BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Investasi? Jangan Tunggu IHSG Mencapai Puncak

13 Juli 2015
Tags:
Investasi? Jangan Tunggu IHSG Mencapai Puncak
An investor takes notes in front of an electronic board showing stock information at a brokerage office in Beijing, China, July 7, 2015. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

belajar dari bubble China dimana banyak investor masuk saat indeks sudah terlalu tinggi

Bareksa.com - Banyak investor 'baru' menghindar berinvestasi di pasar saham jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sedang berada di level rendah. Sebaliknya orang berbondong-bondong masuk ke pasar saham ketika IHSG sudah berada di level tertinggi. Alasannya sederhana, investor lebih tergiur ketika sebuah instrumen investasi sudah menghasilkan keuntungan.

Justru berinvestasi saat IHSG naik salah satu penyebab terjadinya 'bubble' pada pasar saham di China yang mayoritas diisi oleh investor retail --pedagang buah dan bahkan ibu rumah tangga. Data China Household Finance Survey yang dikeluarkan pada 31 Maret 2015 menyebutkan bahwa pertumbuhan investor lulusan SMP dan SD lebih tinggi dibanding investor yang memiliki pedidikan lebih tinggi. Bahkan 5,8 persen investor China tidak berpendidikan.

Grafik: Survey Level Pendidikan Investor Saham China

Promo Terbaru di Bareksa

Illustration

sumber:SWUFE China Household Finance Survey, Bloomberg.com

Ketika indeks menguat dan memberi keuntungan bagi beberapa orang, maka orang lain akan tertarik dan mulai masuk ke bursa saham, apalagi mereka yang kurang memiliki pengetahuan tentang pasar modal. Hal ini menyebabkan indeks saham Shanghai terus terdorong naik seiring dengan semakin banyaknya dana yang masuk dari investor baru.

Grafik: Pertumbuhan Investor Baru China

Illustration

sumber:Bloomberg.com

Masalahnya, orang-orang atau investor yang kurang memiliki pengetahuan tidak menyadari bahwa mereka masuk ketika indeks sudah terlalu tinggi. Ketika ada berita negatif dari Yunani, bursa Shanghai langsung ambrol dan memicu kekhawatiran investor. Bayangkan saja, dalam waktu satu bulan indeks saham di China turun 30 persen seolah menghapus keuntungan yang sudah terjadi pada Maret-Juni 2015.

Terbalik dengan keadaan di China, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak awal tahun sampai dengan Jumat (10/7) sudah turun 7 persen. Sampai perdagangan Jumat (10/7), IHSG berada di level 4.859 --terendah sejak Juni 2014. Artinya, potensi penguatan IHSG jauh lebih besar dibanding indeks Shanghai yang sudah melewati puncak. (baca juga: Sebulan Saham China Ambrol 30%, Peluang Atau Ancaman Buat Indonesia?)

Grafik: Penurunan IHSG

Illustration

sumber: Bareksa.com

Lalu, kemana kita bisa mulai investasi?

Bagi Anda yang menyukai risiko dan memiliki pemahaman yang tinggi terhadap bursa saham, tentunya lebih memilih instrumen saham karena menawarkan keuntungan lebih besar. Tetapi bagi Anda yang terlalu sibuk untuk menganalisis perusahaan atau kurang memiliki pengetahuan mendalam tentang pasar modal, reksa dana saham bisa dijadikan pilihan.

Reksa dana saham cenderung bergerak searah dengan IHSG karena sebagian besar dana diinvestasikan pada instrumen saham. Karena itu sebelum membeli reksa dana jenis ini, ada baiknya kita membaca fund fact sheet untuk mengetahui track record dan komposisi aset dari reksa dana tersebut.

Jika khawatir IHSG masih turun. Investor bisa menerapkan strategi averaging down seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya di artikel Learning Center ini : Averaging, Strategi Investasi Ketika IHSG Kurang Bersahabat

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,36

Up0,41%
Up3,60%
Up0,02%
Up5,91%
Up19,01%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,83

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,22%
Up17,48%
Up42,87%

STAR Stable Income Fund

1.915,81

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,25%
Up30,81%
Up60,29%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.757

Down- 0,19%
Up3,05%
Up0,01%
Up4,62%
Up19,15%
Up47,74%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,38

Up0,12%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,94%
Down- 1,75%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua