
Bareksa - Reksadana pendapatan tetap KISI Fixed Income Fund Plus (KISI FIF+) telah membukukan kinerja kompetitif, dengan imbal hasil bersih 1 tahun 10,41% (per 30/9/2025).
Catatan return itu melampaui Infovesta Fixed Income Fund Index (5,76%), maupun IHSG (7,08%).
Mengutip laporan Outlook Pasar Reksa Dana Pendapatan Tetap yang dirilis Kisi Asset Management (2/10), Kisi Fixed Income Fund Plus dirancang untuk mengoptimalkan imbal hasil di pasar obligasi yang tengah dipengaruhi oleh tren penurunan suku bunga acuan.
Dua katalis utama menjadi alasan kuat untuk merekomendasikan KISI FIF+ saat ini:
Manajer investasi KISI FIF+ secara proaktif mengamankan obligasi berkupon tinggi sebelum tren penurunan suku bunga berjalan masif. Strategi ini menciptakan yield shield, di mana investor tetap mendapatkan aliran kupon stabil dan relatif tinggi meski suku bunga acuan menurun.
Hingga akhir Agustus 2025, portofolio KISI FIF+ dialokasikan 97,73% di obligasi dan 2,27% di pasar uang, sehingga memberikan posisi optimal untuk menjaga arus pendapatan sekaligus peluang imbal hasil maksimal.
Harga obligasi akan meningkat ketika suku bunga turun. Dengan eksposur dominan di obligasi, KISI FIF+ berada di posisi ideal untuk menangkap apresiasi harga obligasi yang signifikan. Strategi pengelolaan aktif, melalui realisasi capital gain pada obligasi yang naik harga dan rebalancing ke obligasi baru dengan yield menarik, sehingga investor bisa menikmati kombinasi kupon tinggi dan capital gain.
Peluang KISI FIF+ semakin kuat karena kondisi global dan domestik tengah menuju siklus pelonggaran moneter. Dari sisi global, pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) menunjukkan tanda pelemahan (Nonfarm Payrolls Agustus 2025 hanya 22 ribu), membuka ruang bagi The Fed untuk memangkas suku bunga.
Dot Plot September 2025 sudah mengindikasikan dua kali pemangkasan tahun ini, dengan kemungkinan setidaknya dua kali lagi di 2026.
Di dalam negeri, Bank Indonesia juga memasuki fase pemangkasan BI Rate seiring perlambatan pertumbuhan kredit (7,56% YoY per Agustus 2025) dan kebutuhan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dengan arah kebijakan The Fed yang lebih longgar, BI mendapatkan ruang tambahan untuk menurunkan suku bunga. Pergerakan ini menjadi katalis krusial bagi kenaikan harga obligasi domestik. Karena itu, tren penurunan suku bunga global maupun domestik menjadikan reksadana pendapatan tetap bisa jadi pilihan investasi strategis.
(Sigma Kinasih CTA, CFP/AM)
***
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.