BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Bagaimana Potensi Saham MYRX Pasca Private Placement?

24 November 2017
Tags:
Bagaimana Potensi Saham MYRX Pasca Private Placement?
Petugas beraktivitas di sekitar monitor yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (18/6). IHSG ditutup melemah 0,25 point atau 0,01 persen menjadi 4.945,49 pada perdagangan bursa saham awal ramadan. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Sebelumnya MYRX pernah melaksanakan private placement pada tahun 2015

Bareksa.com – PT Hanson International Tbk (MYRX) segera mendapat dana segar hingga Rp1,01 triliun dari pemegang saham pengendalinya, yakni Benny Tjokrosaputro. Suntikan modal berupa private placement oleh pengusaha tersebut kepada Hanson akan digunakan untuk pengembangan usaha perseroan.

Apakah penambahan modal menjadi hal yang positif bagi saham MYRX?

Menurut Head of Research Oso Securities, Riska Afriani menyatakan private placement yang akan dilakukan MYRX seharusnya positif bagi perusahaan karena tujuan aksi korporasi tersebut untuk mendorong bisnis utama perusahaan.

Promo Terbaru di Bareksa

Adanya penambahan modal ditujukan untuk mendorong anak usaha untuk ekspansi sehingga bisa mendorong kinerja perseroan. Saat ini, Hanson tengah mengerjakan tiga proyek yakni Proyek Serpong Kencana, Proyek Maja Raya 1, dan Proyek Maja Raya 2.

Proyek Serpong Kencana dilakukan melalui PT Blessindo Terang Jaya dengan luas 47 hektare dan telah terealisasi 3.500 unit rumah dengan marketing sales Rp1,2 triliun. Kemudian, Proyek Maja Raya 1 melalui PT Armidian Karyatama Tbk dan PT Harvest Time bekerjasama dengan PT Citra Benua Persada (Kelompok usaha Grup Ciputra).

Sebelumnya, jika dilihat secara historikal, penambahan modal oleh Benny kepada Hanson ini bukanlah yang pertama kali. Pada akhir 2015, Hanson juga melakukan penerbitan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD), dengan Benny sebagai pembeli siaga.

Aksi tersebut dilakukan pada 11 Desember 2015. Pada saat itu, Hanson menerbitkan 1,5 miliar saham baru atau 10 persen dari modal disetor, dengan harga Rp700 per saham. Perusahaan properti ini meraup dana sebesar Rp1,05 triliun.

Berdasarkan data BEI, saham baru Hanson dicatatkan secara bertahap. Pertama, pada 16 Desember sebanyak 500 juta saham, lalu pada 30 Desember 2015 sebanyak 143 juta saham. Adapun pihak yang menjadi pembeli seluruh non-preemptive tersebut adalah Benny Tjokrosaputro, yang sekaligus Direktur Utama Hanson International.

Pasca aksi korporasi tersebut, harga saham MYRX terpantau naik. Dalam satu bulan setelah melaksakan private placement tersebut, saham MYRX naik 30 persen ke level Rp900 dari sebelumnya berada di level Rp670-Rp700 per saham.

Grafik: Pergerakan Harga Saham Sejak Desember 2015 Hingga 23 November 2017

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Kini, perusahaan properti ini akan melakukan aksi serupa, yakni menerbitkan 7,98 miliar saham seri C dengan harga pelaksanaan Rp127.

Private placement yang setara dengan 8,14 persen saham MYRX tersebut akan diserap penuh oleh Benny Tjokrosaputro. Saat ini, Benny merupakan pemegang 10,42 persen saham MYRX sekaligus menjabat sebagai Direktur Utama Hanson International.

Jika private placement tersebut terealisasi, maka kepemilikan saham Benny pada MYRX akan menjadi 18,56 persen. Dengan begitu, kepemilikan saham MYRX selain Benny akan berkurang menjadi 81,44 persen dari sebelumnya 89,58 persen, artinya dilusi pemegang saham yang tidak melakukan penambahan setoran adalah 9,09 persen.

Direktur Independen Hanson Adnan Tabrani mengatakan, rencana private placement sudah mendapat persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). “Dana hasil private placement akan digunakan untuk kebutuhan modal ekspansi anak usaha, dan sisanya sebagai modal kerja perseroan,” tutur Adnan di Jakarta, Kamis, 23 November 2017.

Adapun dengan penambahan modal melalui private placement, maka jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh Hanson akan menjadi Rp2,32 triliun dari sebelumnya Rp2,14 triliun. Sementara, jumlah ekuitas akan meningkat dari Rp6,49 triliun pada akhir 2016 menjadi Rp7,51 triliun. (hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.313,18

Up0,14%
Up3,53%
Up0,02%
Up5,80%
Up18,28%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,42

Up0,58%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,30%
Up17,22%
Up43,04%

STAR Stable Income Fund

1.917,41

Up0,55%
Up2,93%
Up0,02%
Up6,32%
Up30,69%
Up60,37%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.753

Down- 0,48%
Up3,74%
Up0,01%
Up4,37%
Up18,74%
Up47,23%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.035,73

Down- 0,27%
Up1,73%
Up0,01%
Up2,63%
Down- 2,19%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua