BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

RS Mitra Keluarga Terseret Kasus Bayi Debora, Ini Analisis Fundamental MIKA

11 September 2017
Tags:
RS Mitra Keluarga Terseret Kasus Bayi Debora, Ini Analisis Fundamental MIKA
Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading - (Company)

MIKA berencana megakuisisi tujuh rumah sakit yang melayani BPJS tahun ini

Bareksa.com- PT Mitra Keluarga Tbk (MIKA) kini tengah ramai menjadi perbincangan setelah kasus bayi Tiara Debora Simanjorang yang meninggal dunia yang diduga karena adanya penelantaran sebagai pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di RS Mitra Keluarga, Kalideres Jakarta Barat. Buntut dugaan tersebut, hari ini pihak manajemen RS dipanggil oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Menurut analis Oso Securities, Riska Afriani, jika MIKA terbukti menelantarkan pasien karena tidak memiliki uang yang cukup dan telah terblow up di media, jelas akan mempengaruhi keputusan investor di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dari sisi kinerja, sejak ramainya penggunaan BPJS, membuat pendapatan rumah sakit swasta ini cenderung menurun. Pada periode semester I 2017, MIKA hanya berhasil mengantongi pendapatan Rp 1,24 triliun. Angka ini anjlok 15,6 persen jika dibandingkan semester I 2014, ketika program BPJS baru diluncurkan 1 Januari 2014. Saat itu MIKA masih mengantongi pendapatan sebesar Rp 1,47 triliun.

Promo Terbaru di Bareksa

Turunnya pendapatan ini mengakibatkan laba perusahaan juga turun 10 persen menjadi Rp 352 miliar dari sebelumnya Rp 393 miliar. (Baca juga : MIKA Tersangkut Kasus Bayi Debora, Ini Langkah Manajemen RS Mitra Keluarga)

Grafik: Pendapatan dan Laba MIKA Semester I 2014 - 2017

Illustration

Sumber: Bareksa.com

BPJS Berpeluang Jadi Sumber Pendapatan Baru

Menurut Riska, sebenarnya pendapatan dari pasien reguler lebih menguntungkan. Namun semakin tingginya permintaan pasien akan layanan BPJS, maka jika dihitung secara volume, maka pendapatan dari BPJS bisa menjadi pendapatan baru bagi rumah sakit.

Untuk itu, sejak 2016 rumah sakit milik MIKA yang berada di kota Tegal, Jawa Tengah, telah menerima pasien BPJS sejalan dengan meningkatnya jumlah pasien pengguna skema JKN. Perseroan juga tengah mengembangkan konsep layanan rumah sakit baru dengan target pasien BPJS.

MIKA berencana untuk megakuisisi tujuh rumah sakit yang melayani BPJS tahun ini. Salah satunya adalah PT Rumah Sakit Kasih Indonesia (RKI) senilai Rp 342,64 miliar.

Transaksi tersebut akan dilakukan melalui penyertaan modal senilai Rp 189,15 miliar dan pembelian saham RKI dari pemegang saham lainnya senilai Rp 153,49 miliar.

Hingga 2016, MIKA sudah memiliki 12 rumah sakit dengan total kapasitas 2.250 tempat tidur. MIKA akan menambah beberapa rumah sakit lagi hingga tahun 2020 sehingga memiliki total kapasitas 3.400 tempat tidur.

Kenaikan Tarif 5 Persen

Untuk mengikuti laju inflasi dan mendorong pendapatan, sejak awal 2017, MIKA telah menaikkan tarif untuk rawat inap 5 persen dari tahun lalu.

Peningkatan tarif tersebut berlaku di hampir seluruh pelayanan seperti tarif kamar rawat inap, tindakan-tindakan dokter, CT scan sebagai alat penunjang medis, MRI, radiologi, dan sebagainya, kecuali harga obat, karena harga obat tidak diatur oleh rumah sakit, tapi langsung oleh produsen obat.

Hingga perdagangan Senin sore, 11 September 2017, pukul 15.00 WIB, harga saham MIKA memerah 2,4 persen ke level Rp 2050 dari sebelumnya Rp 2.110.

Mengacu pada website Bloomberg secara intraday, harga saham MIKA saat ini mencerminkan price earning ratio (PER) sebesar 44,5 kali.

Angka tersebut dinilai masih paling murah jika dibandingkan dengan rata-rata perusahaan sejenis yang 74,2 kali. Dua perusahaan sejenis yang mengelola rumah sakit-- yaitu PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) memiliki PER hingga 130,68 kali dan PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) dengan PER 47,4 kali. (Lihat juga : Tersangkut Kasus Bayi Debora, Saham MIKA Ambrol 4,3 Persen, Asing Jual Rp 1,7 M)

Grafik: PER Emiten Rumah Sakit

Illustration

Sumber: Laporan Keuangan

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,31

Down- 0,02%
Up3,54%
Up0,02%
Up5,67%
Up18,13%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,74

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,34%
Up17,26%
Up43,41%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.750,18

Down- 0,68%
Up3,54%
Up0,01%
Up4,21%
Up18,57%
Up46,98%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.034,18

Down- 0,40%
Up1,62%
Up0,01%
Up2,52%
Down- 2,29%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.033,46

Up0,53%
-
Up0,03%
---
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua