BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Benny Tjokro Tidak Akan Kurangi Kepemilikan Saham RIMO Lagi

11 November 2017
Tags:
Benny Tjokro Tidak Akan Kurangi Kepemilikan Saham RIMO Lagi
Karyawan memotret pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Sebelumnya Benny telah mengurangi kepemilikan saham Rimo dari 76,47 persen menjadi tinggal 36,41 persen

Bareksa.com - Teddy Tjokrosaputro, adik dari pemegang saham terbesar PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO), Benny Tjokrosaputro, mengungkapkan bahwa tidak ada pemegang saham perseroan di atas 5 persen yang akan mengurangi kepemilikan sahamnya lagi. Sebelumnya, Benny telah mengurangi kepemilikan saham RIMO dari 76,47 persen menjadi tinggal 36,41 persen.

Direktur Utama Rimo International Lestari, Teddy Tjokrosaputro mengungkapkan, berdasarkan pembicaraan dengan pemegang saham besar lain, tidak ada lagi pemegang saham perseroan yang akan mengurangi kepemilikannya. Teddy merupakan pemegang 6,72 persen saham RIMO.

"Tapi saya tidak tahu kalo investor yang kecil," kata dia di Jakarta, Jumat, 10 November 2017.

Promo Terbaru di Bareksa

Teddy juga mengomentari keputusan Benny yang mengurangi kepemilikan sahamnya seara signifikan di Rimo. Dia mengatakan bahwa cara berpikir investor saat nilai investasinya tinggi adalah mengambil untung.

Berdasarkan keterbukaan informasi per 1 November 2017, Benny hanya memiliki 37,96 persen saham RIMO dari sebelumnya 76,47 persen per 31 Maret 2017. Secara bertahap, berdasarkan penelusuran Bareksa, Benny berhasil melepas 12,97 miliar saham atau 12,9 juta lot saham RIMO dalam periode tujuh bulan.

Kepemilikan Benny di saham RIMO per 7 April 2017 mulai berkurang jadi 75,35 persen. Kemudian berlanjut pada 12 April 2017 menjadi 75,04 persen. Kemudian, pada 13 Juli 2017, kepemilikan Benny di RIMO hanya tersisa 50,15 persen.

Berarti sejak April hingga Juli 2017, Benny telah menjual 26,3 persen sahamnya atau setara 10,3 miliar lembar saham RIMO.

Benny kembali tercatat melakukan penjualan saham RIMO sejak awal Agustus 2017. Tepatnya pada tanggal 3 Agustus Benny menjual 1,48 miliar lembar saham, sehingga kepemilikannya di RIMO menjadi 46,54 persen dari sebelumnya 50,16 persen.

Lalu pada tanggal 4 dan 14 Agustus, Benny menjual kembali saham RIMO masing-masing sebanyak 30 dan 29,5 juta lembar saham.

Pada 11 Agustus Benny menjual 208 juta lembar saham dan mengubah kepemilikannya menjadi 45,96 persen dari sebelumnya 46,47 persen. Terakhir Benny kembali menjual sahamnya sebanyak 1,4 juta saham pada 15 Agustus.

Sejak 23 Agustus hingga 1 November 2017, Benny juga tercatat melakukan penjualan saham sebanyak 23 kali dengan jumlah saham mencapai 875 juta lembar saham

Jika diakumulasikan, berarti sejak April hingga pertengahan Agustus Benny telah melepas 12,8 miliar lembar saham atau setara 128 juta lembar saham RIMO. Dengan asumsi harga saham rata-rata sejak 7 April-1 November 2017 sebesar Rp297,15 per saham, Benny berhasil mengantongi dana segar sebesar Rp3,85 triliun.

Tidak hanya sampai di situ, data per 2 November pun menunjukkan kepemilikan Benny di RIMO kembali berkurang hingga hanya sebesar 36,41 persen dari total saham beredar.

Repo Rimo

Sejak awal November, harga saham RIMO terpantau anjlok 60 persen. Akibat penurunan signifikan tersebut, Bursa pun menghentikan sementara perdagangan saham RIMO hingga waktu yang belum ditentukan. (Baca juga: Transaksi Saham RIMO Ramai di Pasar Nego, Lebih Rendah daripada Harga Reguler)

Sementara itu, manajemen Rimo mengaku tidak mengetahui transaksi repurchase agreement (repo) yang dilakukan oleh pemegang sahamnya. Manajemen mengaku bahwa hal tersebut merupakan domain pemegang saham.

"Manajemen fokus untuk mengembangkan usaha perseroan," tuturnya.

Sebagai informasi, repo merupakan skema perjanjian antara dua belah pihak untuk membeli kembali saham yang telah dijual dalam jangka waktu tertentu. Hal ini di luar pengawasan Bursa karena merupakan perjanjian bilateral dan belum ada aturannya.

Dia juga mengatakan bahwa rencana perseroan menerbitkan surat utang jangka menengah (medium term notes/ MTN) tidak ada kaitannya dengan transaksi pelepasan saham pengendali perseroan. Transaksi penjualan saham akan menjadi pendapatan bagi pemegang saham perseroan. (hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.312,44

Down- 0,08%
Up3,34%
Up0,02%
Up5,46%
Up18,23%
-

Capital Fixed Income Fund

1.768,97

Up0,54%
Up3,38%
Up0,02%
Up6,87%
Up17,31%
Up43,84%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.747,79

Down- 0,93%
Up3,15%
Up0,01%
Up3,84%
Up18,26%
Up46,65%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.034,9

Down- 0,36%
Up1,69%
Up0,01%
Up2,70%
Down- 2,29%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.034,47

Up0,49%
-
Up0,03%
---
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua