
Bareksa – Harga emas global kembali menguat ke level US$4.050,24 per ons pada Rabu (8/10), seiring meningkatnya minat investor terhadap safe-haven asset di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global. Menurut riset Treasury (9/10), ketegangan di Timur Tengah dan Ukraina, serta gejolak politik di Prancis dan Jepang, juga mendorong permintaan emas sebagai aset lindung nilai.
Selain faktor geopolitik, pasar juga merespons ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve setelah risalah FOMC menunjukkan sinyal dovish, meski beberapa pejabat masih khawatir terhadap risiko inflasi tinggi. Kondisi ini memperkuat prospek bahwa kebijakan moneter longgar akan menjaga momentum reli emas yang telah melonjak lebih dari 46% sejak awal tahun.
Analis menilai penguatan harga emas yang signifikan sepanjang tahun ini masih berpotensi berlanjut, didorong prospek penurunan suku bunga global dan kenaikan permintaan bank sentral dunia, sebagaimana proyeksi Goldman Sachs yang menaikkan target harga emas Desember 2026 menjadi US$4.900 per ons dari sebelumnya US$4.300.
Analis Treasury merekomendasikan strong buy emas untuk semua profil risiko investor baik konservatif, moderat dan agresif.
Mengutip data Investing, harga emas spot global hari ini melemah 0,3% jadi US$4.029 per ons pada pukul 10.30 WIB (9/10), setelah hari sebelumnya harga penutupan US$4.043 per ons. Harga emas telah naik 20% dalam 2 bulan terakhir dan meroket 50% sejak awal tahun (YTD), Momentum penurunan jangka pendek dinilai justru sebagai peluang untuk beli.
Sumber: Investing
Adapun harga emas dalam negeri ini, mengutip fitur Bareksa Emas, harga emas fisik digital Treasury Rp2.197.742 per gram (harga diskon dari seharusnya Rp2.208.785), emas Pegadaian Rp2.237.000 per gram dan emas Indogold Rp2.225.508 per gram. Adapun harga emas batangan Antam Rp2.303.000 per gram.
Sumber: Fitur Bareksa Emas (9/10/2025)
(Rahmat H/AM)
***
DISCLAIMER
Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, berkerja sama dengan Mitra Emas berizin.