Berita / SBN / Artikel

Jagartha Advisors : Pasokan SBN Bakal Melimpah di 2021, Pulihnya EPS Dongkrak IHSG Melesat

Abdul Malik • 17 Dec 2020

an image
Ari Adil, Co-Founder Jagartha Advisors dan FX Iwan, Co–Founder Jagartha Advisors dalam acara peluncuran Jagartha Advisors sebagai perusahaan penasihat investasi independen. Mengantongi izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 29 Maret 2018. (Dok. Jagartha)

Yield SBN tenor 10 tahun diperkirakan akan bergerak di level 6-6,5 persen tahun depan

Bareksa.com - Perusahaan Penasihat Investasi PT Jagartha Advisors memperkirakan imbal hasil (yield) surat berharga negara (SBN) akan terbatas pergerakannya. Yield SBN tenor 10 tahun diperkirakan akan bergerak di level 6-6,5 persen tahun depan. Director, Chief Investment Officer Jagartha Advisors Erick Argasetya mengatakan terbatasnya pergerakan SBN disebabkan oleh pasokan obligasi yang melimpah, baik dari sisi SBN maupun obligasi korporasi.

"Pasokan obligasi yang melimpah menyebabkan pergerakan yield SBN terbatas," kata dia dalam acara Media Interview With Jagartha Advisors Secara Virtual, Rabu (16/12).

Pergerakan imbal hasil ini, lanjut Erick juga dipengaruhi oleh kebijakan. Erick menilai, Bank Indonesia ke depan masih akan mempertahankan suku bunga acuan di level saat ini, yakni 3,75 persen. Namun BI akan tetap mempersiapkan amunisinya dengan bauran kebijakan ataupun menurunkan suku bunga acuan untuk mendukung perekonomian. Sementara dari sisi pertumbuhan ekonomi, Erick memperkirakan akan berada di 4,7-5,3 persen pada 2021.

"Pada semester I 2021, perekonomian mungkin akan menghadapi risiko apabila distribusi vaksin dan efektivitasnya terhadap Covid-19 tidak berjalan dengan baik sehingga diperlukan sinergi antara pemerintah dan pelaku bisnis untuk mempertahankan momentum pemulihan ekonomi," kata dia.

Dengan melihat sentimen yang mempengaruhi pasar uang tersebut, investor diperkirakan akan mencari investasi dengan imbal hasil yang lebih besar. Salah satunya adalah di pasar saham. Apalagi kondisi pasar modal diperkirakan akan membaik seiring dengan distribusi vaksin Covid-19.

IHSG

Erick menjelaskan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun depan diperkirakan bisa berada di level 7.000-7.250. Peningkatan IHSG tersebut didukung oleh pertumbuhan earning per share (EPS) IHSG yang sudah pulih dari level terendahnya pada 2020. "Untuk EPS growth pada 2021 kami targetkan bisa mencapai 25 persen," kata dia.

Dengan peningkatan tersebut, menurut Erick ada beberapa sektor yang akan diuntungkan. Sektor-sektor tersebut sebelumnya terkena imbas dari pandemi Covid-19, namun saat ini berangsur pulih kembali."Sektor konsumer, properti, pertambangan, ritel dan pariwisata akan menjadi sektor yang diuntungkan dari kenaikan IHSG pada 2021," ucap dia.

Investor milenial, menurut Erick juga berperan dari peningkatan IHSG pada 2021. Peningkatan investor milenial ini disebabkan oleh menjamurnya platform yang menawarkan investasi saham. Fenomena ini, lanjut Erick, tidak hanya terjadi di Indonesia namun juga di Amerika Serikat.

Di negara Joe Biden tersebut bahkan terdapat aplikasi saham yang tidak mengenakan biaya komisi bagi investor milenial yang baru terjun ke dunia saham. Di Indonesia, meningkatnya investor milenial mulai terjadi pada periode April hingga Mei 2020. Milenial yang sebelumnya tidak terlalu peduli dengan pasar modal, tiba-tiba mulai menaruh minat ke industri yang fluktuatif ini.

"Fenomena meningkatnya investor milenial bisa dilihat dari meningkatnya kata kunci 'Beli Saham' di mesin pencari Google," terang Erick.

Erick mengungkapkan, fenomena ini merupakan hal positif untuk industri pasar modal. Namun, hal ini juga harus diikuti oleh meningkatnya dana institusi dan dana investor asing. Pasalnya, kapitalisasi pasar di tanah air banyak dikendalikan oleh tujuh saham utama yang pergerakannya membutuhkan dukungan dana yang cukup besar.

Sementara untuk tahun ini, Erick optimistis IHSG bisa melebihi level 6.000. Apalagi pada Desember 2020 ini, terjadi momen window dressing dan santa claus rally. Dalam momen ini, IHSG mencatat kenaikan paling tinggi dibandingkan bulan lain di tahun 2020, yakni bisa mencapai 96 persen.

"Dalam 10 tahun terakhir, IHSG tidak pernah turun pada bulan Desember, hanya 1 kali pada Desember 2000 IHSG terkoreksi karena ada kekhawatiran akan virus Y2K. Namun sisanya, IHSG ditutup positif dengan kenaikan sebesar 96 persen," ucap dia.

(K09/AM)

***
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?

Dengan berinvestasi di SBN Ritel kita tidak hanya mendapatkan imbal hasil namun juga membantu pembiayaan APBN untuk pembangunan negara. Tunggu penerbitan SBN Ritel berikutnya di Bareksa. Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional).

Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di Bareksa untuk memesan ST007.

PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.