Berita / SBN / Artikel

Sri Mulyani : Penerbitan SBN hingga Oktober Melonjak 130 Persen Jadi Rp943,5 Triliun

Abdul Malik • 24 Nov 2020

an image
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (dok. Humas Kemenkeu)

Realisasi pembiayaan anggaran hingga Oktober 2020 mencapai Rp928 triliun, atau 89,3 persen dari pagu Perpres 72/2020

Bareksa.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan realisasi pembiayaan utang hingga Oktober 2020 mencapai Rp958,6 triliun, atau meralisasi 78,5 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam Perpres 72/2020 yang senilai Rp 1.220,5 triliun. Nilai itu melonjak hingga 143,8 persen dari realisasi Oktober 2019 yang senilai Rp393,2 triliun.

"Di mana penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) neto sudah diissue Rp943,5 triliun dan pinjaman Rp15,2 trilun," ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita Edisi November 2020 secara virtual di Jakarta (23/11/2020).

Nilai penerbitan SBN hingga Oktober tahun ini melonjak 130,1 persen dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu yang senilai Rp410 triliun. Adapun nilai pinjaman neto negatif 190 persen. Kemenkeu mencatat realisasi pembiayaan anggaran hingga Oktober 2020 mencapai Rp928 triliun, atau 89,3 persen dari pagu Perpres 72/2020, yang melesat 143 persen dari Oktober 2019.

"Realisasi pembiayaan anggaran yang 89,3 persen dari target, didukung likuiditas yang cukup dan kinerja pasar SBN yang baik," demikian disampaikan dalam materi paparan Sri Mulyani.

Sumber : Kemenkeu

Pembelian SBN oleh Bank Indonesia melalui skema burden sharing sesuai SKB I hingga Oktober 2020 mencapai Rp72,49 triliun, dengan rincian Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Rp32,3 triliun dan Surat Utang Negara (SUN) Rp40,2 triliun. Adapun pembelian SBN oleh BI sesuai SKB II untuk public goods senilai Rp270 triliun, atau 67,92 persen dari target. Sedangkan penerbitan SBN untuk non public goods mencapai Rp152,03 triliun. 

Realisasi APBN hingga Oktober 2020 mencatatkan defisit hingga Rp764,9 triliun atau mencapai 4,67 persen dari PDB. Untuk diketahui, akibat Covid-19 pemerintah mengasumsikan defisit APBN 2020 bisa bengkak ke Rp1.039 triliun atau 6,35 persen dari PDB. Pendapatan negara tercatat Rp1.276,9 triliun atau tumbuh negatif 15,4 persen. Sementara belanja negara Rp2.041 triliun atau tumbuh 13,6 persen untuk mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

"Perpres kita untuk defisit menggambarkan keseluruhan tahun defisit akan mencapai Rp1.039 triliun atau 6,34 persen dari PDB. Sekali lagi saya bawa ini dalam konteks G-20 ini fiscal support kontraksi cukup relatif modest. Negara lain bisa belasan persen," papar Sri Mulyani.

***

Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?

Pemerintah membuka masa penawaran Green Sukuk Ritel, Sukuk Tabungan seri ST007 pada 4-25 November 2020. Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional).

Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di Bareksa untuk memesan ST007.

PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.