BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Induk UNSP Punya Pengalaman Reverse Stock, Begini Historikal Sahamnya

26 September 2016
Tags:
Induk UNSP Punya Pengalaman Reverse Stock, Begini Historikal Sahamnya
Petani mengumpulkan bongkahan kelapa sawit di kebun miliknya di Kampar, Riau, Senin (10/8). Petani sawit mengeluhkan tidak stabilnya harga sawit dimana harga sawit di Kampar, Riau saat ini mengalami penurunan dari Rp1.400 per kg menjadi Rp 950 per kg. ANTARA FOTO/Rony Muharrman

UNSP berencana untuk melakukan reverse stock terhadap seluruh saham dengan skala 10:1.

Bareksa.com - PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk meminta izin mengenai rencana perseroan melakukan reverse stock. Perseroan ingin melakukan reverse stock sebagai syarat untuk restrukturisasi kepada kreditur perseroan.

UNSP berencana untuk melakukan reverse stock terhadap seluruh saham yang telah dikeluarkan dengan skala 10:1. Artinya sepuluh saham dengan nilai nominal Rp100 akan menjadi satu saham dengan nilai Rp1.000.

Adanya reverse stock ini tidak akan menyebabkan terjadi perubahan jumlah modal. Namun struktur kepemilikan bisa saja berubah jika ada saham-saham odd lot yang dibeli oleh pembeli siaga.

Promo Terbaru di Bareksa

Bakrie Plantations berencana melakukan RUPSLB pada Senin, 31 Oktober 2016. Perseroan mengatakan jika reverse stock ini bisa membuat saham perseroan dapat dipergadangkan kembali dengan harga yang lebih wajar dan lebih mencerminkan fundamental perseroan.

Sebelum UNSP, induk usaha Bakrie Group, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) juga sudah terlebih dahulu melakukan reverse stock. BNBR melakukan reverse stock dengan skala 2:1 menjadi 13,485 miliar saham seharga Rp680 per saham.

Reverse stock ini dilakukan karena rencana BNBR melakukan akuisisi PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Energy Mega Persada Tbk (ENRG) dan PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) senilai Rp48,4 triliun.

Pergerakan Saham BNBR Setelah Reverse Stock

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Harga perdagangan saham BNBR kala itu adalah Rp340 per lembar saham. Dengan stock split saham perseroan akan menjadi RP680 per lembarnya. Namun tidak sampai satu tahun harga saham BNBR kembali ke level terendah di Rp50.

Harga saham BNBR sempat naik kembali di tahun 2009 karena right issue yang dilakukan perseroan. Namun, sejak tahun 2012 saham BNBR terus menghuni dasar nilai saham di bursa di Rp50 per lembar saham.

Kepada Bareksa, Head of Research NHKorindo Reza Priambada mengatakan, sebenarnya reverse stock bisa menguntungkan atau merugikan bagi investor. Kebalikan dari stock split ini bisa menguntungkan asal kinerja emitennya masih positif.

"Jadi balik lagi kalau saya lihat tergantung persepsi investor diikuti dengan kinerja emiten," katanya.

Namun, ia mengatakan, jika persepsi investor terhadap saham tersebut masih negatif maka sahamnya akan sulit bergerak. Terkait UNSP, ia menyatakan jika tujuan perusahaan untuk restrukturisasi utang sangat masuk akal. Pasalnya perbankan akan melihat bagaimana performa saham krediturnya untuk menilai apakah itu bisa menjadi penjamin yang cukup memadai.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.312,44

Down- 0,08%
Up3,34%
Up0,02%
Up5,46%
Up18,23%
-

Capital Fixed Income Fund

1.768,97

Up0,54%
Up3,38%
Up0,02%
Up6,87%
Up17,31%
Up43,84%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.747,79

Down- 0,93%
Up3,15%
Up0,01%
Up3,84%
Up18,26%
Up46,65%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.034,9

Down- 0,36%
Up1,69%
Up0,01%
Up2,70%
Down- 2,29%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.034,47

Up0,49%
-
Up0,03%
---
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua