Jadi emiten pertama listing di 2014, saham PNBS dibuka stagn

Bareksa • 15 Jan 2014

an image
Seusai memberi penjelasan mengenai kerjasama Dai-ichi Life Jepang dengan Panin Life sekaligus peluncuran brand baru Panin Dai-ichi Life di Jakarta

Perusahaan yang bergerak dalam perbankan syariah ini melepas saham sebanyak-banyaknya 4,75 miliar lembar saham

IQPlus - PT Bank Panin Syariah Tbk (PNBS) menjadi resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Dalam perdagangan perdananya, saham perseroan dibuka stagnan Rp100 per saham dengan nilai tertinggi Rp105 per lembar saham dari harga saham perdana yang ditawarkan pada saat Initial Public Offering (IPO) sebesar Rp100 per lembar saham.

Adapun nilai saham terendah sebesar Rp100 per lembar saham, dan saham tertinggi Rp105 per lembar saham, dengan frekuensi sebanyak 106. Sementara volume sebesar 35.000 lot dan nilai total transaksi sebesar Rp1 miliar

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Ito Warsito mengungkapkan bahwa, pencatatan tersebut merupakan sejarah bagi BEI. Pasalnya, BEI akan mencatatkan bank syariah pertama yang go public di pasar modal Indonesia.

"Ini tradisi dari Panin Bank Tbk sebagai pionir yang sudah catatkan sahamnya di bursa," katanya di Gedung BEI, Jakarta, Rabu. 

Ito juga bilang kalau pencatatan ini juga merupakan emiten pertama di bursa yang dicatatkan di tahun 2014. Sahamnya dicatatkan dengan kode PNBS. Lain dengan pemegang sahamnya Bank Panin. 

"Kami harap, PNBS menjadi koleksi saham investor bursa dan meramaikan pasar saham," imbuhnya.

Sementara itu, Direktur Utama PNBS, Denny Hendrawati menuturkan, ini merupakan suatu kebanggaan karena sebagai perbankan syariah yang pertama go public. Perjuangan yang panjang, sejak RUPS pada Juni 2013 hingga mencatatkan saham di Januari tahun ini. 

"mudah-mudahan memberikan motivasi untuk kerja lebih keras lagi dan terbuka amanah untuk kita semua. Kami ucapkan terima kasih untuk investor mengenai saham panin syariah, BEI dan penjaminan pelaksana efek," paparnya.

Perusahaan yang bergerak dalam perbankan syariah ini melepas saham sebanyak-banyaknya 4,75 miliar lembar saham. Adapun setiap saham mewakili 48,72% dari modal yang ditetapkan dan disetor penuh perseroan setelah penawaran umum (IPO).

Nah, diperkirakan perseroan akan memperoleh dana hasil IPO sebesar Rp500 miliar hingga Rp600 miliar. Dari dana tersebut, sekitar 20%, akan dipergunakan sebagai dana pengembangan jaringan berupa penambahan kantor jaringan. Sedangkan 80% akan digunakan sebagai modal kerja perseroan guna memperkuat struktur pendanaan jangka panjang dalam rangka mendukung ekspansi pembiayaan.

Perseroan juga telah menunjuk PT Evergreen Capital dan PT RHB OSK Securities Indonesia selaku penjamin pelaksana emisi efek.