Bareksa.com - Perdagangan pasar modal Indonesia November 2021 telah resmi berakhir pada Selasa (30/11/2021), yang tampaknya kurang mengesankan bagi bursa saham Tanah Air.
Sebagai informasi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai indeks acuan pasar saham domestik harus rela terkoreksi 0,87 persen sepanjang bulan lalu dengan berakhir di level 6.533,93.
Padahal bulan lalu IHSG sempat berhasil di tutup level tertinggi sepanjang masa (all time high) di level 6.720,26 pada 19 November 2021. Namun sayangnya menjelang akhir bulan, IHSG beberapa kali mengalami penurunan cukup dalam akibat kekhawatiran penyebaran virus Covid-19 varian Omicron.
Selain itu, investor asing tampak cenderung melepas aset berisiko Tanah Air pada bulan lalu. Mengutip data RTI, sepanjang November 2021 investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp315,86 miliar di pasar reguler.
Secara sektoral, IDXPROPERT (sektor properti & real estat) menjadi pemberat dengan penurunan terdalam mencapai -5,73 persen, disusul IDXTECHNO (sektor teknologi) dengan -5,66 persen, dan IDXINDUST (sektor perindustrian) dengan -4,83 persen.
Baca juga : Bareksa Raih Pendanaan Seri C dari Grab, Kukuhkan Sinergi Grab - Bareksa - OVO
Kinerja IHSG yang mengalami koreksi pada bulan lalu, secara umum turut membuat kinerja berbagai jenis reksadana bervariatif, di mana yang berisiko tinggi cenderung mengalami pelemahan.
Sumber: Bareksa
Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham menorehkan kinerja terburuk dengan minus 1,18 persen, disusul indeks reksadana campuran yang juga memiliki penempatan pada saham mengalami koreksi 0,5 persen.
Adapun di peringkat dua teratas dihuni oleh indeks reksadana pendapatan tetap dan indeks reksadana pasar uang yang tumbuh positif masing-masing 0,31 dan 0,21 persen.
Sementara itu jika dilihat lebih rinci, top 10 produk reksadana di Bareksa dengan imbal hasil (return) tertinggi sepanjang November 2021 juga terlihat bervariatif.
Sumber: Bareksa
Produk reksadana jenis campuran memimpin dengan 6 produk, disusul reksadana jenis saham dan reksadana jenis pendapatan tetap masing-masing 2 produk.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/Arief Budiman/AM)
Baca juga : Investasi Reksadana di Bareksa dapat OVO Poin dan Voucher GrabFood
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.