Berita / SBN / Artikel

Mantul! Pemesanan SBR012 Tembus Rp22 Triliun, Rekor Tertinggi SBN Ritel non Tradable

Abdul Malik • 09 Feb 2023

an image
Ilustrasi perempuan investor yang gembira karena meraih cuan dari investasinya di SBN Ritel seri SBR012. (shutterstock)

Jelang penutupan masa penawaran, nilai pemesanan SBR012-T2 mencapai Rp16,73 triliun dan SBR012-T4 senilai Rp5,95 triliun

Bareksa.com - Seperti diperkirakan sebelumnya, Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR012 yang masa penawarannya resmi ditutup hari ini, Kamis (9/2/2023) benar-benar laris manis diborong investor. Surat Berharga Negara (SBN) Ritel seri perdana yang dijual secara online di 2023 itu membukukan nilai pemesanan hingga Rp22 triliun. 

Larisnya SBR012 utamanya karena ditopang imbal hasilnya menarik dan merupakan instrumen investasi yang aman di tengah ketidakpastian pasar global saat ini. Selain, itu strategi pemerintah menerbitkan SBR012 dalam 2 tenor, yakni tenor 2 tahun atau SBR012-T2 dan tenor 4 tahun atau SBR012-T4 juga turut mendongkrak minat investor. Sebab investor jadi punya pilihan instrumen investasi sesuai kebutuhan dan tenor yang diinginkan.

Rincian nilai pemesanan hingga Kamis (9/2/2023) pukul 10.00 WIB atau saat penutupan yakni untuk SBR012-T2 senilai Rp16,73 triliun dan SBR012-T4 senilai Rp5,95 triliun, atau total keduanya senilai Rp22,68 triliun. Nilai itu dua kali lipat lebih besar dari target awal yang senilai Rp10 triliun. 

Hingga penutupan, kuota pemesanan SBR012 telah beberapa kali ditambah hingga jadi Rp25,5 triliun, artinya sejatinya masih ada sisa kuota Rp2,81 triliun. Penambahan kuota pemesanan SBR012 hingga beberapa kali tersebut, guna merespons tingginya minat investor. 

Meski begitu, realisasi penjualan SBR012 masih menunggu penetapan dari Kementerian Keuangan. Sebab nilai pemesanan tersebut masih harus berstatus order lengkap (completed order) dan nilai yang dimenangkan juga harus ditetapkan oleh Kemenkeu. 

Investasi di SBN Ritel, Daftar Sekarang, Klik di Sini

Rekor Tertinggi SBN Ritel non Tradable

Nilai pemesanan SBR012 juga merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah penerbitan SBN Ritel yang bersifat tidak bisa diperdagangkan (non tradable) dijual secara online. Dengan begitu, SBR012 menggeser posisi SBR011 sebagai SBN Ritel non tradable dengan nilai penjualan tertinggi yang senilai Rp13,91 triliun pada 2022. 

Dibandingkan SBN Ritel non tradable seri lainnya, SBR012 juga tergolong fantastis karena pertama kalinya nilai pemesanannya menembus di atas Rp20 triliun. Sebab sejak SBN Ritel non tradable dijual secara online pada 2018 dalam 18 seri, rata-rata nilai penjualannya di bawah Rp10 triliun. 

Hanya SBR011 dan Sukuk Tabungan (ST) seri ST009 yang berhasil menembus penjualan Rp10 triliun. Kemudian nantinya ditambah SBR012 setelah ditetapkan oleh Kemenkeu. SBR merupakan SBN Ritel non tradable jenis konvensional dan ST ialah jenis syariah. 

Historis Penjualan SBN Ritel non Tradable

Seri SBN

Tanggal Penawaran

Sifat

Penjualan (Rp triliun)

SBR003

14-May-2018

Non-tradable

1,93

SBR004

20-Aug-2018

Non-tradable

7,32

ST002

1-Nov-2018

Non-tradable

4,95

SBR005

30-Jan-2019

Non-tradable

4,01

ST003

27-Feb-2019

Non-tradable

3,13

SBR006

1-Apr-2019

Non-tradable

2,26

ST004

3-May-2019

Non-tradable

2,63

SBR007

9-Jul-2019

Non-tradable

3,22

ST005

8-Aug-2019

Non-tradable

1,96

SBR008

5-Sep-2019

Non-tradable

1,89

ST006

1-Nov-2019

Non-tradable

1,46

SBR009

27-Jan-2020

Non-tradable

2.25

ST007

4-Nov-2020

Non-tradable

5,42

SBR010

21-Jun-2021

Non-tradable

7,5

ST008

1-Nov-2021

Non-tradable

5

SBR011

25-May-2022

Non-tradable

13,91

ST009

28-Oct-2022

Non-tradable

10

SBR012 (SBR012-T2 & SBR012-T4)*

19 Januari 2023

Non-tradable

22,68

Sumber : Kemenkeu, diolah Bareksa, *SBR012 masih menunggu penetapan Kemenkeu

Pokok-pokok Ketentuan dan Persyaratan SBR012 :

No

Keterangan

SBR012-T2

SBR012-T4

1

Periode Registrasi

Setiap saat pada Mitra Distribusi yang telah ditetapkan

2

Masa Penawaran

Pembukaan : 19 Januari 2023 pukul 09.00 WIB

Penutupan : 9 Februari 2023 pukul 10.00 WIB

3

Bentuk dan Karakteristik Obligasi

Obligasi Negara tanpa warkat, tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder, tidak dapat dicairkan sampai dengan jatuh tempo, kecuali pada masa pelunasan sebelum jatuh tempo (early redemption)

4

Tanggal Penetapan Hasil Penjualan

13 Februari 2023

5

Tanggal Setelmen

15 Februari 2023

6

Tanggal Jatuh Tempo

10 Februari 2025

10 Februari 2027

7

Minimum Pemesanan

Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah)

8

Maksimum Pemesanan

Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)

Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)

9.

Jenis Kupon

Mengambang dengan tingkat kupon minimal (floating with floor) dengan suku bunga acuan adalah BI 7-Day Reverse Repo Rate

10

Tingkat Kupon

  • Tingkat kupon untuk periode 3 bulan pertama (tanggal 15 Februari 2023 - 10 Mei 2023) adalah 6,15%, berasal  dari suku bunga acuan yang berlaku pada saat penetapan kupon yaitu 5,50% ditambah  spread tetap 65 bps (0,65%)

  • Tingkat kupon berikutnya akan disesuaikan setiap 3 bulan pada tanggal penyesuaian kupon sampai dengan jatuh tempo

  • Penyesuaian tingkat Kupon didasarkan pada suku bunga acuan ditambah spread tetap 65 bps (0,65%).

  • Tingkat kupon 6,15% adalah berlaku sebagai tingkat kupon minimal (floor) dan tingkat kupon minimal tidak berubah sampai dengan jatuh tempo

  • Tingkat kupon untuk periode 3 bulan pertama (tanggal 15 Februari 2023 - 10 Mei 2023) adalah 6,35%, berasal  dari suku bunga acuan yang berlaku pada saat penetapan kupon yaitu sebesar 5,50% ditambah  spread tetap 85 bps (0,85%)

  • Tingkat kupon berikutnya akan disesuaikan setiap 3 bulan pada tanggal penyesuaian kupon sampai dengan Jatuh Tempo

  • Penyesuaian tingkat kupon didasarkan pada suku bunga acuan ditambah spread tetap 85 bps (0,85%)

  • Tingkat kupon 6,35% berlaku sebagai tingkat kupon minimal (floor) dan tingkat kupon minimal tidak berubah sampai dengan jatuh tempo

11

Pembayaran Kupon

Tanggal 10 setiap bulan

12

Pembayaran Kupon Pertama Kali

10 Maret 2023* (short coupon)

*Dalam hal tanggal pembayaran kupon bukan pada hari kerja, maka pembayaran kupon dilakukan pada hari kerja berikutnya tanpa kompensasi bunga

13

Periode Pengajuan Early Redemption 

Pembukaan : 26 Februari 2024 pukul 09.00 WIB

Penutupan : 5 Maret 2024 pukul 15.00 WIB

Pembukaan : 24 Februari 2025 pukul 09.00 WIB

Penutupan : 4 Maret 2025 pukul 15.00 WIB

14

Tanggal Setelmen Early Redemption

11 Maret 2024

10 Maret 2025

15

Nilai Maksimal Early Redemption

50% dari setiap transaksi pembelian yang telah dilakukan pada masing-masing mitra distribusi

Sumber : DJPPR Kemenkeu

Raih Passive Income dari Investasi SBN Ritel, Klik di Sini

Imbal Hasil SBR012

Kementerian Keuangan menetapkan imbal hasil atau kupon SBR012-T2 yang memiliki tenor 2 tahun sebesar 6,15% per tahun dan SBR012-T4 yang bertenor 4 tahun menawarkan kupon 6,35% per tahun, yang merupakan kupon minimal. Sebab imbal hasil SBR012 bersifat mengambang dengan batas minimal (floating with floor).  

Dibandingkan suku bunga acuan Bank Indonesia, yakni BI 7 Days Reverse Repo Rate pada saat penetapan kupon yakni 5,5%, maka selisih (spread) imbal hasilnya 0,65% untuk SBR012-T2 dan 0,85% untuk SBR012-T4. Artinya imbal hasil atau kupon SBR012 bisa naik saat suku bunga BI naik, namun tidak bisa turun lebih rendah dari batas minimal, saat suku bunga BI turun. 

Setelah dipotong pajak 10%, maka kupon atau imbal hasil bersih SBR012-T2 jadi 5,535% dan kupon bersih SBR012-T4 jadi 5,715% per tahun. 

Imbal hasil SBR012 ini jauh lebih tinggi dari bunga deposito bank-bank besar nasional yang pada awal Januari 2023 di kisaran 2%-3% per tahun untuk nilai deposito hingga Rp100 miliar dengan tenor 1 tahun. Setelah dipotong pajak 20%, maka bunga bersih deposito bank di kisaran 1,6% hingga 2,4% per tahun.

