Siap-siap Jual Dolar Anda! Rupiah Berpotensi Menguat ke Rp13.000/$
Dua pakar komoditas memproyeksi Dollar Index akan melemah.

Dua pakar komoditas memproyeksi Dollar Index akan melemah.
Bareksa.com – Sepanjang tahun ini nilai tukar rupiah telah merosot sekitar 9 persen akibat rencana kenaikan suku bunga Amerika serta ambruknya harga komoditas. Lalu bagaimana dengan tahun depan, apakah rupiah akan kembali melorot?
Pakar komoditas, Renji Betari, optimistis rupiah akan berbalik menguat hingga Rp13.000 per dolar dalam enam bulan ke depan, sebagai imbas dari dolar Amerika yang mulai kehilangan statusnya sebagai reserve currency utama.
Analis senior Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) ini menjelaskan selama ini mata uang dolar AS digunakan secara luas oleh negara-negara di dunia, mulai untuk transaksi perdagangan hingga cadangan devisa atau disebut reserve currency. Bahkan, ada beberapa negara yang mematok mata uang mereka terhadap dolar AS (pegged). Tujuannya, untuk meminimalisir fluktuasi nilai mata uang sehingga transaksi perdagangan menjadi lebih stabil.
Promo Terbaru di Bareksa
Sekarang, setelah yuan dimasukkan ke daftar Special Drawing Rights (SDR) oleh Dana Moneter Internasional (IMF) -- bersama euro, yen Jepang dan pound sterling -- Dollar Index berpotensi melemah. Renji memproyeksikan Dollar Index akan merosot ke level 94-93 dalam enam bulan ke depan.
Berdasarkan data Bloomberg kemarin, Dollar Index kembali turun hingga ke poin 97,878.
Grafik: Dollar Index Desember 2014 – Desember 2015

Sumber: Bloomberg
Dengan demikian, maka berbagai mata uang negara yang berhubungan secara langsung maupun tidak dengan dolar AS juga berpotensi turun 15 persen, antara lain seperti dolar Singapura, dong Vietnam, peso Filipina, dan rand Afrika Selatan.
“Mata uang yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan dolar AS atau banyak mengakomodir kepentingan AS biasanya dijaga atau di-back. Saat dolar melemah tentu mata uang ini akan terkena imbasnya," demikian diterangkan Renji kepada Bareksa.
Tren penurunan yang signifikan sudah terlihat pada ringgit Malaysia dan real Brasil yang masing-masing anjlok 18,5 persen dan 31,6 persen year-to-date. Amerika Serikat merupakan negara tujuan utama ekspor komoditas Malaysia dan Brasil.
Sebaliknya, rupiah diprediksi dapat menguat hingga Rp13.000 per dolar dalam enam bulan ke depan, karena tidak di-back.
Grafik: Pergerakan Mata Uang 30 Desember 2014 – 28 Desember 2015

Sumber: Yahoo Finance
Berbeda dengan Renji, Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston, memproyeksikan mata uang kawasan seperti dolar Singapura justru berpotensi menguat hingga Maret-April 2016. Hal ini dipicu oleh pandangan ‘dovish’ Gubernur The Fed Janet Yellen. Namun demikian, dia menilai kenaikan Fed Rate yang di luar ekspektasi dapat memantik sentimen negatif terhadap mata uang regional.
Namun, senada dengan Renji, Ariston juga memproyeksi rupiah bakal menguat tahun depan. Menurut estimasinya, rupiah akan terus menguat jika melewati level support Rp13.200 per dolar AS. Di sisi lain, ada juga kemungkinan rupiah berbalik melemah, menembus Rp15.000 jika kenaikan Fed Rate ternyata di luar ekspektasi. (np)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.202,31 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.182,14 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.152,54 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.044,31 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.