Simpan Dana Khusus di Reksa Dana, Jadi Penyelamat Kantong Bolong Usai Lebaran

Bareksa • 22 Jun 2017

an image
Stock Photo - Man with no money. Businessman holding empty wallet, Stock Photo - Man with no money. Businessman holding empty wallet

Pengeluaran saat Lebaran untuk mudik, berbelanja hingga uang angpao kadang lebih besar dari perkiraan

Bareksa.com - Idul Fitri adalah hari raya di mana umat muslim kembali bersih. Namun, Idul Fitri juga seringkali membuat isi dompet kita ikut jadi "bersih bin ludes". Pengeluaran mudik, membeli baju dan makanan, serta menyisipkan angpao untuk para keponakan cukup menguras kantong. Uang tunjangan hari raya (THR) pun tidak mencukupi, alias harus nombok.

Nah, untuk menghindari situasi seperti itu, Tejasari Assad, financial planner dari Tatadana Consulting, Tejasari Assad, punya beberapa nasehat pengelolaan keuangan.

Menurut prinsip perencanaan keuangan, kita perlu menyisihkan 10 persen penghasilan kita untuk ditabung dan diinvestasikan. Misalnya saja, kita sisihkan 5 persen dari penghasilan untuk ditabungkan dan 5 persen lainnya untuk diinvestasikan. Jadi, apabila kita memiliki penghasilan sebesar Rp 4 juta per bulan, maka kita perlu mengalokasikan Rp 200 ribu untuk ditabung dan Rp 200 ribu lainnya untuk diinvestasikan.

Saat ini, kegiatan menabung dan berinvestasi dapat dilakukan sekaligus dengan menggunakan instrumen reksa dana. Menyimpan uang di reksa dana hampir sama seperti halnya menyimpan uang di bank, dapat ditarik kapan saja--meskipun diperlukan waktu antara 2-7 hari sejak perintah penjualan reksa dana kemudian dana masuk ke rekening nasabah. 

Modal awal untuk menabung dan berinvestasi pada reksa dana ini relatif sangat terjangkau karena bisa dimulai dari Rp 100 ribu saja. Lain halnya apabila menyimpan uang pada deposito yang minimal dananya dibutuhkan hingga jutaan rupiah. 

Untuk menyimpan uang dengan tujuan jangka pendek seperti keperluan Lebaran ini, Tejasari menganjurkan agar memilih reksa dana pasar uang atau pendapatan tetap yang menghasilkan keuntungan (return), jauh lebih besar dibandingkan bunga deposito ataupun tabungan bank biasa.  

Dalam melihat seberapa besar keuntungan menabung pada reksa dana pendapatan tetap, mari kita ilustrasikan dengan menggunakan Simulator Reksa Dana Bareksa, berdasarkan data historikal Nilai Aktiva Bersih per Unit (NAB/Unit) reksa dana. 

Misalnya, apabila kita bisa menyisihkan uang Rp 200 ribu per bulan untuk menabung pada reksa dana jenis pendapatan tetap Syailendra Fixed Income Fund, khusus sebagai dana keperluan lebaran selama satu tahun, maka uang tersbut bisa tumbuh 5,81 persen dari total investasi semula. Di mana total dana yang terkumpul awal sebesar Rp 2,4 juta, kini bertumbuh menjadi Rp 2,54 juta. 

Grafik: Hasil Simulasi Menabung di Reksa Dana

Sumber: Bareksa.com 

Sebagai Informasi, produk Syailendra Fixed Income Fund ini merupakan salah satu reksa dana pendapatan tetap yang diperdagangkan di Marketplace Reksa Dana Bareksa dengan memiliki kinerja yang terbaik. Untuk melihat produk reksa dana terbaik lainnya, dapat klik tautan berikut

Hasil itu jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan bunga tabungan bank yang diasumsikan cuma 1 persen per tahun. Uang tadi hanya tumbuh menjadi Rp 2,41 juta saja. Dan jangan sedih, hasil itu pun juga masih harus dipotong dengan biaya pajak bunga dan administrasi bank setiap bulannya. Jadi, salah-salah uang yang dengan susah-payah kita kumpulkan dan lalu disimpan di tabungan bank itu ujungnya malah bisa tergerus. Apalagi, saat ini bunga tabungan bank terus merosot, dan cuma berada di kisaran 0,7 persen saja per tahun. 

Jadi, menabunglah di reksa dana untuk persiapan Lebaran tahun depan, supaya kantong Anda tidak lagi bolong.              

**

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana..