Minat Investor Terjaga, Koreksi Kelolaan Reksadana Saham Januari Mengecil

Abdul Malik • 16 Feb 2021

an image
Ilustrasi investasi di reksadana saham. (Shutterstock)

Koreksi pada dana kelolaan dan jumlah unit penyertaan reksadana saham pada Januari 2021, lebih kecil dibandingkan pada Desember 2020

Bareksa.com - Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report January 2021yang mengolah data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan reksadanasaham masih mengalami koreksi pada bulan lalu, baik dari sisi asset under management (AUM) atau dana kelolaan maupun unit penyertaan.

Meski begitu, pertumbuhan negatif reksadanasaham baik dari sisi dana kelolaan maupun unit penyertaan pada Januari 2021, mengecil dibandingkan Desember 2020.

Menurut laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report January 2021dana kelolaan reksadana saham turun 3,35 persen menjadi Rp135,7 triliun pada bulan lalu. Sebelumnya pada Desember 2020, dana kelolaan reksadana saham turun 4,09 persen, menjadi Rp140,4 triliun.

Di sisi lain, jumlah unit penyertaan reksadana saham pada Januari 2021, terkoreksi minus 0,10 persen jadi 97,6 miliar unit. Sebelumnya pada Desember 2020, unit penyertaan reksadana saham turun 2,56 persen, jadi 97,7 miliar unit.

Makin mengecilnya koreksi dana kelolaan dan unit penyertaan, menandakan kepercayaan investor untuk berinvestasi di instrumen ini masih terjaga. Apalagi seiring ekspektasi pemulihan ekonomi, tahun ini juga dinilai merupakan tahun pemulihan reksadana saham dari dampak pandemi Covid-19.

Grafik Pergerakan Dana Kelolaan dan Unit Penyertaan Reksadana Saham

Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report January 2021

Reksadana Paling Banyak Dikenal

Melansir laman resmi Schroders, jenis reksadana konvensional yang paling banyak dikenal adalah reksadana saham. Sesuai dengan namanya, reksadana ini mayoritas berinvestasi di saham, di mana reksadana saham wajib berinvestasi minimum 80 persen di saham.

Disebutkan, reksadana terbuka ini dan merupakan reksadana yang memberikan potensi hasil investasi yang lebih tinggi dibandingkan ketiga reksadana konvesional lainnya. Namun, tentu saja disertai dengan risiko yang lebih tinggi pula. reksadana saham sesuai untuk investor yang memiliki profil risiko agresif untuk tujuan jangka panjang, lebih dari lima tahun.

Reksadana saham merupakan cara lain untuk berinvestasi di saham secara tidak langsung di mana dengan jumlah dana yang terjangkau investor bisa berinvestasi di saham dan tidak perlu repot-repot menganalisa dan memonitor saham yang dibeli.

Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report January 2021. Untuk berlangganan laporan ini sila hubungi marketing@bareksa.com (cc: data@bareksa.com).

(Martina Priyanti/Tim Data)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

DISCLAIMER​
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.