
Bareksa - Tim Analis Bareksa merekomendasikan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dan PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) sebagai saham pilihan hari ini (24/9). Indeks Harga Saham Gabungan diprediksi
Harga saham SSIA melesat 7,8% jadi Rp1.865 (23/9). Saham emiten properti dan pengelola kawasan industri ini direkomendasikan beli untuk trading dengan harga masuk di rentang Rp1.800-1.865, target harga ambil untung di Rp1.950 dan Rp2.000, serta stop rugi di Rp1.720.
Saham SSIA dinilai meraih sentimen positif karena lahannya di kawasan Subang Smartpolitan, Jawa Barat diborong BYD, raksasa otomotif asal Tiongkok. BYD menjadi tenant terbesar dengan total alokasi saat ini mencapai 108 hektare, termasuk pabrik EV dan baterai. BYD dikabarkan akan menambah kepemilikan lahan di kawasan tersebut.
Harga saham MEDC melemah 0,38% jadi Rp1.310 (23/9). Saham emiten tambang migas ini direkomendasikan beli untuk trading dengan harga masuk di rentang Rp1.280-1.310, target harga ambil untung di Rp1.350 dan Rp1.400, serta stop rugi di Rp1.200.
Saham MEDC meraih sentimen positif dari kenaikan harga minyak dunia dengan WTI mendekati US$64 per barel dan Brent di atas US$67, dipicu retorika keras Presiden AS Donald Trump terhadap Rusia serta kekhawatiran pasokan OPEC+. Selain itu, Rusia mempertimbangkan pembatasan ekspor solar setelah serangan drone Ukraina menghantam infrastruktur energi, semakin menambah ketidakpastian pasokan global.
Harga saham LSIP stagnan di Rp1.335 (23/9). Saham emiten produsen minyak sawit mentah (CPO) direkomendasikan beli untuk trading dengan harga masuk di rentang Rp1.310-1.335, target harga ambil untung di Rp1.360 dan Rp1.380, serta stop rugi di Rp1.280.
Saham LSIP dinilai meraih sentimen positif seiring potensi kenaikan harga CPO yang diprediksi bisa menuju MYR5.000 per ton. Meskipun jangka pendek terkoreksi 2,3% ke MYR4.341 per ton pada Selasa (23/9), terendah sejak Agustus, akibat koreksi harga minyak kedelai global yang dipicu kebijakan Argentina menghapus bea keluar ekspor biji-bijian. Namun CPO diprediksi akan terus menguat ditopang oleh kinerja ekspor yang solid dan meningkatnya minat beli di pasar global.
Stock Pick (Rp) | SSIA | MEDC | LSIP |
|---|---|---|---|
Last Price | 1,865 | 1,310 | 1,335 |
Recommendation | Trading Buy | Trading Buy | Trading Buy |
Entry Range | 1,865 | 1,310 | 1,335 |
1,800 | 1,280 | 1,310 | |
Target Price (TP) 1 | 1,950 | 1,350 | 1,360 |
Target Price (TP) 2 | 2,000 | 1,400 | 1,380 |
Stop Loss | 1,720 | 1,200 | 1,280 |
Sumber: Tim Analis Bareksa, last price per 23/9/2025
IHSG naik 1,06% ke level 8.125 pada Selasa (23/9), yang merupakan level penutupan tertinggi sepanjang sejarah (all time high), didukung asing net buy jumbo Rp5,5 triliun. Menurut riset teknikal Ciptadana Sekuritas Asia (24/9), tiga sektor utama yang memimpin penguatan IHSG adalah material dasar (2,84%), energi (2,27%), serta properti & real estat (2,2%).
Saham penggerak indeks antara lain BBCA (1,94% ke 7.875), BRPT (4,66% ke 3.370), dan ASII (3,51% ke 5.900). IHSG saat ini diperdagangkan di sekitar 8.125, berhasil kembali ke zona tertinggi sebelumnya di dekat 8.023 dan terus bergerak naik. Resistensi saat ini berada di kisaran 8.150 – 8.200 (level psikologis bulat dan target proyeksi sebelumnya). Selama IHSG bertahan di atas 7.680, indeks berpotensi melanjutkan reli menuju 8.200 – 8.300.
Indikator berada di zona jenuh beli (overbought), yang mengindikasikan adanya konsolidasi jangka pendek atau risiko koreksi kecil. Hati-hati, trader jangka pendek sebaiknya waspada terhadap potensi pullback akibat sinyal overbought, namun investor jangka menengah masih bisa menahan posisi selama struktur tren tetap terjaga. Sementara itu, rupiah melemah 60 poin ke level Rp16.665/USD.
Hari ini (24/9), IHSG diprediksi bergerak di rentang 8.040 (support) – 8.150 (resistance) dengan potensi penutupan pada level yang lebih tinggi.
(Sigma Kinasih CTA, CFP/Christian Halim/AM)
***
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.