BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Asing Banyak Borong Obligasi Hingga Rp170 Triliun, Apa Faktor Pendorongnya?

22 Desember 2017
Tags:
Asing Banyak Borong Obligasi Hingga Rp170 Triliun, Apa Faktor Pendorongnya?
Obligasi Negara Ritel (ORI) telah diterbitkan sejak 2006. Bisa dibeli masyarakat mulai dengan nilai Rp5 juta (Didesain dari foto Antara)

Yield benchmark kini tercatat 6,41 persen

Bareksa.com - Pasar obligasi kian bergairah, seiring dengan kondisi perekonomian Indonesia yang makin stabil. Investor asing terpantau terus masuk ke pasar obligasi Indonesia hingga Rp170 triliun sepanjang tahun 2017. Investor asing masuk karena melihat keyakinan investor lokal mulai berani membeli obligasi jangka panjang.

Pada pertengahan tahun 2017, Indonesia menerima peningkatan peringkat sebagai negara layak investasi atau investment grade dari lembaga internasional Standard and Poor's (S&P). Berita tersebut menjadi angin segar bagi para pelaku pasar termasuk obligasi Indonesia.

Apalagi kini Fitch Ratings menaikkan peringkat Indonesia dari BBB- menjadi BBB dengan prospek stabil. (Baca juga: Fitch Naikkan Rating Jadi BBB, Investasi di Indonesia Paling Menarik di ASEAN)

Promo Terbaru di Bareksa

Hingga 20 Desember 2017, total kepemilikan asing di efek surat utang (obligasi) tercatat mencapai Rp835,06 triliun, atau telah melonjak Rp170 triliun dari awal tahun yang sebesar Rp665,61 triliun.

Kenaikan ini seiring naiknya Indeks Harga Saham Gabungan yang juga naik 15,7 persen ke level 6.109,48 dari sebelumnya 5.275,97 (Lihat : Tembus Rp257 Triliun, Penggalangan Dana di Pasar Modal Lampaui Estimasi OJK)

Kepemilikan Investor Asing Di Pasar Obligasi

Illustration
Sumber: Bareksa.com

Selain itu sentimen positif juga ditopang oleh membaiknya peringkat surat utang Indonesia oleh Fitch, Moody’s, S&P hingga suku bunga yang turun 50 basis poin (bps) pada Agustus dan September menjadi 4,25 persen hingga saat ini jelang akhir tahun 2017. (Baca : Fitch Naikkan Peringkat Utang, BI : Bukti Kondisi Ekonomi dan Keuangan RI Stabil)

Hal ini juga berdampak pada bullishnya pasar obligasi yang tergambarkan dalam menurunnya yield benchmark yang kini tercatat 6,41 persen dari sebelumnya sebesar 7,94 persen di awal 2017. (Lihat : Berita Hari Ini: Fitch Naikkan Rating Indonesia Jadi BBB, Outlook Stable)

Yield Obligasi 10 Tahun

Illustration
Sumber: Bareksa.com

Investor asing masuk karena melihat keyakinan investor lokal. Peningkataan keyakinan pada investor lokal tercermin dari meningkatnya investasi atas obligasi dari sektor asuransi dan dana pensiun (Dapen). (Baca : Ulasan Lengkap Prospek Pasar Saham Jelang Pilkada 2018 dan Pilpres 2019)

Berdasarkan pantauan Bareksa, hingga Oktober 2017, sektor asuransi telah berinvestasi pada obligasi sebesar Rp353 triliun.

Angka tersebut melonjak 11 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan porsi Rp318,3 triliun.

Tidak berbeda, portofolio investasi Dapen pada Obligasi per November 2017 mencapai Rp52,7 triliun atau naik 7 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp49,2 triliun. (Lihat : Tahun Depan Ada Potensi Dana Asing US$3-4 Miliar Masuk ke Obligasi Negara)

Portofolio investasi sektor asuransi dan Dapen di obligasi

Illustration
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan diolah Bareksa

Derasnya arus dana asing ke pasar obligasi mendorong garis indeks pasar obligasi konvensional (INDOBeX) naik cukup signifikan. Dalam setahun terakhir, indeks obligasi konvensional (INDOBeX), Indonesia Composite Bond Index (ICBI) berhasil mencetak pertumbuhan 15,78 persen menjadi 241,1 (per 20 Desember 2017).

Indonesia Composite Bond Index (ICBI)
Illustration
Sumber : IBPA

Hal yang sama terjadi pada kinerja pasar obligasi syariah atau sukuk. Berdasarkan data IBPA, Indonesia Sukuk Index (ISIXC) berhasil membukukan kenaikan 14,27 persen dalam setahun terakhir. Dengan kenaikan tersebut, ISIXC berada di level 219,9 per 11 November 2017. (Lihat : Ini Kebijakan BI Tahun Depan Untuk Antisipasi Risiko Pemulihan)

Indonesia Sukuk Index (ISIXC)
Illustration
Sumber : IBPA

Adanya kenaikan cukup signifikan pada dua indeks obligasi ini mencerminkan minat investor yang cukup besar terhadap pasar obligasi Indonesia. Karena itu, wajar jika investor asing menempatkan dana mereka pada instrumen ini. (Baca : PT KAI Kaji Sekuritisasi Aset dan Rilis Global Bond Tahun Depan)

Obligasi pemerintah dengan tenor 10 tahun dijadikan acuan (benchmark) mengingat obligasi jenis ini termasuk yang paling ramai dan likuid di pasar. (AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.312,44

Down- 0,08%
Up3,34%
Up0,02%
Up5,46%
Up18,23%
-

Capital Fixed Income Fund

1.768,97

Up0,54%
Up3,38%
Up0,02%
Up6,87%
Up17,31%
Up43,84%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.747,79

Down- 0,93%
Up3,15%
Up0,01%
Up3,84%
Up18,26%
Up46,65%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.034,9

Down- 0,36%
Up1,69%
Up0,01%
Up2,70%
Down- 2,29%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.034,47

Up0,49%
-
Up0,03%
---
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua