
Bareksa – PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI), emiten penyedia layanan internet yang terafiliasi dengan Hashim Djojohadikusumo, pengusaha yang juga adik Presiden Prabowo Subianto dengan merek Surge ini masih menunjukkan fundamental bisnis yang solid meski laba bersih mengalami penurunan signifikan.
Analis menilai pelemahan laba tersebut bukan disebabkan oleh melemahnya kinerja usaha inti, melainkan dampak dari strategi ekspansi agresif yang tengah dijalankan perusahaan.
Ekspansi jaringan internet rumah dan penguatan infrastruktur digital menjadi fokus utama WIFI untuk mendorong pertumbuhan jangka panjang, meski dalam jangka pendek menekan profitabilitas.
Berdasarkan riset Ciptadana Sekuritas Asia (23/12), pada kuartal III 2025, pendapatan WIFI melonjak menjadi Rp501,4 miliar, naik hampir 156% dibanding tahun lalu. Kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan layanan internet rumah berbasis fiber optik atau fiber to the home (FTTH), yang jumlah pelanggannya terus bertambah.
Namun, pertumbuhan pendapatan ini dibarengi kenaikan biaya operasional yang signifikan, terutama biaya pembangunan jaringan. Akibatnya, margin keuntungan menyempit dan laba bersih turun menjadi Rp32,2 miliar.
Penurunan laba bukan karena penjualan melemah, tetapi karena biaya ekspansi yang besar. WIFI sedang agresif membangun jaringan baru, sehingga biaya operasional dan bunga utang meningkat.
Selain itu, setelah menggabungkan (konsolidasi) bisnis anak usaha baru, muncul porsi laba yang harus dibagi dengan mitra usaha. Ini membuat laba bersih yang tercatat untuk pemegang saham WIFI terlihat lebih kecil, meski arus kas bisnis tetap berjalan.
WIFI juga meluncurkan layanan internet nirkabel 5G bernama Internet Rakyat (IRA), yang langsung menarik hampir 900 ribu pendaftar awal dalam satu bulan.
Analis menilai penurunan laba bersifat sementara, karena WIFI masih berada di fase investasi dan perluasan jaringan. Justru, bisnis internet nirkabel (FWA) berpotensi menjadi mesin pertumbuhan baru, dengan keuntungan langsung masuk ke WIFI tanpa harus dibagi dengan pihak lain.
Dengan ekspansi jaringan yang masif dan pertumbuhan pelanggan yang cepat, prospek jangka menengah–panjang WIFI dinilai tetap menarik. Karena itu, rekomendasi BUY (beli) saham WIFI tetap dipertahankan dengan target harga Rp4.000 per saham.
Bareksa adalah pioneer aplikasi investasi saham yang dirancang untuk membantu investor mengambil keputusan lebih percaya diri. Dilengkapi data market, riset, dan analisis fundamental, kamu bisa memantau saham dan membandingkan kinerja emiten secara praktis. Dalam satu aplikasi, Bareksa juga menyediakan reksa dana, SBN, dan emas untuk strategi investasi yang lebih lengkap.
*Abdul Malik adalah Managing Editor Bareksa dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di jurnalisme pasar modal. Memegang lisensi WPPE, ia fokus pada analisis makro, riset investasi, dan edukasi keuangan, serta merupakan peraih beberapa fellowship internasional.
***
DISCLAIMER
Disclaimer Ciptadana Sekuritas di Sini
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.