BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Laba BTPN Turun 13% Ditengah Peningkatan Kredit Yang Menekan Net Interest Income

03 Maret 2015
Tags:
Laba BTPN Turun 13% Ditengah Peningkatan Kredit Yang Menekan Net Interest Income
Kantor cabang bank BTPN (company website)

Loan-to-Deposit Ratio BTPN meningkat menjadi 97,7 persen pada akhir 2014, dibanding dengan 88,3 persen di akhir 2013.

Bareksa.com – Laba tahun 2014 PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk (BTPN) turun 13 persen, ditengah kenaikan penyaluran kredit yang menyebabkan penurunan net interest income.

Laba bersih pada periode Januari-Desember 2014 tercatat sebesar Rp1,8 triliun, atau Rp317 per saham, dibanding tahun sebelumnya Rp2,1 triliun, atau Rp365 per saham, berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan hari ini.

Loan-to-Deposit Ratio BTPN meningkat menjadi 97,7 persen pada akhir tahun 2014, dibanding dengan 88,3 persen di akhir tahun sebelumnya, sementara penyisihan kerugian atas kredit yang tidak bisa ditagih meningkat menjadi Rp 742,1 miliar di tahun 2014, dari Rp 574,3 miliar pada tahun 2013.

Promo Terbaru di Bareksa

Net interest income pada tahun 2014 tercatat sebesar Rp 6,57 triliun, dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp 7,05 triliun. Interest income meningkat 12,3 persen, sementara interest expense naik 13 persen.

Pada akhir tahun 2014, total kredit yang disalurkan BTPN sebesar Rp 49,44 triliun, dibanding pada akhir 2013 yang sebesar Rp 44,75 triliun. Tingkat rasio kredit macet kotor, atau gross non-performing loan, dapat dipertahankan persis sama di angka 0,67 persen pada akhir tahun 2014 dan 2013.

Sebelumnya, Anika Faisal selaku Direktur Kepatuhan BTPN, menyatakan tahun 2015 BTPN menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 15-17 persen atau sama dengan proyeksi rentang pertumbuhan Bank Indonesia.

BTPN yang saat ini menjadi satu-satunya bank yang fokus pada nasabah pensiunan terancam mendapat pesaing. Pasalnya akan ada bank pensiunan baru yang siap beroperasi. Bank tersebut merupakan hasil usaha joint venture antara tiga BUMN, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Taspen (Persero), dan PT Pos Indonesia (Persero).

Bank pensiunan tersebut nantinya akan dilebur dengan Bank Sinar Harapan Bali (BSHB) sebagai kendaraan untuk menerapkan kerjasama ini, yang akan mengandalkan 45 ribu kantor cabang besar PT Pos Indonesia di seluruh pelosok Indonesia. BTPN memiliki total 1.047 kantor cabang di seluruh Indonesia per akhir 2014.

Bank Mandiri menjadi pemegang saham mayoritas yaitu dengan kepemilikan 59,6 persen. Sedangkan Pos Indonesia dan Taspen masing-masing memiliki saham sebesar 20,2 persen. (qs)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Capital Fixed Income Fund

1.774,72

Up0,56%
Up3,36%
Up0,03%
Up6,75%
Up17,40%
Up44,96%

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.325,29

Up0,83%
Up4,01%
Up0,03%
Up5,83%
Up18,67%
-

STAR Stable Income Fund

1.925,21

Up0,49%
Up2,96%
Up0,02%
Up6,02%
Up29,53%
Up64,62%

I-Hajj Syariah Fund

4.820,35

Up0,52%
Up3,04%
Up0,02%
Up6,16%
Up21,87%
Up40,55%

Reksa Dana Syariah Syailendra OVO Bareksa Tunai Likuid

1.140,11

Up0,54%
Up2,80%
Up0,02%
Up4,94%
--
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua