Mengapa Diversifikasi Investasi Penting Dilakukan? Ini Alasannya

Abdul Malik • 08 Apr 2021

an image
Ada pepatah mengatakan, jangan taruh telur dalam satu keranjang. (ilustrasi shutterstock)

Jika salah satu keranjang investasi Anda jatuh, maka Anda masih memiliki cadangan keranjang investasi di tempat lain

Bareksa.com - Don't put your eggs in one basket atau jangan meletakkan telur-telur dalam satu keranjang. Demikian salah satu prinsip dalam beriinvestasi yang juga berlaku dalam investasi di reksadana. Iya, diversifikasi perlu dilakukan. Mengapa?

Kegunaan diversifikasi investasi antara lain untuk mengurangi risiko investasi dari instrumen berikut jenis investasi yang Anda pilih. Maka sebaiknya, jangan menempatkan seluruh dana investasi (eggs/telur) Anda dalam satu jenis instrumen investasi (basket). Jika tidak, saat instrumen investasi Anda (basket) 'jatuh', maka seluruh dana (eggs/telur) Anda akan turun nilainya (pecah).

Tempatkanlah dana Anda dalam beberapa jenis instrumen investasi dengan melakukan diversifikasi. Menempatkan telur Anda dalam beberapa keranjang maka dengan begitu, jika salah satu keranjang investasi Anda jatuh, maka Anda masih memiliki cadangan keranjang investasi di tempat lain.

Dengan begitu harapannya dapat menopang keseluruhan jenis investasi Anda agar tidak jatuh nilainya secara keseluruhan. Dalam kalimat lain, tempatkan dana investasimu pada sejumlah jenis dan produk reksadana yang berbeda.

Berikut tips agar Anda bisa menentukan bentuk-bentuk diversifikasi investasi di reksadana yang tepat :

1. Tujuan Investasi

Investasi bisa dikatakan menyisihkan sejumlah "uang nganggur" atau idle money, untuk kebutuhan jangka panjang dan bukan merupakan uang yang digunakan untuk kebutuhan lainnya, apalagi kebutuhan sehari-hari. Banyak orang ingin berinvestasi jangka pendek dengan tingkat likuiditas yang tinggi, namun mengharapkan tingkat imbal hasil yang optimal.

Bagi Anda yang baru memulai investasi reksadana, maka sangat penting untuk menentukan tujuan investasi yang akan dicapai. Jika tujuan investasi jangka panjang, maka komposisi reksadana saham akan lebih tinggi dibandingkan dengan reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap, yang nilai imbal hasilnya tidak sebesar reksadana saham.

Sementara jika tujuan investasi untuk jangka pendek hingga menengah, maka komposisi reksadana pasar uang dan pendapatan tetap akan lebih tinggi dibandingkan dengan reksadana saham, agar mampu tumbuh stabil dan likuiditas terjaga.

2. Kenali Karakter Risiko

Terkait tujuan yang telah dipilih, profil risiko sangat menentukan komposisi pembagian investasi reksadana. Sebagai informasi, terdapat empat jenis kategori profil risiko yakni :

Konservatif, profil risiko ini investor sangat mengutamakan keutuhan nilai pokok investasi dengan risiko fluktuasi yang sangat rendah, terutama untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bulanan.K omposisi yang tepat untuk profil risiko ini ialah reksadana pasar uang di kisaran antara 80 persen hingga 90 persen, kemudian sisanya pada reksadana pendapatan tetap antara 10 persen hingga 20 persen.

Konservatif moderat, pada profil risiko ini, investor masih tetap mengutamakan tingkat keutuhan nilai pokok investasi, namun masih bersedia menerima fluktuasi investasi jangka pendek untuk mendapatkan hasil investasi yang lebih baik dibandingkan dengan produk perbankan. Komposisi yang tepat untuk profil risiko ini ialah 60 persen hingga 70 persen pada reksadana pasar uang, dan 30 persen hingga 40 persen pada reksadana pendapatan tetap.

Moderat agresif, pada profil risiko ini, ciri utamanya adalah investor mulai berani mencoba alternatif untuk mendapatkan hasil investasi yang relatif tinggi, dan bersedia menerima risiko fluktuasi investasi yang juga relatif tinggi. Jenis profil risiko moderat agresif, komposisi yang tepat adalah 40 persen hingga 50 persen pada reksadana pasar uang atau reksadana pendapatan tetap, dan 50 persen hingga 60 persen pada reksadana campuran atau saham.

Agresif, pada profil risiko ini, ciri utamanya ialah investor sangat mengutamakan hasil investasi yang tinggi dalam jangka panjang dan siap menerima tingginya risiko investasi. Jenis profil risiko agresif, komposisi yang tepat ialah 70 persen hingga 80 persen pada instrumen reksadana saham, dan 20 persen hingga 30 persen pada reksadana pendapatan tetap atau reksadana campuran.

Bagaimana, sudah ada gambaran kan akan memilih reksadana apa dan produknya apa untuk diversifikasi investasi reksadana? Ayo lakukan segera diversifikasi dengan instrumen investasi serta produknya yang sesuai profil risiko dan tujuan investasi Anda ya.

(Martina Priyanti/AM)

​***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

DISCLAIMER​
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.