BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Ini Penyebab Buruknya Kinerja Perusahaan Properti pada Kuartal III

03 November 2015
Tags:
Ini Penyebab Buruknya Kinerja Perusahaan Properti pada Kuartal III
Sejumlah pengunjung melihat pameran properti di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (17/9). Pameran yang bertajuk "Jakarta Property Week 2015" ini merupakan cara untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhan akan properti dan digelar pada 17 September-20 September 2015. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Laba PWON, BSDE & ASRI ambrol lebih dari 10%

Bareksa.com - Pada kuartal III 2015, perusahaan properti belum menunjukkan kinerja memuaskan. Sebagian pengembang masih mencatatkan penurunan laba dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Padahal pemerintah telah mengeluarkan sejumlah paket kebijakan, salah satunya meningkatkan plafon kredit.

Mandiri Sekuritas dalam laporan riset kepada nasabah 2 November 2015 menyebutkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan melandainya kinerja beberapa perusahaan properti adalah melemahnya nilai tukar rupiah. Kurs rupiah pada September --akhir dari kuartal III-- sempat menyentuh level terendahnya Rp14.600 per dolar AS.

PT Alam Sutera Tbk (ASRI) merupakan salah satu perusahaan properti yang mengalami penurunan nilai penjualan. Berdasarkan laporan keuangan, penjualan ASRI menyusut 23 persen menjadi Rp2,1 triliun dari sebelumnya Rp2,8 triliun. Rugi kurs ASRI juga membengkak mencapai Rp791 miliar, naik drastis dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp54 miliar.

Promo Terbaru di Bareksa

Grafik: Laba/Rugi Kurs BSDE, PWON & ASRI

Illustration
sumber: Laporan Keuangan

Rugi kurs juga dialami oleh PT Pakuwon Jati Tbk (PWON). Melemahnya nilai tukar rupiah menambah beban perusahaan. Rugi kurs PWON tercatat mencapai Rp139 miliar, padahal tahun sebelumnya mencatatkan laba kurs sebesar Rp5,6 miliar. Perusahaan ini menerbitkan obligasi global senilai $200 juta atau setara Rp2,9 triliun pada Juli 2014. Saat itu kurs rupiah masih berada pada kisaran Rp11.500 - 12.000 per dolar AS. Saat ini kurs rupiah sudah berada di kisaran Rp13.600 per dolar, bahkan sempat menyentuh Rp14.600 per dolar pada September.

Kondisi tersebut membuat beban bunga PWON pada kuartal III tahun ini melonjak 60 persen menjadi Rp318 miliar dari sebelumnya Rp197 miliar. Pada akhirnya laba bersih perusahaan anjlok 11 persen menjadi Rp1,1 triliun dari sebelumnya Rp1,3 triliun.

Grafik: Beban Bunga BSDE, PWON & ASRI

Illustration
sumber: Laporan Keuangan

Membengkaknya beban bunga juga dirasakan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE). Pada April 2015, BSDE menerbitkan obligasi global senilai $225 juta atau setara Rp3,2 triliun (asumsi kurs Rp14.500 per dolar AS). Utang tersebut membuat beban bunga BSDE melonjak 33 persen menjadi Rp387 miliar dari sebelumnya Rp289 miliar. Laba BSDE pun tergerus 46 persen menjadi Rp1,7 triliun dari sebelumnya Rp3,3 triliun.

Grafik: Laba BSDE, PWON & ASRI

Illustration
sumber: Laporan Keuangan

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,21

Down- 0,04%
Up3,59%
Up0,02%
Up5,46%
Up18,25%
-

Capital Fixed Income Fund

1.767,05

Up0,56%
Up3,40%
Up0,02%
Up6,86%
Up17,17%
Up43,56%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.748,46

Down- 0,79%
Up3,43%
Up0,01%
Up3,97%
Up18,39%
Up46,82%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.033,61

Down- 0,45%
Up1,56%
Up0,01%
Up2,14%
Down- 2,42%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.033,61

Up0,53%
-
Up0,03%
---
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua