Punya Saham PGAS yang Melesat 20 Persen YTD, Dua Reksadana Ini Juga Untung

Bareksa • 01 Mar 2019

an image
Ilustrasi investor wanita sedang duduk mengangkat tangan di depan laptop menunjukkan gembira happy senang menjadi juara jawara pemenang

Manulife Saham SMC Plus dan Cipta Syariah Balance memegang saham PGAS dalam portofolio terbesarnya

Bareksa.com - Kinerja pasar modal Indonesia sepanjang tahun berjalan ini terlihat dalam tren yang positif, didorong oleh pertumbuhan harga saham-saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Hal ini tentu memberikan keuntungan bagi para investor, termasuk reksadana yang memiliki saham dalam portofolionya.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh 4,02 persen secara year to date (YTD) hingga 28 Februari 2019. Saham-saham, terutama di sektor infrastruktur, membukukan pertumbuhan fantastis sehingga mendorong kinerja IHSG secara YTD. Indeks sektor saham infrastruktur sendiri melesat 13,17 persen dalam dua bulan ini.

Salah satu saham yang masuk ke dalam sektor infrastruktur adalah PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Saham distributor gas milik negara ini telah tumbuh 19,81 persen secara YTD. Saham PGAS masuk dalam daftar 10 saham terbesar di sektor infrastruktur berdasarkan nilai kapitalisasi pasar, dan masih tergolong murah jika dilihat dari sisi price to earning ratio (PER).

Grafik Perbandingan IHSG dan Indeks Saham Sektor Infrastruktur

Sumber: Bareksa.com

Menilik pada laporan keuangan periode 2018, saham PGAS memang memiliki kinerja cemerlang yang mendukung harga sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Sepanjang 2018, PGAS berhasil mencatatkan pendapatan sebesar US$3,87 miliar yang meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$3,57 miliar. Di samping itu, PGAS sudah resmi mengakuisisi 51 persen kepemilikan saham Pertagas dari Pertamina tanggal 28 Desember 2018 lalu.

Seiring dengan pertumbuhan harga saham PGAS, sejumlah reksadana yang memiliki saham ini dalam portofolionya juga ikut menguat. Di marketplace investasi Bareksa, setidaknya ada dua reksadana yang memegang PGAS sebagai salah satu aset terbesar dalam portofolio mereka dan ikut menguat sepanjang tahun berjalan ini.

Kedua reksadana tersebut adalah Manulife Saham SMC Plus dan Cipta Syariah Balance. Kedua reksadana ini masing-masing dikelola oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia dan PT Ciptadana Asset Management. Berikut ulasan lengkap kedua reksadana tersebut.

Manulife Saham SMC Plus

Reksadana saham ini secara YTD sudah membukukan keuntungan 9,85 persen. Sepanjang periode yang sama, kinerja Manulife Saham SMC Plus mengalahkan IHSG yang naik 4,02 persen dan mayoritas reksadana sejenis, tercermin dari indeks reksadana saham Bareksa yang menguat 1,61 persen.

Grafik Perbandingan Return Manulife Saham SMC Plus dengan IHSG dan Indeks Reksadana Saham Bareksa

Sumber: Bareksa

Namun, dalam setahun terakhir, reksadana saham ini masih melemah 9,06 persen. Per 28 Februari 2019, reksadana saham ini memiliki nilai aktiva bersih/unit (NAB/unit) sebesar Rp786,47.

Reksadana yang telah meluncur sejak 27 Februari 2013 ini kini telah memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) sebesar Rp172,09 miliar per Januari 2019. Bank kustodian untuk reksadana saham ini adalah Deutsche Bank AG.

Tujuan investasi Manulife Saham SMC Plus dalah untuk mendapatkan pertumbuhan investasi yang tinggi dalam jangka panjang dengan menginvestasikan sebagian besar dananya dalam Efek bersifat ekuitas yang berkapitalisasi kecil dan menengah.

Adapun kebijakan investasi reksadana ini adalah minimum 80 persen dan maksimum 100 persen pada Efek bersifat Ekuitas. Kemudian, minimum 0 persen dan maksimum 20 persen pada Efek bersifat Utang.

Selain memiliki saham PGAS dalam portofolionya, per Januari 2019 reksadana ini juga memiliki saham PT Bank Permata Tbk (BNLI), saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA), saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), dan saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

Manulife Saham SMC Plus bisa dibeli di Bareksa dengan minimum investasi Rp100.000 saja.

Cipta Syariah Balance

Reksadana campuran ini secara YTD sudah membukukan keuntungan 2,21 persen. Sepanjang periode yang sama, kinerja Cipta Syariah Balance mirip dengan mayoritas reksadana campuran, tercermin dari indeks reksadana campuran Bareksa yang menguat 2,57 persen. Bahkan, reksadana ini mengalahkan indeks reksadana campuran syariah Bareksa yang menguat 1,38 persen sepanjang tahun berjalan.

Grafik Perbandingan Return Cipta Syariah Balance dengan Indeks Reksadana Campuran dan Indeks Reksadana Campuran Syariah Bareksa

Sumber: Bareksa

Bahkan, dalam jangka waktu yang lebih panjang yakni 10 tahun, reksadana saham ini telah tumbuh 177,27 persen, alias hampir tiga kali lipat. Per 28 Februari 2019, reksadana saham ini memiliki nilai aktiva bersih/unit (NAB/unit) sebesar Rp1.832,20.

Reksadana yang telah meluncur sejak 18 April 2008 ini kini telah memiliki dana kelolaan sebesar Rp36,5 miliar miliar per Januari 2019. Bank kustodian untuk reksadana saham ini adalah Deutsche Bank AG.

Tujuan investasi Cipta Syariah Balance adalah untuk memberikan tingkat pertumbuhan investasi yang optimal dalam jangka panjang melalui diversifikasi investasi dana pada Efek bersifat Utang, Efek Ekuitas, Instrumen Pasar Uang dan Kas yang sesuai dengan Syariah Islam.

Kebijakan investasinya adalah minimum 5 persen dan maksimum 75 persen pada Efek bersifat ekuitas yang sesuai dengan Syariah Islam, minimum 5 persen dan maksimum 75 persen pada Efek bersifat utang yang sesuai dengan Syariah Islam, serta minimum 5 persen dan maksimum 75 persen pada Instrumen Pasar Uang yang sesuai dengan Syariah Islam.

Selain memiliki saham PGAS dalam portofolionya, per Januari 2019 reksadana ini juga memiliki saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), saham PT Astra International Tbk (ASII), dan Surat Berharga Syariah Negara Seri PBS011.

Cipta Syariah Balance bisa dibeli di Bareksa dengan minimum investasi Rp100.000 saja.

Perlu diingat, baik reksadana saham maupun campuran ini memiliki mayoritas portofolio yang berupa saham sehingga berfluktuasi tinggi dalam jangka waktu dekat. Maka dari itu, kedua jenis reksadana ini disarankan untuk investor dengan profil risiko tinggi dan sebaiknya untuk investasi jangka panjang.

Untuk kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai

* * *

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.