Bareksa.com – Dalam beberapa hari terakhir, harga kontrak futures minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) yang diperdagangkan di bursa Malaysia berhasil rebound setelah menyentuh sempat titik terendahnya dalam sembilan bulan terakhir. (Baca juga: Harga CPO Anjlok 17%, Emiten Perkebunan Akan Kembali Terjengkang?).
Grafik: Pergerakan Harga CPO (RM per ton)
Sumber: Bareksa.com
Harga CPO pada tanggal 15 Juli 2016 berada di level RM2.278 per ton atau naik 4,1 persen dalam tiga hari. Akibatnya, saham-saham emiten perkebunan pun terseret sentimen positif. Pada penutupan perdagangan kemarin (18 Juli 2016), PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) berhasil naik 5,23 persen, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) 3,89 persen, PT Salim Ivomas Permata Tbk (SIMP) 5,19 persen dan PT BW Plantation Tbk (BWPT) 2,56 persen.
Grafik: Pergerakan Saham Emiten Perkebunan 19 Juni 2016 – 18 Juli 2016
Sumber: Bareksa.com
Mengutip Bloomberg, salah satu faktor membaiknya harga CPO adalah pergerakan positif pasar di China, seperti diungkapkan oleh Marcello Cultrera, Dealer Oriental Futures. Selain itu, pelemahan ringgit terhadap AS Dollar juga mempengaruhi rebound harga CPO ini.
Namun perlu diingat, beberapa analis masih melihat berbagai risiko yang menaungi pasar komoditas minyak sawit ini. Mandiri Sekuritas dalam laporan risetnya yang dibagikan kepada nasabah tanggal 12 Juli menyebutkan meskipun produksi CPO bulan Juni 2016 yang sebesar 1,53 juta ton mengalami peningkatan 12,3 persen dari bulan sebelumnya, terdapat beberapa hal yang perlu dijadikan catatan yaitu pulihnya produksi CPO yang lebih cepat dari perkiraan dan permintaan CPO yang masih lesu.
Mandiri Sekuritas masih mempertahankan rekomendasi overweight untuk sektor perkebunan dengan saham pilihan AALI dan LSIP. Rekomendasi overweight menyarankan investor untuk menambah bobot saham-saham ini di dalam portofolio.
Sementara itu Macquarie Securities dalam laporan risetnya tanggal 12 Juli memperkirakan harga CPO masih akan tertekan tahun ini seiring dengan efek El Nino yang mulai pudar, lesunya permintan dan harga CPO yang sempat anjlok beberapa waktu lalu.