Kupon Bersih SBR012 vs Deposito

Instrumen

Kupon/bunga per tahun

Pajak

Kupon/bunga bersih per tahun

SBR012-T2

6,15%

10%

5,535%

SBR012-T4

6,35%

10%

5,715%

Deposito bank-bank besar

2-3%

20%

1,6% - 2,4%

Sumber : Kemenkeu, berbagai sumber diolah Bareksa

Besaran kupon SBR012 tersebut berlaku sebagai kupon minimal untuk periode 3 bulan pertama yakni pada 15 Februari - 10 Mei 2023. Untuk selanjutnya, pemerintah akan melakukan evaluasi imbal hasil setiap periode 3 bulan. 

Makanya, dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia terbaru menjadi 5,75%, ada potensi pemerintah untuk melakukan evaluasi dan menaikkan kupon SBR012 pada tiga bulan mendatang. 

Simulasi Imbal Hasil Investasi di SBR012

Dengan kupon atau imbal hasil bersih 5,535% hingga 5,715% per tahun, kira-kira berapa ya cuan per bulan dari investasi di SBR012 mulai Rp1 juta, Rp10 juta, Rp100 juta, Rp1 miliar, Rp5 miliar hingga Rp10 miliar? 

Dilansir dari materi Kementerian Keuangan, jika Kamu berinvestasi di SBR012-T2 senilai Rp1 juta, maka imbal hasil per bulan senilai Rp4.613. Jika kamu berinvestasi Rp10 juta, maka kupon bersih yang masuk rekeningmu Rp46.125 per bulan. Dengan berinvestasi Rp100 juta, maka cuan investasi yang Kamu dapatkan Rp461.250 per bulan. 

Sedangkan jika Kamu berinvestasi di SBR012-T2 senilai Rp1 miliar, maka kamu akan mendapatkan cuan bersih Rp4,61 juta per bulan. Terakhir, jika kamu investasi Rp5 miliar, yang merupakan nilai maksimal, maka kamu akan mendapatkan passive income bersih Rp23,06 juta per bulan. 

Perhitungan Kupon (Imbal Hasil) Floor SBR012-T2

Unit*

Kupon/imbal hasil floor (Rp)

Pajak 10% (Rp)

Kupon/imbal hasil bersih (Rp)

1

5.125

513

4.613

10

51.250

5.125

46.125

20

102.500

10.250

92.250

30

153.750

15.375

138.375

40

205.000

20.500

184.500

50

256.250

25.625

230.625

100

512.500

51.250

461.250

150

768.750

76.875

691.875

500

2.562.500

256.250

2.306.250

1.000

5.125.000

512.500

4.612.500

2.000

10.250.000

1.025.000

9.225.000

5.000

25.625.000

2.562.500

23.062.500

*1 unit = Rp1 juta, Sumber : Kemenkeu, diolah Bareksa

Adapun jika kamu berinvestasi di SBR012-T4 senilai Rp1 juta, maka imbal hasil bersih yang kamu dapatkan senilai Rp4.763 per bulan. Apabila kamu berinvestasi Rp100 juta, maka kamu akan mendapatkan kupon bersih senilai Rp476.280 per bulan. 

Jika investasimu di SBR012-T2 senilai Rp1 miliar, maka imbal hasil bersih yang akan kamu dapatkan Rp4,76 juta per bulan. Terakhir jika kamu berinvestasi Rp10 miliar, yang merupakan nilai maksimal, maka passive income bersih yang masuk rekeningmu minimal Rp47,6 juta per bulan. 

Unit

Kupon/imbal hasil floor (Rp)

Pajak 10% (Rp)

Kupon/imbal hasil bersih (Rp)

1

5.292

529

4.763

10

52.920

5.292

47.628

20

105.840

10.584

95.256

30

158.760

15.876

142.884

40

211.680

21.168

190.512

50

264.600

26.460

238.140

100

529.200

52.920

476.280

150

793.800

79.380

714.420

500

2.646.000

264.600

2.381.400

1.000

5.292.000

529.200

4.762.800

2.000

10.584.000

1.058.400

9.525.600

5.000

26.460.000

2.646.000

23.814.000

10.000

52.920.000

5.292.000

47.628.000

​*1 unit = Rp1 juta, Sumber : Kemenkeu, Bareksa

Jika kamu berinvestasi di SBR012-T2 dan SBR012-T4 di nilai maksimal yakni Rp15 miliar secara gabungan dari keduanya, maka passive income bersih yang kamu dapatkan mencapai Rp70,7 juta per bulan.

Investasi di SBN Ritel, Daftar Sekarang, Klik di Sini

(AM)

***

Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?

PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel atau SBN Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.

Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama empat tahun secara beruntun dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah  penghargaan sebagai Midis SUN dengan Kinerja Terbaik 2021 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021. 

Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional). Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, registrasi ulang akun di Bareksa untuk memesan SBN Ritel seri berikutnya.