BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Penjualan Ritel Agustus Tumbuh 2,2 Persen, Bagaimana Prospek Saham Peritel?

10 Oktober 2017
Tags:
Penjualan Ritel Agustus Tumbuh 2,2 Persen, Bagaimana Prospek Saham Peritel?
Ilustrasi kegiatan di sebuah toko swalayan di Jakarta. Penjualan toko ritel bergantung pada tingkat belanja dan konsumsi masyarakat yang dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi. ANTARA FOTO/Reno Esnir

Pertumbuhan itu masih jauh di bawah rata-rata 12 bulan terakhir yang sebesar 5,58 persen

Bareksa.com - Data pertumbuhan penjualan ritel Indonesia tahunan telah mengalami peningkatan pada Agustus 2017, dibandingkan bulan sebelumnya. Meskipun beguitu, hal ini belum tentu menunjukkan gairah pada belanja konsumen yang bisa mendorong saham-saham emiten ritel.

Penjualan ritel mencatat pertumbuhan 2,2 persen pada Agustus 2017, dibandingkan dengan penurunan 3,3 persen pada bulan sebelumnya. Penjualan tumbuh tinggi terutama ditopang oleh sektor makanan, minuman dan tembakau, pakaian, dan bahan bakar. Adapun penjualan otomotif masih terbilang stagnan dengan pertumbuhan hanya 1 persen dibandingkan 1,8 persen sebelumnya.

Seperti terlihat di dalam grafik, pertumbuhan secara tahunan (year on year) pada Agustus ini terlihat positif bila dibandingkan dengan data bulan sebelumnya yang negatif. Akan tetapi, pertumbuhan tersebut masih terbilang rendah, jauh di bawah rata-rata 12 bulan terakhir yang sebesar 5,58 persen. (Baca : Matahari Putra Prima Umumkan Ganti CEO, Saham MPPA Langsung Meroket 4,2 Persen)

Promo Terbaru di Bareksa

Grafik: Pertumbuhan Penjualan Ritel Year on Year (%)

Illustration

Sumber: Tradingeconomics.com

Kondisi tersebut pun belum mampu mendorong kinerja saham emiten ritel termasuk PT Ramayana Lestari Tbk (RALS), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI).

Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Marlene Tanumihardja, menilai indikator pada segmen ritel saat ini masih belum menunjukkan perbaikan yang berarti. "Dan kami lihat hal tersebut turut memberi dampak negatif terhadap performa saham-saham pada sektor ritel," tulisnya dalam riset yang dibagikan pada nasabah Oktober 2017.

Data fundamental perusahaan juga masih belum menunjukkan perubahan signifikan. Data bulanan dari Ramayana menunjukkan penjualan Agustus 2017 memang naik 26 persen dibandingkan Juli 2017 (month on month). Akan tetapi, kinerja delapan bulan 2017 tercatat relatif flat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. (Baca : Ekspansi Berlanjut, Industri Ritel Nasional Kembali Bergairah?)

Sementara itu, pertumbuhan penjualan di toko yang sama (same store sales growth/SSSG) Ramayana tercatat negatif 0,3 persen. Selain itu, manajemen Matahari Department Store memproyeksikan SSSG negatif atau flat secara tahunan.

"Hal tersebut turut mengukuhkan keyakinan kami bahwa hingga akhir tahun ini kinerja fundamental belum mampu menunjukkan perubahan secara signifikan," tulis riset tersebut.

Emiten-emiten ritel ini juga terlihat masih konservatif dalam membuka gerai baru tahun ini. Menurut riset itu, Ramayana masih fokus membenahi operasionalnya sedangkan Mitra Adiperkasa juga belum berencana menambah brand baru dalam portofolio bisnisnya. (Lihat : Harga Saham LPPF Terus Merosot Hanya Tersisa 52 Persen, Apa Saja Penyebabnya?)

Grafik: Pergerakan Saham Emiten Ritel Year to Date

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Lesunya kinerja perusahaan ritel masih tercermin dalam pergerakan harga saham mereka sejak awal tahun ini. Seperti terlihat dalam grafik, saham LPPF mencatat return negatif 35,54 persen hingga Oktober 2017. Pada saat yang sama, saham RALS turun 19,25 persen dan saham PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) anjlok 55,74 persen. Hanya saham MAPI saja yang melonjak 24,07 persen secara year to date.

Riset Samuel memberikan rekomendasi netral untuk sektor ini. Sejumlah risiko yang dipertimbangkan adalah: perbaikan ekonomi yang berada di bawah ekspektasi, konsistensi regulasi pemerintah, kestabilan politik dan ketatnya kompetisi dari peritel asing yang gencar ekspansi ke pasar Indonesia. (Baca : Ekspansi di Jawa, Kalimantan dan Sulawesi, Watsons Bakal Buka 30 Gerai Pada 2018)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.313,56

Up0,41%
Up3,42%
Up0,02%
Up5,82%
Up18,99%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,19

Up0,60%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,19%
Up17,64%
Up43,00%

STAR Stable Income Fund

1.915,21

Up0,56%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,23%
Up30,98%
Up60,12%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.758,06

Down- 0,06%
Up3,14%
Up0,01%
Up4,70%
Up19,28%
Up48,00%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.039,09

Up0,26%
Up2,10%
Up0,02%
Up3,01%
Down- 1,39%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua