Reksadana Saham dan Pendapatan Tetap Topang Lonjakan AUM November 2020

Abdul Malik • 11 Dec 2020

an image
Refleksi karyawan berjalan di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/12/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 5.944 pada Selasa (8/12/2020). Posisi itu menguat 0,23 persen atau 13,65 poin dibandingkan Senin (7/12/2020) kemarin. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/rwa.

Total kontribusi keduanya mencapai Rp15,23 triliun (84,73 persen) dari kenaikan AUM industri yang sebesar Rp17,97 triliun

Bareksa.com - Industri reksadana Indonesia kembali melanjutkan tren positif di kuartal IV 2020. Hal tersebut tercermin dari meningkatnya dana kelolaan atau asset under management (AUM) industri reksadana Rp17,97 triliun (3,39 persen) pada bulan lalu, dari yang sebelumnya Rp529,87 triliun per Oktober 2020 menjadi Rp547,84 triliun per November 2020.

Sekadar informasi, posisi AUM per November menjadi yang tertinggi sepanjang berjalannya tahun 2020, melampaui posisi tertinggi tahun ini yang sebelumnya dicapai pada Januari yang sebesar Rp537,33 triliun. Capaian pada bulan lalu juga melanjutkan pertumbuhan yang dicapai pada Oktober yang saat itu tumbuh Rp19,72 triliun (3,87 persen).

Performa yang dicatatkan industri reksadana Tanah Air sejalan dengan kinerja bursa saham domestik sepanjang bulan lalu yang mengalami lonjakan signifikan. Sebagai informasi, kinerja pasar saham yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang November 2020 mengalami kenaikanhingga 9,44 persen month on month(MoM).

Reksadana

NAB Okt 2020 (Rp triliun)

NAB Nov 2020 (Rp triliun)

Perubahan (Rp miliar)

Capital Protected Fund

149,94

146,96

(2.970,92)

Equity Fund

107,28

115,03

7.742,23

Exchanged Traded Fund

14,15

15,55

1.397,68

Fixed Income Fund

123,7

131,19

7.487,56

Global Fund

10,66

10,66

(2,5)

Index Fund

8,72

9,64

912,82

Mixed Asset Fund

24,75

26,52

1.773,06

Money Market Fund

89,38

90,85

1.467,43

Sukuk Based Fund

1,29

1,45

166,26

Total

529,87

547,84

17.973,61

Sumber: OJK, diolah Bareksa

Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada November 2020 hampir seluruh tipe reksadana mencatatkan kenaikan dana kelolaan. Hanya capital protected fund (reksadana terproteksi) dan global fund yang mencatatkan penurunan dana kelolaan masing-masing Rp2,97 triliun dan Rp2,5 miliar.

Sementara itu, reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap menjadi penopang utama kenaikan AUM industri yang masing-masing bertambah Rp7,74 triliun dan Rp7,49 triliun. Total kontribusi keduanya mencapai Rp15,23 triliun (84,73 persen) dari kenaikan AUM industri yang sebesar Rp17,97 triliun pada bulan lalu.

Capaian tersebut cukup wajar mengingat reksadana saham menunjukkan kinerja yang ciamik dalam dua bulan terakhir, sementara reksadana pendapatan tetap sangat stabil sejak awal tahun sehingga menjadi jenis yang diminati banyak investor.

Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

(KA01/Arief Budiman/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

​DISCLAIMER​
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.