BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Ekonomi China dan Global Dalam Tekanan? Ini Pendapat George Soros

07 Januari 2016
Tags:
Ekonomi China dan Global Dalam Tekanan? Ini Pendapat George Soros
Hedge Fund George Soros (sumber : wikimedia commons)

Di mata Soros kondisi saat ini mempunyai kemiripan dengan krisis keuangan 1998

Bareksa.com – Pasar global sedang menghadapi krisis dan para investor perlu berhati-hati, kata miliarder George Soros dalam sebuah forum ekonomi di Kolombo (Sri Langka), Kamis 7 Januari 2016.

Menurut Soros, China sedang berusaha untuk mencari model pertumbuhan baru dan kebijakan devaluasinya menjadi masalah bagi sebagian besar negara-negara di dunia. Suku bunga positif—setelah The Fed menaikkan bunga acuan—merupakan tantangan bagi negara-negara berkembang, katanya. Di mata Soros kondisi saat ini mempunyai kemiripan dengan krisis keuangan 1998

Mata uang negara-negara di dunia, pasar saham dan komoditas sedang dalam tekanan pada awal-awal perdagangan tahun baru 2016. Mata uang Renminbi menurun akibat dari kekhawatiran terhadap daya tahan ekonomi China seiring perubahan peranan dari sektor investasi dan manufaktur ke sektor konsumsi dan jasa.

Promo Terbaru di Bareksa

Awal 2016 lalu, Bursa China anjlok 7 persen, dan hari ini (Kamis 7 Januari 2016), otoritas bursa China mensuspen perdagangan saham setelah anjlok 7 persen dalam 15 menit. “China memiliki masalah penyesuaian yang besar,” kata Soros seperti dilansir Bloomberg Business, Kamis 7 Januari 2015.”Saya akan mengatakan ini krisis. Ketika saya melihat pasar keuangan ada tantangan serius yang mengingatkan saya pada krisis 1998.”

Perusahaan hedge fund milik Soros meraup keuntungan rata-rata 20 persen tahun selama 1969 – 2011. Berdasarkan Bloomberg Billionaires Index, nilai kekayaan Soros mencapai US$ 27,3 miliar (sekitar Rp 391 triliun).
Nama Soros mulai mencuat pada 1992 karena dia meraup untung US$ 1 miliar setelah berspekulasi bahwa Inggris akan mendevaluasi mata uang Poundsterling.

Soros juga pernah mengguncang dunia saat krisis keuangan 1998. Saat itu dia anggap justru untung besar di tengah kejatuhan mata uang sejumlah negara di Asia, termasuk Indonesia.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.202,31

Up0,39%
Up5,52%
Up9,61%
Up9,80%
Up18,65%
Up8,33%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,14

Up0,48%
Up5,03%
Up8,78%
Up9,09%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.152,54

Up0,43%
Up4,50%
Up9,58%
Up9,96%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.044,31

Up0,90%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua