Bareksa Insight : Kinerja Emiten Membaik Topang IHSG Rekor Beruntun, Reksadana Ini Mencorong

Abdul Malik • 06 Apr 2022

an image
Ilustrasi musim pembagian dividen dan membaiknya kinerja emiten menopang IHSG terus mencatatkan rekor tertinggi, sehingga menopang kinerja reksadana saham dan reksadana indeks. (Shutterstock)

Musim pembagian dividen di awal kuartal II 2022 juga turut menopang kenaikan pasar saham

Bareksa.com - Analisis Bareksa memandang, perbaikan kinerja keuangan mayoritas perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2021, serta musim pembagian dividen di awal kuartal II 2022 jadi penopang kenaikan pasar saham terus mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high). 

Pada perdagangan kemarin (5/4/2022), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 0,45 persen ke level 7.148, yang merupakan rekor tertinggi baru. Tercatat indeks saham mencatatkan rekor tertinggi dalam 3 hari terakhir secara beruntun. Penguatan pasar saham turut mendorong kenaikan kinerja mayoritas reksadana saham dan reksadana indeks.

Sementara itu, investor global menanti hasil pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve / The Fed) per Maret 2022 yang akan dirilis malam ini WIB. Salah satu anggota The Fed mengatakan siap untuk mengurangi porsi utang bank sentral guna menopang kenaikan tingkat suku bunga dan menekan inflasi di Negara Paman Sam. 

Meski begitu, pasar obligasi domestik menguat karena ditopang data ekonomi Indonesia yang dianggap masih stabil, sehingga mendorong penguatan kinerja reksadana pendapatan tetap.

Berdasarkan data id.investing.com (diakses 05/04/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat turun ke level 6,7 persen pada 05 April 2022.

Baca : Bareksa Raih Pendanaan Seri C dari Grab, Kukuhkan Sinergi Grab - Bareksa - OVO

Apa yang bisa dilakukan Investor?

Analisis Bareksa memperkirakan hari ini IHSG akan bergerak terbatas setelah mencatatkan rekor tertinggi dalam 3 hari beruntun. Kondisi itu membuat IHSG rawan terhadap aksi ambil untung oleh investor. 

Meski begitu, investor dengan profil risiko agresif dapat mencermati reksadana berbasis saham kapitalisasi besar (big caps) dan berbasis saham yang memiliki historis pembagian dividen yield cukup besar.

Sementara itu, kinerja reksadana pendapatan tetap diprediksi akan mengalami fluktuasi hingga beberapa hari ke depan, seiring sentimen potensi resesi di AS serta tingginya imbal hasil (yield) acuan Obligasi Pemerintah AS.

Baca : Kerahkan Sinergi Ekosistem, Grab-OVO Ikut Mendukung Perluasan Distribusi SBN Melalui Bareksa

Beberapa produk reksadana indeks, reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap berkinerja mencorong yang bisa dipertimbangkan investor dengan profil risiko agresif dan moderat adalah sebagai berikut : 

Imbal Hasil 3 Bulan (per 5 April 2022)

Reksadana Indeks

Principal Index IDX30 Kelas O : 11,29 persen
Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A : 9,22 persen

Reksadana Saham

Manulife Saham Andalan : 6,17 persen
TRIM Syariah Saham : 5,34 persen

Imbal Hasil 3 Tahun (per 5 April 2022)

Reksadana Pendapatan Tetap

Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A : 24,63 persen
BNP Paribas Prima II Kelas RK1 : 21,35 persen

Baca : Kolaborasi PT Pegadaian - Bareksa, Hadirkan Tabungan Emas Online untuk Investasi Terintegrasi

Investasi Sekarang

(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.