Bareksa.com – Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi menutup tahun 2016 dengan catatan 15 emiten baru yang melepas saham perdana alias IPO. Meski secara jumlah tidak lebih baik dari 2015, namun emiten-emiten baru tersebut berhasil meraup dana hingga Rp12,1 triliun.

Namun mari kita sedikit mengenyampingkan pencapaian BEI, dan langsung melihat bagaimana performa saham emiten-emiten baru tersebut. Untuk itu, Bareksa sudah merangkum kinerja saham baru hingga 22 Desember 2016.

Namun perlu diperhatikan, kinerja saham-saham baru ini berbeda dari sisi periode waktu perdagangan. Karena semua saham baru tidak dicatatkan pada waktu yang bersamaan.

Performa Terbaik

Sepertinya cukup adil jika membahas performa saham dari yang terbaik. Dalam catatan Bareksa, setidaknya ada empat saham dengan kinerja paling baik atau sudah memberi return lebih dari 100 persen.

Saham pertama adalah PT Silo Maritime Perdana Tbk (SHIP). Sejak tercatat di papan pengembangan BEI pada 16 Juni 2016, harga saham SHIP sudah naik 245,71 persen hingga 22 Desember 2016. Harga perdana saham SHIP Rp140 dan terakhir berada pada Rp484 dengan level tertinggi Rp575.

Saham baru terbaik kedua adalah PT Bintang Oto Global (BOGA). Performa saham perusahaan otomotif ini dapat dikategorikan luar biasa. Pasalnya, saham BOGA hanya butuh waktu empat hari perdagangan untuk naik 243,69 persen atau dalam periode 19-22 Desember 2016. Harga perdananya Rp103 dengan level tertinggi Rp362 dan terakhir berada pada posisi Rp354.

Pada posisi ketiga adalah PT Capital Financial Indonesia Tbk (CASA). Emiten baru ke 10 di tahun ini mencatat kenaikan harga saham sebesar 240 persen dari harga perdana Rp130 menjadi Rp442 pada 22 Desember 2016. Adapun level tertinggi saham CASA berada pada Rp470.

Dan saham baru terbaik ke-4 adalah PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk (JGLE) yang naik 175,71 persen dari harga perdana Rp140 menjadi Rp386 pada 22 Desember 2016. Saham JGLE juga sempat mencapai level tertinggi Rp448.

Grafik: Perbandingan Harga Saham Baru Terbaik 2016

Sumber: Bareksa.com

Sementara itu, beberapa saham baru lain juga tumbuh baik ketimbang harga perdananya. Sebut saja PT Mitra Pemuda Tbk (MTRA) naik 60 persen dari Rp185 menjadi Rp296, PT Protech Mitra Perkasa Tbk (OASA) 48,42 persen dari Rp190 jadi Rp282, dan PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) naik 32 persen dari Rp750 jadi Rp990. Ada juga saham PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO) naik 10,61 persen dari Rp132 jadi Rp146, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) naik 9,18 persen dari Rp490 jadi Rp535, serta PT Duta Inti Daya Tbk (DAYA) naik 6,11 persen dari Rp180 jadi Rp191.

Performa Negatif

Berbicara kinerja saham, tak lengkap jika tak menyinggung yang pergerakannya kurang baik alias negatif. Nah, dari saham-saham baru yang tercatat pada tahun ini, saham PT Bank Ganesha Tbk (BGTG) tercatat paling negatif dari saham-saham lainnya.

Saham BGTG turun 31,07 persen dari harga perdana Rp103 menjadi Rp71 per 22 Desember 2016. Saham lainnya yakni PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA). Saham yang menjadi termahal di antara saham-saham baru ini longsor 21,54 persen dari harga perdana Rp6.500 menjadi Rp5.100.

Kemudian ada PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII) yang turun 17,73 persen dari Rp1.500 menjadi Rp1.290. Dua saham terakhir adalah PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR) dengan penurunan 14 persen dari Rp1.500 menjadi Rp1.290, dan PT Paramita Bangun Sarana Tbk (PBSA) yang turun 4,44 persen dari Rp1.350 menjadi Rp1.290.