Kalau Benar Ada Resesi, Reksadana Apa yang Tepat buat Investasi?

Bareksa • 21 Aug 2019

an image
Ilustrasi investor wanita sedang serius duduk di depan laptop melamun berpikir bingung untuk memilih produk investasi reksadana, saham, obligasi, surat utang yang cocok.

Presiden Fed San Fransisco turun ke publik untuk mengurangi kekhawatiran resesi

Bareksa.com - Belakangan ini ramai dibahas tentang kemungkinan terjadinya resesi ekonomi, seiring dengan sejumlah sinyal seperti yield inversion. Namun, hal ini tidak perlu membuat investor khawatir karena ekonomi global berpotensi akan tumbuh dan masih ada instrumen investasi yang stabil.

Presiden Federal Reserve Bank wilayah San Fransisco Mary Daly berpendapat bahwa ekonomi Amerika Serikat (AS) tidak tampak mengarah pada resesi. Ia justru melihat potensi ekspansi ekonomi yang berkelanjutan.

“Berdasarkan data yang masuk, saya melihat momentum domestik kuat yang menunjuk pada ekspansi ekonomi berkelanjutan,” ujar Daly, mengacu soal data pasar tenaga kerja dan pengeluaran konsumen.

Namun, ia juga mengakui munculnya tekanan-tekanan seperti pertumbuhan global yang lebih lesu dan ketidakpastian perdagangan. Hal tersebut berkontribusi terhadap kekhawatiran pasar saat ini mengenai kemerosotan.

"Jadi satu hal yang saya perhatikan dengan seksama adalah apakah suasana menjadi tidak selaras dengan data sehingga ketakutan akan resesi menjadi ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya,” tulis Daly, Selasa (20 Agustus 2019), seperti dilansir Bloomberg.

Untuk pertama kalinya dalam satu dekade, para pembuat kebijakan The Fed memangkas suku bunga pada 31 Juli. Langkah ini menandai penurunan pertama sejak krisis keuangan 10 tahun lalu dan mengisyaratkan kemungkinan pelonggaran lebih lanjut di masa mendatang.

Investor saat ini menantikan komentar Gubernur The Fed Jerome Powell dalam konferensi tahunan tahunan di Jackson Hole, Wyoming, pada Jumat (23 Agustus 2019), guna melihat apakah Powell meratifikasi ekspektasi kebijakan moneter The Fed dalam beberapa bulan mendatang.

Sejauh ini, kebijakan The Fed yang lebih longgar belum cukup untuk menghilangkan kekhawatiran tentang prospek ekonomi. Pekan lalu, pasar saham AS sempat oleng akibat aksi jual besar-besaran yang dipicu inversi singkat kurva imbal hasil Treasury 2 tahun dan 10 tahun. Inversi ini, secara luas, dianggap sebagai pertanda resesi.

Komentar Daly mempertegas pendapat sejumlah penasihat Gedung Putih termasuk Larry Kudlow dan Peter Navarro. Pada akhir pekan kemarin, keduanya turun ke muka publik untuk mengurangi kekhawatiran resesi.

Reksadana Pasar Uang

Munculnya kekhawatiran resesi dalam beberapa hari terakhir, membuat para investor pemula bingung untuk menempatkan dananya. Lantas, di mana dana tersebut sebaiknya ditempatkan jika terjadi resesi?

Ada satu jenis reksadana yang terus mampu memberikan imbal hasil di atas deposito, yaitu RDPU (reksadana pasar uang) yang menempatkan seluruh aset investornya pada instrumen pasar uang.

Apa yang disebut sebagai instrumen pasar uang? Instrumen pasar uang adalah efek utang yang jatuh temponya kurang dari setahun, misalnya sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito dan bisa juga obligasi selama jatuh temponya kurang dari satu tahun. Dengan isi portofolio tersebut reksadana pasar uang menjadi reksadana yang relatif paling aman.

Reksadana pasar uang memiliki beberapa keunggulan yang cukup menarik. Pertama reksadana ini umumnya memiliki imbal hasil yang lebih tinggi dari deposito, harap diingat bunga deposito terkena pajak 20 persen, sedangkan reksadana adalah instrumen yang bebas pajak.

Reksadana pasar uang juga memiliki likuiditas yang tinggi, subscription (pembelian unit reksadana) ataupun redemption (penjualan kembali unit reksadana) dapat dilakukan kapanpun dan tanpa biaya. Dengan karakteristik tersebut tentu investor dapat mencoba menggunakan reksadana pasar uang sebagai alternatif deposito.

Meski demikian investor tidak boleh lupa bahwa reksadana adalah instrumen investasi sehingga berbeda dengan deposito yang masih dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bila sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sedangkan reksadana pasar uang walaupun isinya sebagian besar adalah deposito namun instrumen ini tidak ada yang menjamin.

Reksadana pasar uang memang cocok bagi investor pemula atau investor yang ingin menjaga nilai uangnya dalam jangka pendek (kurang dari 1 tahun), Likuiditas yang tinggi dan imbal hasil setara deposito menjadi salah satu daya tarik dari reksadana ini sehingga bila sewaktu-waktu pasar modal mengalami koreksi investor dapat segera melakukan switching ke jenis reksadana lainnya.

(KA02/hm)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.