BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Pasar Properti Menunggu Limpahan Tax Amnesty, Kapan Ada Reaksi?

06 September 2016
Tags:
Pasar Properti Menunggu Limpahan Tax Amnesty, Kapan Ada Reaksi?
Penjaga stan menjelaskan tentang kondominium hotel kepada calon konsumen, saat gelaran Real Estate Indonesia (REI) Expo di Semarang, Jateng, Senin (21/3). ANTARA FOTO/R. Rekotomo/pd/16.

Peningkatan permintaan tidak akan terjadi pada kuartal keempat 2016 melainkan pada kuartal pertama 2017

Bareksa.com - Imbas hasil dari tax amnesty sangat ditunggu oleh berbagai pihak. Bagaimana tidak, masuknya dana repatriasi yang ditargetkan mencapai Rp1.000 triliun ke Indonesia ini diprediksikan akan bisa mendongkrak perekonomian secara langsung ataupun tidak langsung. Salah satu sektor yang diperkirakan akan terdongkrak performanya adalah sektor properti, yang sepanjang semester pertama tahun ini masih lemah.

Analis Mandiri Sekuritas, Liliana S Bambang, dalam risetnya yang dibagikan kepada nasabah menyebutkan bahwa permintaan untuk sektor properti memang meningkat setelah pengumuman adanya tax amnesty. "Harapannya transaksi akan mengalami perbaikan pada kuartal keempat 2016," katanya.

Walaupun berharap ada kenaikan nilai transaksi, Liliana mengatakan kebanyakan para agen properti menilai tidak akan ada kenaikan harga properti walaupun program pengampunan pajak ini telah diumumkan. Hal itu tercermin dari hasil survei Mandiri Sekuritas terhadap 20 agen properti yang berlokasi di Jakarta dan sekitarnya.

Promo Terbaru di Bareksa

Menurut hasil survei itu, setelah diumumkannya tax amnesty memang ada kenaikan permintaan untuk properti baik di sektor hunian baru ataupun sekunder yang diakui oleh 80 persen responden. Namun, 50 persen dari responden itu menyatakan belum ada peningkatan transaksi. Mereka berharap akan ada peningkatan signifikan setelah kuartal keempat.

Para agen properti tersebut memperkirakan kenaikan harga hanya akan berada di angka 5-15 persen, atau tidak akan sebaik yang terjadi di 2012. Hanya ada dua area yang diperkirakan akan mengalami kenaikan harga hingga lebih dari 20 persen, yakni Jakarta Garden City dan Bekasi yang merupakan pengembangan milik PT Metropolitan Land Tbk (MTLA). "Proyeksi kenaikan di Jakarta Garden City dikarenakan adanya pembangunan AEON Mall," katannya.

Walaupun demikian, di seluruh area harga rumah di pasar sekunder lebih murah dibandingkan harga rumah baru. Dengan demikian properti baru yang akan dijual harus bersaing dengan properti yang sudah ada. Hal inilah yang akan menekan developer untuk tidak menaikkan harga unit baru mereka.

Selain itu, Liliana mengatakan peningkatan permintaan (demand) tidak akan terjadi pada kuartal keempat 2016 melainkan pada kuartal pertama 2017. Alasannya, pada kuartal keempat 2016 para pembeli masih disibukkan dengan proses tax amnesty.

Hal serupa diungkapkan oleh Senior Associate Director Colliers International Indonesia, Aldi Garibaldi. Menurutnya, dampak dari program ini kepada sektor ini baru dapat dilihat setelah tahap satu tax amnesty selesai pada September 2016. "Belum ada perubahan, kita lihat saja nanti September bagaimana," katanya kepada Bareksa.com, Senin 5 September 2016.

Ia melanjutkan, hingga saat ini pemilik dana masih merasa tidak nyaman untuk memasukkan dananya kembali ke Indonesia. Selain itu, untuk sektor properti, belum ada aturan detail mengenai dana yang akan dimasukkan.

"Mereka masih maunya langsung investasi ke tanah ataupun properti. Kalau sejauh ini masuk ke pasar kan harus lewat perbankan dulu dan di-lock selama 3 tahun," ujarnya.

Berdasarkan data yang dikompilasi Bareksa dari perusahaan dan riset sekuritas, pra-penjualan emiten properti ini per Juni 2016 masih belum mencapai separuh dari target yang mereka canangkan untuk setahun. Sebagai catatan, marketing sales adalah penjualan yang belum dibukukan dan biasa digunakan oleh pengembang untuk modal membangun properti. (Baca juga: Kinerja Emiten Properti Semester I Lemah, Bisakah Terdorong Tax Amnesty?) (hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.203,57

Up0,36%
Up5,38%
Up9,72%
Up9,86%
Up18,65%
Up8,78%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,86

Up0,46%
Up5,00%
Up8,84%
Up9,04%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.153,16

Up0,41%
Up4,45%
Up9,64%
Up9,88%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.044,96

Up1,04%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua