BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Laba Bank Mandiri Rp12,01 T per September, Ini Komentar Analis

26 Oktober 2016
Tags:
Laba Bank Mandiri Rp12,01 T per September, Ini Komentar Analis
Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Kartika Wirjoatmodjo (tengah), Direktur Retail Banking Bank Mandiri Tardi (kiri), bersama Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas memaparkan kinerja Bank Mandiri kuartal III-2016, di Jakarta, Selasa (25/10).

Laba kuartal ketiga tahun ini lebih baik dari periode sama tahun lalu

Bareksa.com – Laba PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sepanjang kuartal ketiga dalam tren baik. Meski secara tahunan masih turun 17,6 persen dari Rp14,583 triliun menjadi Rp12,013 triliun pada Januari-September 2016, catatan laba kuartalan bank berlogo pita emas ini bergerak naik. Sejumlah analis memberikan komentar yang bervariasi menanggapi kinerja Bank Mandiri.

Pada tiga bulan ketiga tahun ini, Bank Mandiri membukukan laba Rp4,933 triliun, meningkat 51,18 persen ketimbang kuartal dua 2016 atau meningkat 29,24 persen dari posisi kuartal pertama tahun ini. Bahkan, catatan laba periode Juli hingga September tahun ini tumbuh 5,9 persen dari periode sama tahun lalu Rp4,658 triliun.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo pun mengakui, tren laba perbankan pada kuartal III tahun ini lebih baik dari kuartal-kuartal sebelumnya. Meski begitu, Kartika tetap menyiapkan biaya pencadangan besar untuk mengantisipasi peningkatan kredit bermasalah (non performing loan/NPL).

Promo Terbaru di Bareksa

“Tren laba meningkat. Tapi kami harus banyak menyiapkan cadangan. Jadi, secara tahunan laba kami masih akan turun lebih dari 10 persen,” ungkap Kartika, Selasa, 25 Oktober 2016.

Grafik: Tren Laba Kuartalan Bank Mandiri 2015-2016

Illustration

Sumber: Bahan analyst meeting perseroan

Hingga 30 September 2016, beban provisi Bank Mandiri mencapai Rp15,911 triliun atau naik 87,4 persen dari posisi sama tahun lalu Rp8,491 triliun. Kartika menyampaikan, biaya pencadangan ini akan naik lagi hingga Rp20 triliun hingga akhir tahun.

Meski begitu, Kartika punya optimisme tinggi menyambut tahun 2017 mendatang. Dia bilang, pertumbuhan laba Bank Mandiri akan kembali normal seiring perbaikan pertumbuhan ekonomi dengan dan kisaran target kredit 12 persen hingga 14 persen.

“Ekonomi membaik, biaya pencadangan kami juga akan turun. Sehingga, pertumbuhan laba Bank Mandiri akan kembali normal,” ujar Kartika.

Informasi saja, kinerja Bank Mandiri tanpa memperhitungkan biaya pencadangan atau Pre-Provision Operating Profit (PPOP) mencapai Rp31,9 triliun atau secara tahunan tumbuh 16,4%. Adapun pertumbuhan kredit Bank Mandiri secara tahunan hingga September tumbuh sebesar 11,5 persen menjadi Rp625,1 triliun dari Rp560,6 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya, dengan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) menjadi Rp690,5 triliun pada September 2016 dari Rp654,6 triliun.

Pada rasio keuangan lain, net interest income Bank Mandiri naik 19,1 persen dari Rp32,452 triliun menjadi Rp38,657 triliun. Begitu juga dengan non interest income juga naik 8,1 persen dari Rp13,157 triliun menjadi Rp14,226 triliun. Pun begitu dengan net interest margin (NIM) yang naik dari 5,81 persen menjadi 6,54 persen.

Capaian laba Bank Mandiri untuk kuartal ketiga ini sudah sesuai dengan ekspektasi konsensus analis. Meskipun demikian, CIMB Research mencatat bahwa saham BMRI sudah tumbuh 24 persen sejak awal tahun, lebih kencang dibandingkan Indeks Harga Saham Gabungan dan Indeks sektor finansial. Menurut perhitungan CIMB, saham BMRI saat ini diperdagangkan pada 1,5 kali PBV (price to book value/harga terhadap nilai buku) untuk tahun 2017, atau lebih murah daripada rata-rata 1,8 kali PBV.

"Katalis kunci adalah biaya provisi yang bisa lebih rendah daripada perkiraan, sementara risiko utama adalah kualitas aset memburuk di luar dugaan," tulis riset CIMB yang sudah dibagikan kepada nasabah itu.

CIMB menjaga rekomendasi untuk terus Tambah saham BMRI dengan target harga Rp12.400.

Sementara itu, JP Morgan dalam risetnya mengenai sejumlah bank terbuka di Indonesia menilai bahwa kinerja Bank Mandiri masih tertekan pada kuartal ketiga ini. Hal itu didasari dengan biaya kredit yang melebihi perkiraan JP Morgan, penundaan restrukturisasi kredit, dan berkurangnya fleksibilitas biaya dana pada kuartal keempat tahun ini.

JP Morgan memberikan rekomendasi underweight, atau menyarankan investor mengurangi saham BMRI dalam portofolio mereka dan mengalihkannya kepada saham bank BUMN lainnya, yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). (hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.201,44

Up0,38%
Up5,46%
Up9,53%
Up9,74%
Up18,73%
Up8,35%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.181,6

Up0,46%
Up4,99%
Up8,73%
Up9,06%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.152,06

Up0,42%
Up4,48%
Up9,54%
Up9,93%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.047,01

Up1,51%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua