Beda Nasib BUMI, PPRO, dan EXCL di Bulan Pertama Jadi Anggota LQ45

Bareksa • 28 Feb 2017

an image
Ilustrasi perdagangan saham di bursa. Copyright: <a href='http://www.123rf.com/profile_rawpixel'>rawpixel / 123RF Stock Photo</a>

Sejak masuk LQ45, saham BUMI turun paling dalam

Bareksa.com – Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT PP Properti Tbk (PPRO), dan PT XL Axiata Tbk (EXCL), mengalami perbedaan nasib setelah melalui bulan pertama sebagai anggota baru indeks LQ45. Terutama jika kita melihat dari sisi pergerakan sahamnya.

Dari tiga saham itu, BUMI menerima nasib paling buruk. Harga sahamnya justru anjlok 34,94 persen dari posisi 31 Januari 2016 Rp498 menjadi Rp324 (penutupan perdagangan sesi I, 28 Februari 2017). Bahkan, pada penutupan perdagangan 21 Februari 2017, saham BUMI sempat berada pada level Rp294.

Grafik: Pergerakan Saham BUMI Periode 31 Januari 2017 – 27 Februari 2017

Sumber: Bareksa.com

Lalu, kita lihat PPRO. Sebelum resmi memakai harga baru hasil pemecahan saham (stock split), saham PPRO yang pada 31 Januari 2017 berada pada Rp1.270, berhasil naik 0,79 persen ke level Rp1.280. Namun setelah memakai harga hasil stock split pada 16 Februari 2017 saat ditutup Rp346 dari harga pembukaan Rp324, tren pergerakan saham PPRO justru turun.

Level terendahnya terjadi pada 27 Februari 2017 saat harganya ditutup Rp270. Artinya, harga saham PPRO mengalami penurunan 21,96 persen dalam kurun waktu tujuh hari perdagangan.

Pada penutupan sesi I perdagangan hari ini (Selasa, 28 Februari 2017), saham PPRO mulai memantul ke atas dengan kenaikan 20 persen atau kembali ke level Rp324.

Nasib berbeda, saham EXCL justru punya tren hijau setelah masuk LQ45. Pada penutupan 31 Januari 2017, saham EXCL berada pada level Rp2.910 dengan level tertinggi penutupan Rp3.240 pada 23 Februari 2017. Adapun hingga penutupan sesi I perdagangan hari ini, saham EXCL diperdagangkan Rp2.940 atau turun 2,33 persen.

Grafik: Perbandingan Return BUMI, EXCL, dan PPRO Periode 31 Januari 2017 – 27 Februari 2017

Sumber: Bareksa.com

Indeks LQ45

Perbedaan nasib anggota baru dari pergerakan harga sahamnya di bulan pertama, ikut membuat indeks LQ45 bergerak naik turun. Untungnya, indeks LQ45 masih mencatat pertumbuhan.

Grafik: Pergerakan Intraday Indeks LQ45 28 Februari 2017

Sumber: Bareksa.com

Pada 31 Januari 2017, indeks LQ45 berada pada level 877,35 dan sempat menyentuh level 900,72 pada 13 Februari 2017. Dan pada penutupan perdagangan 27 Februari 2017, indeks LQ45 berada pada level 893,76 atau naik 1,87 persen dari posisi 31 Januari 2017.

Namun secara year to date, indeks LQ45 baru naik 1,03 persen. Adapun pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, indeks LQ45 berada pada level 897,01. (hm)