Wujudkan Niat Umrah dengan Menabung Reksadana Syariah Rp40.000 per Hari

Bareksa • 26 Jun 2019

an image
Ilustrasi keuangan syariah, investasi syariah berdasarkan prinsip Islami dalam reksadana, saham, surat berharga negara, sukuk yang digambarkan dengan tumpukan koin dalam kantung dan tasbih

Reksadana syariah sudah mendapatkan fatwa halal dari MUI

Bareksa.com - Bagi umat muslim, umrah adalah berkunjung ke kota Mekkah, Arab Saudi, untuk melaksanakan ibadah dengan ketentuan dan tata cara tertentu. Ibadah ini juga sering disebut sebagai haji kecil, karena mirip dengan pelaksanaan ibadah haji.

Kalau ditanya tentang keinginan pergi umrah, tentu kita yang beragama Islam pasti mengiyakan. Hanya saja, kendala biaya sering jadi alasan.

Sebagai gambaran, menurut situs Travel Al-Qadri Umrah dan Haji, harga paket umrah reguler 9 hari untuk tahun 1441 H sebesar Rp23,5 juta. Angka itu bukan nilai yang sedikit bagi sebagian orang seperti kita.

Terlepas kendala biaya tersebut, kalau kita sudah niat pergi ibadah, tentu ada jalan. Biaya bisa dicari dan dikumpulkan dengan cara yang lebih mudah dan cepat, seperti menabung di reksadana syariah.

Secara umum, reksadana adalah kumpulan dana dari masyarakat pemodal (investor) yang dikelola oleh manajer investasi. Kumpulan dana ini dimasukkan ke dalam berbagai aset investasi seperti saham, obligasi, dan deposito. Reksadana adalah produk investasi resmi yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Sementara itu, reksadana syariah adalah reksadana yang hanya dapat berinvestasi di aset keuangan yang sesuai dengan kaidah dan prinsip syariah. Reksadana syariah sudah mendapatkan fatwa halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Reksadana syariah bisa memberikan keuntungan atau imbal hasil (return). Keuntungan tersebut datang karena pertumbuhan nilai dari aset-aset yang ada di dalam reksadana syariah.

Menabung di reksadana syariah ini berbeda dengan menabung di bank, yang terkena potongan biaya administrasi bulanan dan pajak. Reksadana syariah menawarkan potensi keuntungan yang halal dan lebih tinggi bila dibandingkan dengan menabung di rekening atau deposito bank.

Simulasi Reksadana

Untuk memahami bagaimana keuntungan reksadana ini, kita bisa menggunakan simulasi reksadana Bareksa yang berdasarkan data historikal (masa lalu). Salah satu reksadana syariah jenis pasar uang yang tersedia di marketplace investasi Bareksa adalah Capital Sharia Money Market.

Misalkan kita sudah mulai menabung reksadana sejak 1,5 tahun lalu (Desember 2017) dengan modal awal Rp1 juta. Lalu, setiap hari kita bisa menyisihkan Rp40.000 atau setara Rp1,2 juta per bulan. Lantas, setiap bulan di tanggal 1, kita tambah (top up) reksadana kita sebesar Rp1,2 juta, sehingga saat ini uang pokok yang kita kumpulkan sudah menjadi Rp22,6 juta.

Akan tetapi, kini jumlah uang kita tidak hanya sebesar itu karena ada pertumbuhan nilainya. Saat ini, hasil investasi kita telah mencapai Rp23,76 juta. Artinya ada pertumbuhan Rp1,16 juta atau 5,15 persen dalam periode 1,5 tahun ini (per 25 Juni 2019).

Simulasi lebih jelasnya terlihat dalam grafik berikut ini. Garis hijau menunjukkan dana pokok (modal) dan garis abu-abu menunjukkan hasil investasi.

Sumber: Bareksa.com

Perlu diingat, hasil investasi reksadana syariah tersebut sudah bersih dan tidak dipotong administrasi atau pajak lagi. Berdasarkan simulasi tersebut, kini kita memiliki uang yang cukup untuk membeli paket umrah dan menjalankan niat ibadah kita di Tanah Suci.

Ayo tetapkan hati untuk beribadah dan rencanakan perjalan umrah dengan menabung reksadana di Bareksa.

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.