Berita / SBN / Artikel

Pasar Obligasi Terus Menguat, Begini Prospeknya

Bareksa • 05 Jul 2019

an image
Ilustrasi investasi reksadana saham obligasi surat utang negara yang digambarkan dengan tumpukan uang koin uang receh dengan panah ke atas dan pot berisi tanaman.

Menguatnya harga SUN tersebut tercermin dari empat seri acuan sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya

Bareksa.com - Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia berlanjut menguat pada perdagangan kemarin Kamis (04/07/2019), seiring adanya reli yang relatif berlanjut sejak 31 Mei karena dorongan dari pasar Eropa.

Kemarin, kenaikan harga surat utang negara (SUN) terjadi seiring dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain di dunia. 


Sumber: IBPA

Mengutip data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), menguatnya harga SUN tersebut tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).

Sumber: Investing

Sebagai informasi, pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat inverstor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.

Seri acuan yang paling menguat adalah FR0079 yang bertenor 20 tahun dengan penurunan yield 7,1 basis poin (bps) menjadi 7,8 persen. Besaran 100 bps setara dengan 1 persen.

Adapun seri acuan yang paling diperhatikan pasar yaitu tenor 10 tahun saat ini sudah berada di bawah level psikologis 7,3 persen, tepatnya 7,23 persen. Tenor tersebut lumrah dibandingkan selisihnya dengan obligasi negara lain, khususnya US Treasury milik AS.

Kemudian di sisi lain, Indonesia Composite Bond Index (ICBI) yang merupakan tolok ukur pasar obligasi di Indonesia pada perdagangan kemarin juga mencatatkan kenaikan 0,28 persen. Jika dilihat sejak awal tahun, ICBI bahkan sudah melesat sekitar 8,94 persen.

Salah satu penyebab utama penguatan harga yang hampir beruntun sejak 31 Mei tersebut adalah masuknya arus modal investor asing yang turut membuat angka kepemilikan asing di pasar surat berharga negara (SBN) rupiah hampir menyentuh angka psikologis 40 persen.

Rabu kemarin, hampir seluruh pasar obligasi negara Eropa mengalami penguatan setelah nama Managing Director Dana Moneter International (IMF) Christine Madeleine Odette Lagarde terpilih menjadi Presiden Bank Sentral Eropa (ECB).

Terpilihnya pengacara dan politisi asal Perancis itu menguatkan sentimen pelonggaran moneter di Benua Biru ke depannya.

Kepemilikan Asing di SBN Dekati Rp1.000 triliun

Terkait dengan porsi investor asing di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR) menunjukkan investor asing hampir menggenggam SBN Rp1.000 triliun, atau lebih tepatnya Rp990,43 triliun, atau 39,12 persen dari total beredar Rp2.532,04 triliun per 3 Juli 2019.

Meskipun masih cukup jauh dari rekor persentase tertinggi sepanjang masa yang mencapai 41 persen, tetapi angka kepemilikan sekarang sudah cukup tinggi mengingat hampir mencapai level psikologis 40 persen.

Angka kepemilikan tersebut masih tercatat positif atau bertambah Rp96,95 triliun dibandingkan dengan posisi awal tahun yang sebesar Rp893,48 triliun.

Porsi asing itu juga kembali menembus rekor nominal SUN yang dimiliki investor asing, setelah sebelumnya hampir setiap hari arus dana asing masih tetap masuk ke pasar obligasi rupiah domestik.  

Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?

PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa adalah salah satu mitra distribusi (midis) untuk penjualan surat utang negara ritel yang telah ditunjuk oleh Kementerian Keuangan. Transaksi online di Bareksa mudah dan bisa dilakukan kapan saja.

Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki agar bisa memesan produk Sukuk atau SBN di Bareksa.

Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di Sukuk dan produk SBN lainnya? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP, ini caranya.

Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli Sukuk dan produk SBN lainnya? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.

Perlu dicatat, Sukuk Tabungan terbuka bagi masyarakat Indonesia dari kalangan manapun, tanpa memandang latar belakang keyakinan. Kehadiran Sukuk Tabungan ini tentunya memberikan alternatif untuk menyimpan uang pada instrumen yang menghasilkan potensi imbal yang cukup menarik.

(KA01/AM)