Sri Mulyani Berencana Ubah Asumsi Dasar APBN dari SPN ke SBN

Bareksa • 22 Jun 2020

an image
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (dok. Humas Kemenkeu)

Perubahan dilakukan sesuai dengan situasi pasar

Bareksa.com - Pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berencana menjadikan suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) tenor 5 tahun atau 10 tahun menjadi asumsi dasar ekonomi makro Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2021.

"Selama ini kita menggunakan suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) tiga bulan yang menjadi relevansinya di dalam penghitungan APBN itu sangat kecil," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR seperti dikutip Antara, Senin (22/6/2020).

Ia mengungkapkan SBN dengan jatuh tempo atau tenor 10 tahun, dinilai lebih menentukan dalam postur APBN dan sejumlah negara juga menggunakan intrumen yang sama yakni SBN tenor 10 tahun. Dalam dokumen Kebijakan Ekonomi Makro Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal menyebutkan untuk awalnya indikasi besaran suku bunga 6,67 persen hingga 9,56 persen.

"Awalnya kami susun pada situasi market di bulan Maret-April yang masih sangat tinggi volatabilitasnya sehingga upper end (batas atas) memang sangat tinggi 9,56 persen," lanjut menteri keuangan.

Menteri Keuangan menyampaikan saat ini SBN tenor 10 tahun, sudah menurun mendekati 7 persen sehingga dalam rapat kerja pemerintah dengan DPR, pemerintah mengusulkan kepada DPR untuk menurunkan tingkat suku bunga. Usulan dimaksud ada sejumlah opsi yakni opsi pertama, yakni SBN tenor 10 tahun proyeksi suku bunga adalah kisaran 6,29 persen hingga 8,29 persen, atau lebih rendah Kebijakan Ekonomi Makro Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal, awal.

"Ini seiring perkembangan dari SBN yang kita issue pada minggu-minggu terakhir yang menunjukkan perbaikan signifikan dengan sentimen market yang lebih positif," lanjut Sri Mulyani.

Opsi kedua, suku bunga SBN tenor lima tahun besaran bunga mencapai 5,88 persen hingga 7,88 persen. "Dua surat berharga ini (SBN tenor 5 tahun dan 10 tahun, sangat mempengaruhi postur belanja suku bunga karena menjelaskan hampir 5 persen hingga 5,9 persen atau lebih dari 10 persen dari total outstanding domestik," kata Sri Mulyani.

Penerbitan Reguler

Di sisi lain Menteri Keuangan Sri Mulyani seperti dikutip CNN Indonesia, menyampaikan perubahan asumsi dilakukan karena asumsi sebelumnya disusun pada situasi pasar pada Maret-April 2020, yang masih sangat tinggi volatilitasnya.

"Sementara saat ini, yield SBN 10 tahun sudah turun mendekati 7 persen, sehingga kami mengusulkan asumsinya diturunkan menjadi 6,29 persen sampai 8,29 persen," ungkapnya.

Ia menyampaikan penerbitan SBN bertenor 10 tahun ke depan, akan dilakukan secara reguler sebagai seri benchmark. Porsinya sekitar 20 persen hingga 30 persen, dari penerbitan keseluruhan surat utang dengan outstanding domestik diperkirakan berada di kisaran 4,99 persen.

Sri Mulyani juga mengusulkan asumsi SPN menggunakan SBN bertenor 5 tahun. Tingkat imbal hasil diperkirakan berada di kisaran 5,88 persen sampai 7,88 persen.

Rencananya, penerbitan SBN bertenor 5 tahun akan dilakukan dengan porsi sebesar 20 persen sampai 30 persen, dari total penerbitan. Dengan outstanding domestik diperkirakan berada pada kisaran 5,94 persen.

(AM)

***

Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?

Obligasi Negara Ritel seri ORI017 hanya bisa dipesan online selama masa penawaran 15 Juni - 9 Juli 2020 di Bareksa. Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi SBN? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP. Baca panduannya di sini.

Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di sbn.bareksa.com untuk memesan SBN.

Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki.

Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli SBN? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.

PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.