BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Dalam Daftar 10 Bank Besar, BBCA Bukukan NPL Terendah di Semester I 2017

08 Agustus 2017
Tags:
Dalam Daftar 10 Bank Besar, BBCA Bukukan NPL Terendah di Semester I 2017
Presiden Direktur PT Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja (ketiga kiri) bersama Wakil Presiden Direktur BCA Eugene Keith Galbraith (kedua kiri), dan Presiden Komisaris BCA D.E. Setijoso (kanan) memberikan keterangan kepada media tentang Laporan Keuangan Semester I 2017 di Jakarta, Kamis, 27 Juli 2017. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

BBCA membukukan NPL terendah yakni 1,5 persen dan BNLI mencatat NPL tertinggi yakni 4,72 persen

Bareksa.com – Bank swasta terbesar milik Grup Djarum, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), kembali meraih predikat sebagai bank besar dengan nilai rasio kredit kecit (NPL) terendah di antara 10 bank besar di Indonesia. Predikat ini berhasil dipertahankan oleh bank yang dulunya merupakan milik Grup Salim tersebut pada semester I 2017 setelah pada tahun lalu pun bank ini mencatatkan hal serupa.

Perusahaan dengan kode saham saham BBCA tersebut membukukan NPL sebesar 1,5 persen di periode enam bulan pertama tahun ini. Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, menyatakan kendati membukukan NPL di angka rendah, namun nilai tersebut meningkat dibandingkan semester 1 tahun lalu yang berada di angka 1,4 persen.

“Meski begitu, kami sudah mengantisipasi dengan melakukan coverage ratio sebesar 196,3 persen,” ujarnya di Jakarta, belum lama ini.

Promo Terbaru di Bareksa

Direktur BCA, Rudy Susanto, menambahkan peningkatan NPL BCA bersumber dari kredit komersial yang mencatat NPL 2,2 persen atau naik dibandingkan sebelum 2016 yang berada di 1 persen. Sedangkan NPL di segmen konsumer dan korporasi tercatat stabil di angka 1 persen.

"Sampai akhir tahun kami perkirakan NPL masih naik di kisaran 1,5-2 persen, terlihat dari masih banyaknya nasabah yang masuk collect dua dan perlu direstrukturisasi,” ungkapnya.

Kinerja Pinjaman dan NPL 10 Bank Besar

Illustration

Sumber : laporan publikasi dan materi presentasi masing-masing perbankan, namun untuk NPL ada yang bank only

NPL Bank Permata

Adapun PT Bank Permata Tbk (BNLI) mencatatkan NPL tertinggi dalam daftar 10 bank besar, yakni sebesar 4,72 persen di semester I 2017. Rasio NPL bank unit usaha PT Astra International Tbk (ASII) dan Standard Chartered Bank ini membengkak dibandingkan semester I 2016 lalu yang sebesar 4,59 persen.

Direktur Utama Bank Permata, Ridha DM Wiradakusumah, menjelaskan Bank Permata terus mengelola kualitas asetnya melalui penjualan aset, serta restrukturisasi dan rehabilitasi yang dilakukan secara proaktif. “Hal ini menghasilkan rasio kredit bermasalah NPL gross dan NPL net sebesar 4,7 persen dan 1,8 persen per 30 Juni 2017,” ujarnya.

Pada kuartal II 2017, kata Ridha, perseroan fokus meningkatkan pengelolaan risiko seraya menjalankan pertumbuhan kredit secara berhati-hati serta pengelolaan NPL. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan kredit tercatat negatif sebesar 23 persen (yoy). “Namun demikian, pembiayaan syariah menunjukkan pertumbuhan yang positif sebesar 6 persen (yoy),” ungkapnya.

NPL Industri Perbankan Membengkak

Secara total pada semester I 2017, Bank Indonesia (BI) mencatat, NPL perbankan hingga Juni 2017 mencapai 2,96 persen. Nilai tersebut membengkak dibandingkan periode Desember 2016 yang sebesar 2,93 persen. Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara, menjelaskan peningkatan NPL paling tinggi terjadi di sektor pertambangan, yakni mencapai 7,84 persen naik dari 7,16 persen pada posisi Desember 2016. "Sebelumnya, pada Desember 2015, NPL di sektor pertambangan hanya 4,13 persen,” katanya.

Peningkatan NPL di sektor ini membuat bank selektif memberikan kredit. Hal ini terlihat dari pertumbuhan kredit di sektor pertambangan yang hanya 2,07 persen (year on year/yoy) pada Juni 2017. Bahkan dibandingkan Desember 2016 justru minus 3,09 persen.

Sektor perdagangan juga menunjukkan peningkatan NPL, yakni menjadi 4,35 persen, dari 4,1 persen (year to date/ytd). Padahal sektor perdagangan berkontribusi cukup signifikan terhadap total kredit, yakni 20,97 persen.

Sektor-sektor lain yang mencatat NPL di atas 3 persen adalah sektor transportasi 4,25 persen, kontruksi 3,92 persen, dan manufaktur 3,23 persen. Sedangkan sektor kredit yang menunjukkan NPL yang relatif rendah adalah sektor kelistrikan 1,56 persen, keuangan dan real estate 1,85 persen, pertanian 1,97 persen dan sektor lainnya sebesar 1,73 persen.(K09)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.313,56

Up0,41%
Up3,42%
Up0,02%
Up5,82%
Up18,99%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,19

Up0,60%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,19%
Up17,64%
Up43,00%

STAR Stable Income Fund

1.915,21

Up0,56%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,23%
Up30,98%
Up60,12%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.758,06

Down- 0,06%
Up3,14%
Up0,01%
Up4,70%
Up19,28%
Up48,00%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.039,09

Up0,26%
Up2,10%
Up0,02%
Up3,01%
Down- 1,39%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua