Suku Bunga The Fed Berpotensi Turun, Begini Dampak ke Reksadana

Bareksa • 25 Jun 2019

an image
Gedung The Federal Reserve. (flickr/federalreserve)

Indeks reksadana pendapatan tetap menjadi juara dengan return mingguan tertinggi 0,88 persen

Bareksa.com - Ekspektasi penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) yang semakin jelas terasa sinyalnya, berhasil mengangkat harga obligasi dan kinerja reksadana pendapatan tetap dan campuran yang memiliki aset obligasi dalam portofolionya.


Sumber: Bareksa

Berdasarkan data Bareksa per Jumat (21/06/2019), seluruh indeks reksadana berhasil catatkan kinerja positif sepanjang pekan lalu.

Indeks reksadana pendapatan tetap menjadi juara dengan return mingguan tertinggi 0,88 persen. Sedangkan, di urutan kedua diraih oleh indeks reksadana campuran yang memperoleh return mingguan 0,87 persen.

Selanjutnya di urutan ketiga ditempati oleh reksadana saham dengan return mingguan 0,24 persen, dan di urutan terakhir ditempati oleh reksadana pasar uang dengan return mingguan 0,02 persen.

The Fed Akan Turunkan Suku Bunga?

Sekadar mengingatkan, saat mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis (20/06/2019) lalu, The Fed membuka peluang pemangkasan suku bunga acuan (Federal Funds Rate/FFR).

Pasca pengumuman kebijakan tersebut, pelaku pasar semakin yakin bahwa Jerome Powell, sang pimpinan, akan memangkas suku bunga di tahun ini. Hal tersebut tercermin dari perangkat FedWatch milik CME Group yang menunjukkan hingga akhir tahun probabilitas suku bunga 2,25 - 2,5 persen ditahan 0 persen alias tidak ada.

Bahkan, The Fed diprediksi akan memangkas FFR sebanyak 25 basis poin menjadi di kisaran 2 persen hingga 2,25 persen pada Juli. Probabilitas terjadinya pemangkasan suku bunga tersebut 63,6 persen, berdasarkan perangkat FedWatch.

Di sisa tahun 2019, The Fed diramal akan memangkas FFR lagi di bulan September dan Desember.

Meski mayoritas bank sentral utama dunia juga akan melonggarkan kebijakan moneter, namun The Fed diprediksi menjadi yang paling agresif. Hal ini tentunya berkebalikan dengan tahun 2018 lalu, saat bank sentral paling powerful di dunia ini menaikkan suku bunga sebanyak empat kali.

Kebijakan The Fed mengalami perubahan 180 derajat jika pada akhirnya mereka benar-benar akan memangkas suku bunga.

Dampak Terhadap Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap

Di sisi lain, sikap dovish yang ditunjukkan The Fed diprediksi akan ikut menular ke dalam negeri, dikarenakan Bank Indonesia (BI) juga diekspektasikan akan menurunkan suku bunga acuannya.

Hal tersebut pada akhirnya akan berdampak positif terhadap harga obligasi yang diperkirakan akan naik dan mendorong kinerja reksadana yang memiliki aset surat utang tersebut dalam portofolionya.

Menurut analisis Bareksa, Jika BI mempertahankan tingkat suku bunga di level 6 persen hingga akhir tahun, kinerja reksadana pendapatan tetap diprediksi bisa tumbuh dalam kisaran 8-9 persen tahun ini.

Sementara, jika BI menurunkan suku bunga di level 5,5 persen maka return reksadana pendapatan tetap diprediksi bisa tumbuh dalam kisaran 9-10 persen. Sedangkan, jika BI ekstrim menurunkan suku bunga hingga ke level 5 persen, maka pertumbuhan kinerja reksadana pendapatan tetap bisa tumbuh di atas 10 persen.

Sekadar informasi, sejak awal tahun hingga penutupan perdagangan Senin (24/06/2019), reksadana pendapatan tetap masih menjadi yang tertinggi dibandingkan ketiga jenis reksadana yang lain dengan kenaikan 5,05 persen YtD.

Adapun di urutan kedua reksadana campuran (3,98 persen YtD), kemudian di urutan ketiga reksadana pasar uang (2,32 persen YtD), dan terakhir reksadana saham (-0,08 persen YtD).

Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

(KA01/AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.