terjadi resesi global atau peristiwa risiko ekstrem, maka harga emas berpotensi naik lebih tinggi hingga mencapai US$4.500 pada akhir 2025.
Dalam risetnya berjudul “Why gold prices are predicted to rise to record highs”, analis Goldman Sachs mengungkap logam mulia ini diperkirakan akan terus naik seiring meningkatnya minat investor dan pergeseran struktural jangka panjang dalam permintaan dari bank sentral. Goldman Sachs Research memprediksi harga emas akan naik menjadi US$3.700 per ons pada akhir 2025, atau mencerminkan potensi kenaikan 5,7% dari harga saat ini. .
Analis Goldman menyebut harga emas menguat pada 2025 di tengah ketidakpastian atas tarif pemerintahan Trump terhadap mitra dagang utama. Sejak Maret, investor meningkatkan kepemilikan emas mereka, didorong kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi dan volatilitas pasar.
“Setiap kali ada banyak ketidakpastian, para trader sementara waktu menaruh uang mereka di emas. Ketika ada kejelasan, harga emas cenderung turun kembali karena trader sudah tahu apa yang harus dilakukan dengan uang mereka,” ujar Lina Thomas, ahli strategi komoditas di Goldman Sachs Research.
Dalam jangka panjang, Thomas memperkirakan permintaan dari bank sentral, khususnya di negara-negara berkembang akan terus mendorong harga emas. Invasi Rusia ke Ukraina, dan pembekuan aset luar negeri Rusia oleh negara-negara Barat, menjadi titik balik penting bagi lembaga-lembaga tersebut, di mana sejak 2022, pembelian emas mereka meningkat lima kali lipat.
Misalnya, Tiongkok hanya memiliki kurang dari 10% cadangannya dalam bentuk emas, dibandingkan dengan sekitar 65% atau lebih untuk AS, Jerman, Prancis, dan Italia. Rusia, memiliki sekitar 25% cadangannya dalam bentuk emas. “Pasar negara berkembang relatif kurang memiliki cadangan emas, jadi mereka kemungkinan akan terus menambah kepemilikan emas mereka dalam jangka menengah hingga panjang,” ujar Thomas.
Reksadana yang diperdagangkan di bursa (ETF) emas telah menjadi pendorong utama kenaikan harga emas, dengan total kepemilikan emas dalam ETF meningkat pesat. ETF memungkinkan investor individu mengakses emas dengan mudah, sehingga meningkatkan permintaan. Thomas memperkirakan ETF emas global dapat meningkat lebih dari 10% dalam 12 bulan mendatang jika harga emas terus reli.
“Jika harga emas tetap stabil atau naik, kami memperkirakan arus masuk dana ETF akan tetap kuat. Namun jika harga emas terkoreksi tajam, sebagian dana tersebut mungkin keluar kembali,” kata dia.
Permintaan dari Industri untuk AI
Selain itu, penggunaan data industri menunjukkan perusahaan manufaktur kini memanfaatkan data sensor AI dalam skala besar untuk meningkatkan efisiensi dan menekan biaya. “Data tersebut memiliki nilai ekonomi nyata, tidak hanya bagi produsen, tapi juga bagi penyedia teknologi yang mendukungnya,” ungkap Kim Posnett, Kepala Global Investment Banking di Goldman Sachs.
Studi World Gold Council (WGC) Desember 2024 lalu mengungkap pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) bisa mengerek permintaan emas. Sebab permintaan emas dari segmen industri elektronik cukup besar, dan berpeluang terus meningkat seiring perkembangan teknologi AI.
Menurut riset WGC (21/11), permintaan emas dari industri elektronik sempat mencapai puncaknya pada 2010 mencapai 328 ton. Namun kemudian terus menurun hingga 2023 menjadi 249 ton. Namun WGC mencatat, dalam beberapa kuartal terakhir, sektor ini mulai pulih secara moderat.
Untuk diketahui, emas berperan penting dalam perangkat elektronik. Sebab emas merupakan konduktor listrik yang sangat baik, emas tidak mengalami korosi dan sifat fisik dan kimianya memungkinkan emas dimanipulasi menjadi kabel yang sangat tipis dan pelapis yang andal. Sifat-sifat ini menjadikan emas sebagai komponen yang sangat penting dari chip komputer yang ditemukan di hampir semua peralatan elektronik.
Emas merupakan komponen penting dalam pembuatan perangkat yang mendukung AI. Sistem AI sangat bergantung pada perangkat keras canggih, termasuk prosesor, chip memori, dan sensor, yang semuanya menggunakan emas. Perangkat yang mendukung AI, seperti ponsel pintar dan kendaraan otonom, telah mendorong kebutuhan akan komponen elektronik yang sangat efisien dan andal.
Investasi Emas di Bareksa Emas
Untuk diketahui, saat ini negara-negara melalui bank sentralnya sedang ramai-ramai memborong emas guna mengantisipasi risiko ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global. Kamu juga ingin mengoleksi emas batangan? Salah satu cara mudah investasi emas adalah dengan memanfaatkan fitur Bareksa Emas yang tersedia di Bareksa.
Kamu bisa berinvestasi emas dari manapun dan kapanpun. Dalam menyediakan fitur Bareksa Emas, Bareksa bekerja sama dengan Pegadaian, Treasury, dan Indogold. Bareksa Emas sebagai alternatif pilihan investor untuk memiliki emas fisik yang bisa dibeli secara digital atau emas online.
Mitra pengelolaan emas di Bareksa Emas yaitu Treasury berlisensi sebagai pedagang emas digital dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka dan Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan. Sementara Pegadaian dan Indogold juga memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Investasi emas secara online bukan berarti tidak ada wujudnya. Sekarang, setelah membeli emas digital di Bareksa Emas, Smart Investor juga bisa memiliki wujud fisiknya yang diantar langsung ke rumah dengan fitur Cetak Fisik.
Emas batangan yang tersedia di Bareksa Emas adalah emas murni dengan kadar 99,99%. Smart Investor dapat memilih emas Antam ataupun emas UBS untuk Tarik Fisik di Bareksa Emas. Jangan tunda lagi, terus tingkatkan investasi emas kamu dan raih potensi keuntungannya.
(Sigma Kinasih CTA, CFP/Rahmat H/Christian Halim/AM)
***
Ingin investasi emas dan reksadana di Bareksa?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, berkerja sama dengan Mitra Emas berizin.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.200,15 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.180,3 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.150,95 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.033,2 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.