Tren Suku Bunga Turun, Saham CTRA Diprediksi Melejit 42%

Abdul Malik • 16 Sep 2025

an image
CitraLand City Losari Makassar, salah satu proyek PT Ciputra Develpoment Tbk (CTRA). (sumber : ciputradevelopment.com)

Hasil riset Tim Analis Bareksa menilai saham properti CTRA dan BSDE paling prospektif di tengah tren pemangkasan suku bunga

Bareksa - Hasil riset Tim Analis Bareksa mengungkapkan saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) berpotensi paling prospektif, seiring tren pemangkasan suku bunga global. 

Sebab, dua emiten properti ini punya model bisnis mirip, yakni sama-sama penjualannya mayoritas disumbang oleh pembelian menggunakan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Seiring tren penurunan suku bunga, maka diharapkan beban cicilan yang lebih rendah bisa mengerek kinerja perseroan. 

BSDE dan CTRA sama-sama mencatat nilai marketing sales yang terus bertumbuh sejak 2019 menjadi di kisaran Rp10 triliun. 

Tercatat, kontribusi pembelian unit menggunakan KPR sekitar 70% dan kontribusi penjualan properti terhadap total pendapatan di kisaran 80%. Sebaliknya kontribusi recurring income lebih kecil dibandingkan emiten properti lain. 

Grafik: Marketing Sales CTRA, BSDE, SMRA & PWON (Rp triliun)

Sumber: CTRA

Namun menurut Tim Analis Bareksa, karena target harga saham BSDE sudah hampir tercapai, maka saham CTRA dinilai lebih menarik untuk dikoleksi. Target harga CTRA mencapai Rp1.400, Dibandingkan harga terakhir Rp980 (per 15/9), maka saham CTRA masih punya potensi kenaikan 42,9%. 

Adapun target harga saham BSDE Rp1.200, dibandingkan harga terakhir Rp1.130 (per 15/9), maka masih ada potensi kenaikan 6,2%. 

Tabel: Kontribusi Penjualan Properti, KPR & Target Harga Saham

Emiten
BSDE
CTRA
SMRA
PWON

% Pembelian Pakai KPR

73%

72%

40%

58%

% Penjualan Unit Terhadap Total Pendapatan

84%

81%

71%

20%

Target Price (Rp)

1.200

1.400

750

530

% Potential Upside

6,2%

42,9%

61,6%

41,7%

Sumber: target price versi Ciptadana Sekuritas, potential upside per harga 15/9/2025

Meski begitu, Tim Analis Bareksa mengingatkan potensi risiko dari saham-saham properti. Sebab seiring melemahnya daya beli masyarakat, maka bisa berdampak ke rasio kredit bermasalah (NPL). Tercatat NPL KPR yang terus meningkat sejak 2022. 

Sumber: OJK, BI diolah Tim Analis Bareksa

Bisa Jadi Diversifikasi Portofolio

Head of Investment and Research PT Maybank Asset Management, Dimas Noverio menilai saham properti bisa jadi salah satu pilihan untuk diversifikasi portfolio investasi, karena kinerja emiten pengembang properti hingga semester I 2025 masih cukup baik. Hal ini terlihat pada pertumbuhan presales yang mencapai 2,6% secara tahunan (YOY) di paruh pertama 2025. 

Selain itu, kebijakan pemerintah yang memperpanjang insentif pajak di sektor properti juga menjadi faktor positif untuk membantu penjualan properti. Menurut dia, valuasi saham-saham properti juga masih di bawah rata-rata valuasi historis dalam 10 tahun terakhir.

“Preferensi kami ada di segmen landed residential dikarenakan masih lemahnya permintaan pada segmen apartemen akibat kondisi oversupply. Risiko pada sektor ini adalah lemahnya daya beli masyarakat dan naiknya tingkat NPL KPR nasional,” dia mengungkapkan.

Untuk diketahui, pasar makin optimistis Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) akan memangkas suku bunga 0,25% ke level 4–4,25% pada rapat FOMC 16–17 September 2025 (95,9% peluang). Hingga 2026, total pemangkasan diperkirakan mencapai 1%.

Langkah The Fed ini berpotensi diikuti bank sentral lain, termasuk Bank Indonesia. Sepanjang 2025, BI sudah memangkas suku bunga 4 kali (total 1%) ke 5%. Pasar memperkirakan masih ada ruang penurunan 2 kali lagi di akhir 2025 dan 2 kali pada 2026.

Investasi Saham di Bareksa

Super app investasi, Bareksa telah meluncurkan fitur Bareksa Saham bekerja sama dengan PT Ciptadana Sekuritas Asia pada Kamis (9/11/2023), di Jakarta. Fitur investasi saham ini melengkapi pilihan produk investasi di Bareksa sebelumnya, yakni reksadana, Surat Berhaga Negara hingga emas. Peluncuran fitur saham seiring target Bareksa mewujudkan misi menjadi satu aplikasi untuk semua investasi.

Dengan begitu, nasabah atau investor Bareksa bisa berinvestasi di beragam instrumen investasi dalam satu genggaman tangan di layar ponsel melalui aplikasi Bareksa. Pengguna bisa berinvestasi sesuai kebutuhan dan profil risikonya guna mencapai target keuangan atau kemerdekaan finansialnya.

Beli Saham di Sini

(Christian Halim/AM)

***

DISCLAIMER​​​​​​​​

Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.​