2016 Analis Asing Prediksi Rupiah Capai Rp15.000/$?
Mandiri Sekuritas menilai merosotnya rupiah bisa terjadi jika harga komoditas jebol lagi

Mandiri Sekuritas menilai merosotnya rupiah bisa terjadi jika harga komoditas jebol lagi
Bareksa.com – Sejak The Fed memutuskan menaikkan suku bunga acuannya pergerakan nilai tukar rupiah terus menguat. Kurs rupiah pada perdagangan hari ini bahkan sempat menyentuh Rp 13.727 per dolar Amerika, level terendah dalam sebulan terakhir. Apakah ini akan bertahan?
Grafik : Pergerakan Niai Tukar US$/Rupiah Intraday

Sumber : Bloomberg
Mengutip media asing, banyak analis berpendapat penguatan rupiah tidak akan bertahan hingga tahun depan karena masih rentan dengan arus dana keluar (capital outflow) dari investor asing. Bank Indonesia juga akan membatasi intervensi mengingat cadangan devisa Indonesia yang terus merosot mendekati $100 juta.
Promo Terbaru di Bareksa
Nomura Holdings Inc merevisi target nilai tukar rupiah tahun 2016 menjadi Rp15.200 per dolar Amerika dari sebelumnya Rp14.850. Roy Teo dari ABN Amro memproyeksikan nilai tukar akan mencapai Rp 15.000/US$ dipicu rendahnya harga komoditas dan potensi berkurangnya kepemilikan investor asing pada surat utang negara akibat kenaikan Fed Rate.
Sebaliknya Mandiri Sekuritas dalam laporan risetnya kepada nasabah menyebutkan kenaikan Fed Rate yang akan berdampak minimal pada nilai tukar rupiah meskipun Bank Indonesia diekspektasikan akan memangkas suku bunganya tahun depan sebesar 50 persen.
Pasalnya, Indonesia tercatat memiliki suku bunga acuan yang tergolong tinggi setelah Brasil dan Turki dengan premi risiko yang lebih rendah. Premi risiko dapat dilihat dari credit default swap (CDS). CDS adalah kontrak jual beli yang bertujuan memindahkan risiko kredit dan dapat menjadi indikator untuk memprediksi pergerakan mata uang. Angka CDS Indonesia tercatat lebih rendah dibandingkan Brasil, Rusia, Afrika Selatan dan Turki.
Grafik : Perbandingan Credit Default Swaps Tenor 5 Tahun

Sumber : Mandiri Sekuritas
Mandiri Sekuritas menyebutkan setiap kenaikan atau penurunan 1 persen pada gap antara BI rate dan Fed rate diproyeksi akan memicu apresiasi atau depresiasi rupiah 1,3 persen. Sehingga pelemahan nilai tukar rupiah hanya berkisar 1,6- 1,9 persen tahun depan, kecuali jika harga komoditas ambrol lagi akibat pelemahan ekonomi China dan juga kenaikan Fed Rate yang di luar ekspektasi. (np)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.201,44 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.181,6 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.152,06 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.047,01 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.