BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Kresna Bawa Tiga Perusahaan Digital IPO Tahun Ini Senilai Rp900 Miliar

27 Februari 2018
Tags:
Kresna Bawa Tiga Perusahaan Digital IPO Tahun Ini Senilai Rp900 Miliar
Pelajar beraktivitas di dekat papan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (6/2). IHSG ditutup melemah 111,13 poin atau turun 1,69 persen ke level 6.478,54. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Ketiga perusahaan tersebut merupakan anak usaha dari Kresna

Bareksa.com – PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) menyiapkan tiga perusahaan digital afiliasinya untuk melangsungkan penawaran umum perdana (initial public offering/ IPO) saham tahun ini. Total nilai emisi ketiga perusahaan tersebut diperkirakan mecapai Rp900 miliar.

Managing Director Kresna Graha Investama, Jahja Suyandy menuturkan, tiga perusahaan tersebut merupakan anak usaha Kresna dan sister company PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS). Seluruhnya adalah perusahaan digital.

“Tiga perusahaan itu ada hubungannya dengan Kresna. Salah satunya adalah PT Match Move Indonesia,” ujarnya di Jakarta, Selasa, 27 Februari 2018.

Promo Terbaru di Bareksa

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa dua perusahaan lagi belum bisa dia sebutkan nama perusahaannya karena sedang dalam proses audit. Kresna akan melangsungkan IPO saham tiga perusahaan tersebut pada kuartal III dan IV tahun ini.

Jahja memperkirakan, nilai emisi masing-masing perusahaan diperkirakan kurang lebih sekitar Rp300 miliar dengan emisi saham sebesar 25 persen dari modal disetor. Jumlah tersebut kurang lebih sama dengan nilai emisi saat M Cash melangsungkan IPO saham pada kuartal IV tahun lalu.

“Ada satu perusahaan sedang diaudit. Kita berharap bisa launching sebelum lebaran,” tutur dia.

Menurut Jahja, perkembangan perusahaan digital di pasar modal Indonesia masih dimulai dari bawah. Kondisi tersebut membuat permintaan investor terhadap perusahaan digital cukup tinggi. Hal itu terlihat saat M Cash melangsungkan IPO saham tahun lalu, saham M Cash mengalami kelebihan permmintaan (oversubscribed) hingga 11 kali.

Dia menilai bisnis digital merupakan bisnis yang menjanjikan di masa mendatang. Grup Kresna percaya bahwa apabila perusahaan ingin sehat maka perusahaan tersebut harus tercatat bursa saham.

Aksi go public dinilai akan bagus bagi perseroan juga bagi publik karena ikut mengikuti pertumbuhan perusahaan. Permintaan investor terhadap saham perusahaan digital juga baik, hal itu terbukti dengan meningkanya harga saham M Cash sejak IPO tahun lalu.

“M Cash saja harganya sudah double sejak IPO,” katanya.

Dengan tiga perusahaan digital go public, maka investor yang ingin memiliki saham perusahaan digital memiliki lebihi banyak opsi. Saat ini pilihan perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia masih sangat terbatas.

Grup Kresna ingin menjadi pionir yang membawa perusahaan-perusahaan digital go public. Dia mengatakan bahwa perkembangan perusahaan digital itu sangat cepat.

Meskipun masih dalam persiapan IPO saham, dia mengklaim investor-investor institusi asing dari Amerika Serikat dan Eropa sudah menyatakan minatnya menjadi investor strategis.

Pekan lalu, tuturnya, sudah ada perusahaan investasi cukup besar dari AS dan Eropa yang datang ke perseroan. Saat ini perseroan masih mencari perusahaan investasi yang bisa memberikan added value bagi perusahaan digital yang akan IPO saham.

Nantinya, investor asing akan masuk ke perusahaan digital Grup Kresna melalui IPO saham. Sebagai anchor investor, perusahaani investasi asing tersebut akan mendapatkan porsi kepemilikan saham yang cukup besar.

Valuasi Perusahaan Digital

Pada dasarnya, mevaluasi perusahaan digital berbeda dengan perusahaan konvesional lainnya. Perusahaan digital masih memiliki pertumbuhan yang tinggi sekali, sehingga tidak bisa dinilai dengan metode matrix konvensional.

Kedua, inovasi merupakan disruptive. Disruptive bersifat mengganggu bisnis yang sudah lama ada tidak bisa seperti yang orang lain lihat, tetapi harus dapat dipastikan seberapa cepat perusahaan digital dapat tumbuh.

Jahja menuturkan, dalam mengembangkan perusahaan digital, Kresna tidak percaya dengan metode burning cash agar memperoleh tingkat pertumbuhan yang tinggi. Dia menilai bahwa perusahaan digital yang sehat adalah yang mampu menghasilkan pendapatan yang kuat dan jika bisa mencatatkan laba.

“Kita tidak percaya model bisnis yang memberikan diskon besar agar berkembang cepat,” jelas Jahja.

Dia percaya model bisnis seperti itu tidak akan berkelanjutan. Hal itu terjadi karena orang membeli karena diskon, saat barang diskon tidak ada maka masyarkat tidak membeli.

Oleh sebab itu, model bisnis pengembangan perusahaan digital di Grup Kresna adalah dengan membangun infrastruktur sebanyak-banyaknya dan secepatnya. Dengan model bisnis seperti itu maka perusahaan digital juga dapat memberikan manfaat kepada partner yang bekerja sama. (hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Capital Fixed Income Fund

1.773,76

Up0,54%
Up3,36%
Up0,03%
Up6,73%
Up17,30%
Up44,83%

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.325,17

Up0,88%
Up4,09%
Up0,03%
Up5,78%
Up18,69%
-

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.752,53

Down- 0,32%
Up2,73%
Up0,01%
Up3,85%
Up18,24%
Up46,77%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.046,42

Up0,71%
Up2,82%
Up0,02%
Up3,06%
Down- 1,49%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.037,25

Up0,52%
Up3,63%
Up0,03%
---
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua