IHSG Menguat, Reksadana Saham Kembali Juara Pekan Ketiga Desember

Abdul Malik • 21 Dec 2020

an image
Karyawan berjalan di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (11/12/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau pada perdagangan akhir pekan Jumat (11/12/2020) dengan naik tipis 0,08 persen atau naik 4,63 poin ke level 5.938,33. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.

Penguatan IHG pekan lalu merupakan kenaikan yang 11 kali beruntun

Bareksa.com - Bursa saham Tanah Air kembali melanjutkan tren positif di perdagangan pekan ketiga Desember 2020. Sepanjang periode 14 – 18 Desember 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat 1,53 persen ke level 6.104,32. Sekadar informasi, penguatan IHG pekan lalu merupakan kenaikan yang 11 kali beruntun.

Pada pekan lalu, sentimen positif bagi IHSG cukup banyak berdatangan naik dari luar maupun dalam negeri. Dari luar negeri, vaksinasi masal yang dilakukan AS mulai Senin (14/12/2020) waktu setempat mampu mendorong mood pelaku pasar. AS kini mengikuti Inggris yang sudah terlebih dahulu melakukan vaksinasi dengan vaksin buatan Pfizer yang berkolaborasi dengan BionTech.

Selain itu, harapan akan cairnya stimulus fiskal di AS juga menjadi sentimen positif lain. Kongres (DPR dan Senat) telah mencapai kesepakatan stimulus senilai US$900 miliar (Rp12.699 triliun) yang termasuk bantuan langsung tunai (BLT). Namun, paket stimulus tersebut belum memasukkan bantuan untuk pelaku bisnis dan pemerintahan lokal-dua pemicu perbedaan Partai Demokrat dan Partai Republik.

Kemudian bank sentral AS (The Fed) juga berkomitmen untuk menjalankan program pembelian aset (quantitative easing/QE) dengan nilai setidaknya US$120 miliar (Rp1.693 triliun) per bulan, sampai pasar tenaga kerja AS kembali mencapai full employment dan inflasi konsisten di atas 2 persen.

Artinya kebijakan moneter ultra longgar masih akan dipertahankan dalam waktu yang lama. The Fed juga menegaskan akan menambah nilai QE jika perekonomian AS kembali melambat. Selain QE, The Fed juga berkomitmen menahan suku bunga di bawah level 0,25 persen dalam waktu lama.

Sementara dari dalam negeri, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk menggratiskan vaksin Covid-19 kepada masyarakat. Hal itu disampaikan Presiden dalam keterangan pers via Youtube Sekretariat Presiden, Jakarta, Rabu (16/12/2020).

Jokowi pun memerintahkan kepada seluruh jajaran kabinet dan pemerintah daerah memprioritaskan program vaksinasi pada tahun anggaran 2021.

Vaksin ini akan diteliti dan diuji dulu oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mendapatkan izin penggunaan darurat. Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga menerbitkan fatwa halal atas vaksin ini.

Sementara itu Bank Indonesia (BI) sesuai prediksi juga mempertahankan suku bunganya di level 3,75 persen saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Desember 2020.

Keputusan ini mempertimbangkan prakiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga, dan sebagai langkah lanjutan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan perbaikan ekonomi terus berlanjut dengan ekonomi yang tumbuh 5 persen di 2021.

Reksadana Saham Dominasi Return Mingguan

Kondisi pasar saham Indonesia yang masih mencatatkan kenaikan cukup tinggi pada pekan lalu, turut mendorong kinerja reksadana saham yang memang mengalokasikan sedikitnya 80 persen portofolionya ke dalam aset berupa ekuitas tersebut.

Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham berhasil menguat 3,64 persen, sementara indeks reksadana saham syariah melesat 4,42 persen.

Sumber: Bareksa

Berdasarkan reksadana yang tersedia di Bareksa, top 10 imbal hasil (return) pada pekan lalu seluruhnya ditempati oleh produk reksadana saham.

Sumber: Bareksa

Kenaikan yang dicatatkan 10 produk tersebut sepanjang pekan lalu terbilang cukup tinggi, bahkan dua yang teratas mampu naik signifikan dengan pertumbuhan double digit.

Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Reksadana saham adalah reksadana yang mayoritas aset dalam portofolionya adalah instrumen aset saham atau efek ekuitas. Reksadana jenis ini berisiko berfluktuasi dalam jangka pendek tetapi berpotensi tumbuh dalam jangka panjang.

Maka dari itu, reksadana saham yang agresif disarankan untuk investor dengan profil risiko tinggi dan untuk investasi jangka panjang (>5 tahun). Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.

(KA01/Arief Budiman/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

​DISCLAIMER​
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.