BI Rate Turun Lagi Jadi 5%, Saham dan Reksadana Ini Prospektif Cuan

Abdul Malik • 20 Aug 2025

an image
Logo Bank Indonesia di pagar gedung Bank Indonesia, Jakarta (shutterstock)

Penurunan BI Rate bisa jadi sentimen positif saham perbankan yakni BBTN, BMRI, saham properti yakni BSDE dan SMRA, serta saham CPO seperti LSIP

Bareksa.com - Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia 19-20 Agustus 2025 kembali memangkas suku bunga acuan (BI Rate) 25 basis poin (bps) atau 0,25% jadi 5%. Ini merupakan pemangkasan keempat kali tahun ini, sejak Desember 2024 BI Rate di level 6%. Sehingga total pemangkasan BI Rate 1%. 

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyatakan kebijakan ini sejalan dengan rendahnya proyeksi inflasi 2025–2026 (2,5±1%), stabilnya kurs rupiah, serta upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Ke depan, BI masih membuka ruang penurunan suku bunga tambahan jika inflasi tetap rendah, sambil menjaga stabilitas rupiah. Kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran juga diperkuat untuk menurunkan bunga kredit, memperluas likuiditas, serta mendukung digitalisasi transaksi,” kata Perry dalam konferensi pers pengumuman hasil RDG BI secara daring (20/8). 

Beli Saham di Sini

Sumber: BI

Beli Reksadana di Sini

Menurut Tim Analis Bareksa, penurunan BI Rate bisa jadi sentimen positif bagi instrumen investasi saham dan reksadana berbasis saham. Beberapa saham yang bisa dicermati investor yang sensitif suku bunga seperti saham perbankan dan properti di antaranya PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA). 

Penurunan bunga acuan juga mendorong penurunan bunga kredit, sehingga korporasi bisa melakukan ekspansi karena pembiyaan lebih murah. Karena itu, Tim Analis Bareksa juga merekomendasikan emiten produsen minyak sawit mentah (CPO), PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP). Sebab, suku bunga turun bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan permintaan terhadap komoditas, sehingga harga jual bisa meningkat. 

Tabel: Saham-saham Pilihan Tim Analis Bareksa

Kode Saham
Last Price (Rp)
PE (x)
PBV (x)
Target Price (Rp)
Potential Upside

BBTN

1.320

5,1

0,5

1.500

13,63%

BMRI

4.950

8,7

1,8

6.200

25,25%

BSDE

990

8,3

0,5

1.200

21,21%

SMRA

468

8,4

0,7

600

28,20%

LSIP

1.465

7

0,8

1.700

16,04%

Sumber: Tim Analis Bareksa, last price per 20/8/2025

Beli Saham BBTN di Sini

Beli Saham BMRI di Sini

Beli Saham BSDE di Sini

Beli Saham SMRA di Sini

Beli Saham LSIP di Sini

Tim Analis Bareksa menilai dalam 2  bulan terakhir, indeks saham finance, LQ45 & IDX30 masih underperformed terhadap kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Karena itu, pemangkasan BI Rate bisa jadi sentimen positif bagi kinerja indeks saham tersebut, sehingga berpotensi rebound dan mengejar kertinggalan dari kinerja IHSG. 

Grafik: Pergerakan IHSG, LQ45, IDX30 & Indeks Finance

Sumber: investing.com, dikutip 20/8/2025

Selain penurunan BI Rate, dari faktor eksternal, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve juga diprediksi memangkas suku bunga acuan (Fed Funds Rate) dalam rapat FOMC 17 September 2025. Per Rabu (20/8), pasar meyakini probabilitas Fed Rate dipangkas 0,25% jadi 4-4,25% pada rapat 17 September mencapai 82,9%. Pasar yakin The Fed berpeluang menurunkan bunga acuan secara agresif jelang akhir tahun ini, hingga tahun depan. 

Kombinasi dua sentimen ini telah mengerek pasar obligasi Tanah Air. Imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) acuan RI tenor 10 tahun tercatat semakin menurun di kisaran 6,3%, dari sebelumnya 7,2% pada Maret. Ini menandakan SBN RI sedang diborong investor, sehingga harganya naik dan yield turun.  

Beli Saham di Sini

Daftar Reksadana Pendapatan Tetap Unggulan

Menurut Tim Analis Bareksa, tren penurunan bunga acuan ini bisa mengerek prospek kinerja reksadana berbasis obligasi dan saham. Berikut kinerja sejumlah produk reksadana pendapatan tetap unggulan di Bareksa. 

Tabel: Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Unggulan di Bareksa

Reksadana
Return 1 Tahun

KISI Fixed Income Fund Plus

9,49%

Syailendra Sharia Fixed Income Fund

9,04%

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

9,14%

Avrist Emerald Stable Fund

9,08%

Sumber: Bareksa, kinerja per 19/8/2025

Beli Kisi Fixed Income Fund Plus di Sini

Beli Trimegah Dana Tetap Syariah di Sini

Beli Syailendra Fixed Income di Sini

Penurunan suku bunga dan penguatan pasar obligasi bisa mengerek kinerja reksadana pendapatan tetap. Tercatat sejumlah reksadana pendapatan tetap unggulan di Bareksa berhasil mencatatkan cuan di atas 9% setahun terakhir (per 15/8/2025). 

Tim Analis Bareksa menyarankan reksadana pendapatan tetap bisa dipertimbangkan jadi produk investasi utama (core), guna menjaga stabilitas portofolio jangka menengah, bagi investor konservatif hingga agresif. 

Daftar Reksadana Saham Unggulan

Penurunan suku bunga juga jadi bisa katalis positif saham-saham sensitif suku bunga secara jangka pendek, dan bisa mendorong kinerja emiten secara keseluruhan dalam jangka panjang. Sehingga bisa mendongkrak kinerja reksadana dengan portofolio di saham-saham tersebut. 

Karena itu, Tim Analis Bareksa menilai ini bisa jadi momentum untuk mengakumulasi reksadana saham dan indeks saham. Reksadana saham dan indeks saham unggulan di Bareksa berhasil mencatatkan imbal hasil hingga 13,46% dalam 6 bulan terakhir (per 19/8/2025). Selengkapnya dalam tabel berikut: 

Tabel: Kinerja  Reksadana Saham dan Indeks Saham Unggulan di Bareksa

Reksadana
Return 6 Bulan

Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A

8,65%

Avrist IDX30

8,89%

Bahana Primavera Plus

13,46%

UOBAM Index Bisnis-27

10,81%

TRIM Kapital Plus

7,68%

Sumber: Tim Analis Bareksa, kinerja per 19/8/2025

Meski begitu, Tim Analis Bareksa mengingatkan agar investor selalu berinvestasi di instrumen yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangannya. 

Beli Syailendra MSCI Indonesia Value Index di Sini

Beli Avrist IDX30 di Sini

Beli Trim Kapital Plus di Sini

Investasi Saham di Bareksa

Super app investasi, Bareksa telah meluncurkan fitur Bareksa Saham bekerja sama dengan PT Ciptadana Sekuritas Asia pada Kamis (9/11/2023), di Jakarta. Fitur investasi saham ini melengkapi pilihan produk investasi di Bareksa sebelumnya, yakni reksadana, Surat Berhaga Negara hingga emas. Peluncuran fitur saham seiring target Bareksa mewujudkan misi menjadi satu aplikasi untuk semua investasi.

Dengan begitu, nasabah atau investor Bareksa bisa berinvestasi di beragam instrumen investasi dalam satu genggaman tangan di layar ponsel melalui aplikasi Bareksa. Pengguna bisa berinvestasi sesuai kebutuhan dan profil risikonya guna mencapai target keuangan atau kemerdekaan finansialnya.

Beli Saham di Sini

(Sigma Kinasih CTA, CFP/Christian Halim/Hanum K.D/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store​
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​​​​​​​​

Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.