BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Di Era Digital, Seberapa Besar Industri Kreatif Dorong Ekonomi Indonesia?

23 Februari 2016
Tags:
Di Era Digital, Seberapa Besar Industri Kreatif Dorong Ekonomi Indonesia?
Pengunjung mengamati salah satu souvenir boneka Jawa di sebuah pusat perbelanjaan kerajinan tangan di Surabaya, Jawa Timur, Senin (1/2).

Hingga akhir tahun 2014 ekonomi kreatif juga mampu menyumbang Rp 716 triliun atau setara 7,06 persen total PDB

Bareksa.com- Industri ekonomi kreatif diyakini dapat berperan sebagai sumber kekuatan baru ekonomi Indonesia di era digital. Ekonomi kreatif merupakan sektor strategis dalam pembangunan nasional ke depan, karena ekonomi kreatif berkontribusi secara signifikan terhadap perekonomian nasional.

Bahkan, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo mewacanakan ekonomi kreatif menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Dia mengharapkan industri kreatif ini dapat menciptakan nilai tambah dan mewarnai citra dan identitas budaya.

"Kekuatan kita ada disini, industri kalah sama Jerman, sisi murah kalah dengan China, tapi dari ekonomi kreatif untuk loncatan itu ada, bagaimana ini disiapkan, strategi direncanakan secara detail dan komprehensif,” katanya.

Promo Terbaru di Bareksa

Hingga akhir tahun 2014 ekonomi kreatif juga mampu menyumbang Rp 716 triliun atau setara 7,06 persen total produk domestik bruto (PDB). Tidak hanya tahun ini, PDB yang dihasilkan oleh industri kreatif telah berlangsung sejak sebelumnya.

Grafik: Nilai Tambah dan Ekspor Ekonomi Kreatif 2010-2013

Illustration

Sumber: Badan Pusat Statistik

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2013 industri ekonomi kreatif berhasil memberikan kontribusi sebesar Rp642 triliun dari total PDB Rp9.109 triliun. Kontribusi ini menempatkan sektor ekonomi kreatif di peringkat tujuh dari 10 sektor ekonomi teratas dengan persentase mencapai 7,05 persen. Sektor ekonomi kreatif sendiri mengalami peningkatan 10,9 persen yang pada tahun 2012 silam, memberikan kontribusi sebesar Rp478 triliun.

Pertumbuhan ekspor, yang menjadi bagian penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, juga menopang pertumbuhan ekonomi kreatif yang semakin membaik. Pasalnya, banyak barang hasil buatan Indonesia yang dapat diekspor dan dijual di pasar global menyumbang pemasukan uang kas negara. Pada akhir 2013 saja, ekonomi kreatif berhasil menyumbang Rp118,96 triliun atau 5,72 persen dari seluruh total ekspor pada periode tersebut.

Sektor ekonomi kreatif ini terdiri atas 15 sub-sektor sehingga dapat diperoleh perolehan kontribusi NTB (Nilai Tambah Bruto) dari masing-masing sub-sektor. Melalui detail kontribusi per sub-sektor, maka dapat dilakukan analisis lebih lanjut mengenai kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB di Indonesia 2010-2013.

Tabel: Nilai Tambah Bruto Sub-sektor Ekonomi Kreatif 2010-2013

Illustration

Sumber: Badan Pusat Statistik

Sub-sektor kuliner menjuarai daftar kontribusi terbesar dengan capaian Rp208,6 triliun atau setara 33 persen dari seluruh nilai tambah ekonomi kreatif tahun 2013.

Lalu urutan berikutnya diduduki oleh sub-sektor fesyen yang memberikan pengaruh NTB sebesar Rp181,57 triliun atau setara 27 persen. Kedua sub-sektor ini jauh meninggalkan 13 sub-sektor lainnya sebagaimana kondisi serupa terjadi sejak tahun 2010.

Seluruh sub-sektor berhasil tumbuh setidaknya 20-50 persen sejak 2010 hingga 2013. Hal itu terdorong oleh kemudahan perdagangan digital melalui akses internet. Menurut data E-marketer dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, pengguna internet di Indonesia terus bertumbuh di setiap tahunnya.

"Digital menjadi infrastruktur bagi seluruh sub-sektor yang ada, karena memiliki peranan sebagai jembatan untuk mempromosikan produk pelaku usaha. Apalagi bagi pelaku menengah kecil, tentu akan sangat meringankan biaya operasional tanpa harus menyewa atau mendirikan tempat usaha seperti toko, gerai dan lain-lain," ungkap Hari S Sungkari, Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) saat dihubungi Bareksa.

Hari juga menjelaskan, bahwa menurut data terakhir di tahun 2014, peran digital memang masih kecil yaitu 1 persen, tetapi pertumbuhannya sangat pesat yaitu 8 persen dari NTB. Sebagai catatan, nilai tersebut di luar game online, e-commerce dan aplikasi online.

Grafik: Data Pengguna Internet dan Penetrasi Smartphone 2010-2017

Illustration

Sumber: E-marketer dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia

Pada akhir tahun 2015 saja, pengguna internet tembus 93,7 juta jiwa, dengan 37 persen di antaranya adalah pengguna smartphone. Pangsa pasar yang begitu besar tersebut membuat perkembangan ekonomi kreatif dan sejumlah sektor penjualan menjadi sektor yang sangat menjanjikan.

Penjualan produk industri kreatif, paling familiar adalah melalui bisnis e-commerce yang menjual berbagai kreasi, mulai dari fesyen, kerajinan, makanan, elektronik dan lain-lain. Fesyen adalah salah satu target penjualan yang terbesar. Dari pengenalan hingga penjualan produk fesyen dapat dilakukan melalui akses internet atau online.

Dengan kemudahan di era digital ini, pelaku bisnis kreatif dapat terdorong untuk terus tumbuh, berinovasi serta berkontribusi bagi perkembangan ekonomi di Indonesia. Bahkan, menurut laporan riset Macquarie, potensi penjualan ritel online akan terus tumbuh dan tembus angka US$12 miliar per tahun pada 2018.

Grafik: Potensi Pertumbuhan Penjualan Ritel Online

Illustration

Sumber: Riset Macquarie

"Diperkirakan bahwa ritel online di Indonesia dapat tumbuh 60-70 persen per tahun pada periode 2015-2018. Dengan estimasi kenaikan tersebut, maka pada tahun 2018, ditargetkan penjualan ritel online mencapai $12 miiar,” katanya dalam riset tersebut.

Selain akses digital berupa internet, dukungan lainnya yang diperlukan dalam bisnis ini adalah jasa logistik yang mumpuni, seperti yang disediakan oleh JNE Express. Oleh karena itu, jasa JNE Express dapat menjadi fasilitas bagi adanya industri kreatif di Indonesia.

Berkembangnya industri kreatif terus menyebar ke seluruh pelosok Indonesia. Menurut data BPS hingga akhir tahun 2013, tercatat 5,4 juta perusahaan telah berdiri di bidang industri ini.

Grafik: Jumlah Tenaga Kerja dan Perusahaan Industri Kreatif 2010-2013

Illustration

Sumber: Badan Pusat Statistik

Di samping itu, kehadiran berbagai perusahaan baru tersebut tentu tidak dapat dilepaskan dari adanya dukungan berupa sumber daya manusia atau tenaga kerja. Hingga akhir 2013, angka penyerapan tenaga kerja terus meningkat dan menyentuh 12 juta jiwa menurut data BPS.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.313,18

Up0,15%
Up3,81%
Up0,02%
Up5,82%
Up18,30%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,42

Up0,60%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,32%
Up17,24%
Up43,22%

STAR Stable Income Fund

1.917,41

Up0,56%
Up2,94%
Up0,02%
Up6,33%
Up30,71%
Up60,33%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.753

Down- 0,46%
Up3,74%
Up0,01%
Up4,38%
Up18,76%
Up47,23%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.035,73

Down- 0,22%
Up1,77%
Up0,01%
Up2,68%
Down- 2,15%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua