BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Dirut BEI Dukung Sri Mulyani Soal JP Morgan, Ini Alasannya

04 Januari 2017
Tags:
Dirut BEI Dukung Sri Mulyani Soal JP Morgan, Ini Alasannya
Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) berbincang dengan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida (kiri) dan Dirut BEI Tito Sulistio (kanan) sebelum mengikuti Seminar Indonesia Economic Outlook 2017 di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (ANTARA FOTO)

Pemutusan ini merupakan hak Pemerintah sebagai konsumen

Bareksa.com - Direktur Bursa Efek Indonesia, Tito Sulistio mendukung sepenuhnya keputusan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang memutus kontrak JP Morgan Chase Bank sebagai bank persepsi --bank penampung dana-- program pengampungan pajak (tax amnesty) karena secara etika bisnis sebagai mitra pemerintah tentunya ada upaya untuk turut menjaga stabilitas ekonomi Indonesia melalui rekomendasi yang lebih baik.

Apalagi JP Morgan Chase Bank juga merupakan salah satu advisor dalam Surat Utang Negara (SUN).

"Itu kan hak konsumen. Negara tentu menginginkan semua yang berbisnis di Indonesia berbicara baik tentang Indonesia," kata Tito.

Promo Terbaru di Bareksa

Meskipun di sisi lain, riset yang ditulis oleh JP Morgan Securities, anak usaha dari JP Morgan Chase Bank merupakan hasil analisa independen. Dalam broadcast whatsapp Haryanto T. Budiman, Managing Director & Senior Country Officer Indonesia menjelaskan bahwa sebetulnya riset itu merupakan review yang dilakukan secara berkala setiap dua minggu sekali dan akan ada penyesuaian yang diperlukan tergantung dengan situasi dan kondisi terkini.

Riset JP Morgan Securities berjudul 'Trump Forces Tactical Changes' dan dikeluarkan pada 13 November 2016 ditujukan kepada para investor JPMorgan yang diawali dengan penjelasan efek terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS). Haryanto menjelaskan dinamika yang terjadi di AS ini akan mendorong penyesuaian portofolio saham-saham asal Indonesia.

Pada tahun lalu, investor sangat tertarik dengan saham asal Indonesia terkait dengan program "tax amnesty", sehingga alokasi saham-saham asal Indonesia di dalam portofolio fund manager asing melebihi benchmarknya yaitu MSCI (Morgan Stanley Composite Index). Secara aktual pembobotannya mencapai 3,4 persen dari keseluruhan aset portofolio padahal pembobotan di MSCI untuk saham asal Indonesia hanya 2,7 persen. Kondisi ekonomi di AS setelah terpilihnya Trump diproyeksi oleh riset tersebut akan mendorong alokasi portofolio kembali ke bobot MSCI 2,7 persen.

***

Tito Sulistio, menambahkan pemutusan ini tidak akan terlalu berpengaruh pada pergerakan saham. Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardjojo, ditemui di Bursa Efek Indonesia, Selasa 3 Januari 2017 mengatakan jika pemutusan kontrak JP Morgan yang menjadi salah satu bank persepsi tax amnesty ini memang merupakan kewenangan Menteri Keuangan.

Agus mengatakan jika dana repatriasi dan juga tebusan yang sudah terserap oleh JP Morgan selama periode satu dan dua harus dipindahkan ke bank persepsi lainnya.

“Bank Persepsi kan banyak, ada 70 bank lainnya. JP Morgan harus memindahkan dana yang sudah mereka tampung ke bank persepsi lain,” katanya.

Mengenai terpilihnya Trump, Agus mengatakan tidak akan terlalu terpengaruh kepada Indonesia. Pasalnya, saat ini kondisi perekonomian Indonesia dalam kondisi yang sangat baik. “Tingkat inflasi kita rendah, nilai tukar mata uang kita yang terbaik nomor dua di Asia dibawah jepang,” katanya. (baca juga: Rapor Kepemimpinan Jokowi Dibanding Pemimpin Negara Lain Versi Bloomberg)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Capital Fixed Income Fund

1.773,76

Up0,54%
Up3,36%
Up0,03%
Up6,73%
Up17,30%
Up44,83%

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.325,17

Up0,88%
Up4,09%
Up0,03%
Up5,78%
Up18,69%
-

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.752,53

Down- 0,32%
Up2,73%
Up0,01%
Up3,85%
Up18,24%
Up46,77%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.046,42

Up0,71%
Up2,82%
Up0,02%
Up3,06%
Down- 1,49%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.037,25

Up0,52%
Up3,63%
Up0,03%
---
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua