Ini 10 Reksadana Juara Cuan Saat Pasar Dibayangi Sentimen Demo Kenaikan Harga BBM

Hanum Kusuma Dewi • 07 Sep 2022

an image
Ilustrasi antrian kendaraan bermotor di salah satu stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi ternyata tidak terlalu berpengaruh ke pasar saham dan mendongkrak reksadana berbasis saham. (Shutterstock)

Indeks reksadana saham dan indeks reksadana saham syariah kompak mencatatkan kenaikan

Bareksa.com - Pasar saham Tanah Air hampir tidak berubah alias berakhir flat pada perdagangan Selasa (6/9/2022).Kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat naik cukup signifikan 0,77 persen ke level 7.287,7, sebelum akhirnya harus terpangkas dengan hanya menyisakan penguatan 0,01 persen dengan berakhir di level 7.233,16

Aktivitas perdagangan tergolong cukup ramai dengan nilai transaksi mencapai Rp15,48 triliun, di mana investor asing tercatat menorehkan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp501,15 miliar di pasar reguler.

Penguatan IHSG terjadi di tengah bayang-bayang sentimen negatif baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Apalagi, sejak pagi kemarin ribuan massa aksi tiba di gedung DPR melakukan demo tolak kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi (BBM).

Tetapi sentimen negatif ini masih tertutupi pasca harga batu bara mencatatkan rekor baru pada perdagangan Senin (5/9/2022), di mana harga batu bara kontrak Oktober di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 463,75 per ton. Harganya terbang 5,18 persen dibandingkan perdagangan terakhir pada Jumat pekan lalu

Ini menjadi yang tertinggi dalam sejarah. Harga tersebut sekaligus melewati rekor sebelumnya, yakni US$ 446 per ton yang tercatat pada 2 Maret 2022 atau hanya beberapa hari setelah perang Rusia-Ukraina meletus.

Sementara saat ini pasar tengah mengantisipasi kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) yang masih akan hawkish. Pernyataan bos The Fed Jerome Powell telah memberi sinyal akan menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan September ini.

Pasar masih memperkirakan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) untuk mengembalikan inflasi ke kisaran target 2 persen, meskipun harus berdampak negatif untuk rumah tangga dan pelaku bisnis.o

Dari dalam negeri, sentimen masih terkait kenaikan BBM bersubsidi. Pada Sabtu (3/9/2022), pemerintah akhirnya mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite menjadi Rp 10.000 per liter, solar subsidi menjadi Rp 6.800 per liter dan Pertamax non subsidi menjadi Rp 14.500 per liter.

Reksadana Saham Dominasi Return Harian

Kondisi pasar saham Indonesia yang hanya naik sangat tipis pada perdagangan kemarin, ternyata secara umum masih mampu mendorong kinerja reksadana berbasis saham.

Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham dan indeks reksadana saham syariah kompak mencatatkan kenaikan masing-masing sebesar 0,20 dan 0,34 persen.

Sumber : Bareksa

Kemudian secara lebih rinci, produk reksadana saham memang terlihat mendominasi kinerja positif dengan return harian tertinggi pada perdagangan kemarin.

Sumber : Bareksa

Berdasarkan top 10 return tertinggi pada perdagangan kemarin, 6 di antaranya ditempati oleh reksadana jenis saham, kemudian 4 lainnya ditempati oleh reksadana campuran yang notabene memiliki alokasi juga pada aset saham.

Sepuluh reksadana tersebut yakni Semesta Dana Saham, BNP Paribas Solaris, Semesta Dana Maxima, Pratama Syariah, Trimegah Balanced Absolute Strategy, STAR Balanced II, KISI Equity Fund, TRIM Kombinasi 2, Manulife Saham SMC Plus dan Prospera Saham SMC

Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Reksadana saham adalah reksadana yang mayoritas aset dalam portofolionya adalah instrumen aset saham atau efek ekuitas. Reksadana jenis ini berisiko berfluktuasi dalam jangka pendek tetapi berpotensi tumbuh dalam jangka panjang.

Maka dari itu, reksadana saham yang agresif disarankan untuk investor dengan profil risiko tinggi dan untuk investasi jangka panjang (>5 tahun). Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.

(KA01/Arief Budiman/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.