8 Alasan Mengapa Generasi Milenial Harus Investasi

Hanum Kusuma Dewi • 27 May 2021

an image
Ilustrasi investor perempuan generasi milenial yang berhasil meraih keuntungan dari investasinya di pasar modal, di antaranya investasi di reksadana dan SBN Ritel. (Shutterstock)

Mumpung masih muda kumpulkan uang pensiun sebanyak–banyaknya agar tidak merepotkan keluarga nanti

Bareksa.com - Generasi milenial (kelahiran 1980-1995) pada saat ini tentu akan menjadi generasi tua seiring terus bertambahnya usia. Para milenial pasti masih ingin merasakan gaya hidup muda di kala masa tua nanti, kan?

Selain menabung, berinvestasi merupakan cara untuk mengamankan kondisi keuangan di masa depan. Ada beragam instrumen investasi yang dapat dipilih termasuk oleh investor milenial misalnya obligasi negara, reksadana, emas, hingga properti.

Apapun instrumen investasi yang dipilih, ada baiknya disesuaikan dengan profil risiko. Nah, berikut delapan hal yang mestinya bisa mendorong investor milenial untuk berinvestasi menurut Rizqi Syam, perencana keuangan Finansialku seperti dilansir Tempo, yakni:

Pertama, mengatasi inflasi. Inflasi merupakan hal yang terus terjadi dan tidak dapat dihindari. Kita mungkin belum menyadari tetapi nilai uang yang dimiliki sekarang akan berbeda atau bahkan turun di masa depan.

Misalnya, zaman dulu dengan seratus rupiah kita bisa mendapatkan semangkuk bakso. Kini, seratus rupiah bahkan tidak bisa untuk membeli sebutir permen. Dengan investasi, nilai harta akan sejalan dengan naiknya inflasi.

Kedua, menambah sumber penghasilan. Investasi tidak seperti menabung yang hanya membiarkan uang mengendap di bank. Berinvestasi artinya nilai uang yang dimiliki akan bertambah karena adanya perputaran uang atau pertumbuhan nilai. 

Misalnya dalam investasi di Surat Berharga Negara (SBN), uang yang diinvestasikan akan menjadi modal negara untuk pembangunan. Jika negara makin maju, kita sebagai investor juga akan mendapatkan untung sesuai dengan kesepakatan pembagian keuntungan atau kupon yang ditetapkan.

Ketiga, mewujudkan tujuan keuangan. Kala memiliki tujuan keuangan tertentu, tentu kita perlu memiliki instrumen untuk mencapainya kan?

Investasi menjadi instrumen atau kendaraan yang akan mengantar ke tujuan keuangan. Seperti sudah dibahas sebelumnya, investasi adalah penghasilan tambahan yang juga akan mengikuti inflasi. Karena itu, kita dapat menghitung dan memperkirakan berapa uang yang akan didapatkan untuk mencapai tujuan di masa depan.

Keempat, menjadikan uang produktif. Biarkan uang bekerja untuk kita. Saat masih muda, kita pasti berfokus pada pengembangan diri, karir, dan kehidupan sosial. Dengan berinvestasi yang produktif bukan hanya diri kita tetapi juga uang.

Dalam kata lain, kita dapat melakukan kegiatan yang disuka dengan maksimal tanpa pusing kondisi keuangan.

Kelima, memperkecil risiko terlilit utang. Alasan ini akan terlaksana jika kita benar–benar disiplin dalam mengatur keuangan. Berinvestasi mengharuskan kita menyisihkan sebagian pendapatan. Tentu hal ini akan menumbuhkan perilaku berhemat. Kebiasaan berhemat akan menjadikan kita selalu merasa aman dan cukup.

Jadi, kita tidak akan kekurangan atau bahkan sampai berutang. Di sisi lain, dengan berinvestasi kita selalu punya dana cadangan yang dapat digunakan saat dibutuhkan.

Keenam, persiapan dana pensiun. Sebagian besar anak muda mungkin belum memikirkan tentang dana pensiun, karena menganggap masa pensiun masih sangat lama. Padahal untuk mengumpulkan dana pensiun diperlukan waktu yang panjang.

Selain itu, kita juga pasti tidak mau bekerja selamanya. Membayangkan di masa tua masih harus mencari uang demi menyambung hidup saja rasanya sudah mengerikan. Makanya, mumpung masih muda kumpulkan uang pensiun sebanyak–banyaknya agar ketika memasuki usia senja bisa hidup dengan nyaman tanpa merepotkan anak cucu.

Ketujuh, bersifat jangka panjang. Apakah Anda pernah melihat orang frustasi akibat investasi yang tidak menguntungkan padahal belum lama? Hal tersebut bisa jadi bukan karena salah investasinya tetapi salah dalam pola pikir. Investasi bersifat jangka panjang sehingga hasilnya tidak dapat dilihat langsung keesokan hari.

Untuk mencapai hasil yang memuaskan diperlukan waktu dan proses. Idealnya, orang yang masih berusia muda seharusnya dapat menikmati proses itu sebagai bagian dari perjalanan. Tetapi, perlu diketahui pula, berbeda jenis investasi maka berbeda pula jangka waktunya. Ada memang investasi untuk jangka pendek seperti reksadana pasar uang, tetapi itupun memerlukan waktu minimal satu tahun untuk melihat hasilnya.

Kedelapan, mempersiapkan kehidupan berumah tangga. Meskipun belum ada rencana untuk menikah di usia muda, investasi akan membantu membangun keluarga di masa depan. Terlebih, ketika menikah semua kebutuhan akan bertambah, terutama jika sudah memiliki anak.

Makanya, agar lebih matang, persiapkan keuangan sebelum berumah tangga. Investasi sejak sebelum menikah akan meminimalisasi kekhawatiran tentang biaya–biaya, seperti dana pendidikan, biaya hidup, beli rumah, dan sebagainya.

(Martina Priyanti/hm)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS 

DISCLAIMER​
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.