
Bareksa.com - Baru-baru ini, kalimat “Menjemput Rezeki di Awal Tahun 2019” dan “Rp80 juta” menjadi begitu viral dan ramai diperbincangkan oleh kalangan warganet alias netizen Indonesia di berbagai media sosial.
Hal tersebut tidak terlepas dari sebuah kasus dugaan prostisusi online yang melibatkan artis FTV berinisial VA dan AV. Keduanya diciduk oleh Anggota Subdit V Siber Ditreskrimsus Polda Jatim pada hari Sabtu, 5 Januari 2019 sekitar pukul 12.30 WIB di salah satu hotel di Surabaya.
Berdasarkan keterangan kepolisian, seorang pengusaha tambang yang tertangkap menyewa jasa prostitusi online tersebut rela mengeluarkan uang hingga Rp80 juta demi memenuhi nafsu terlarangnya.
Lantas, kata Rp80 juta begitu menjadi viral dan menjadi bahan candaan oleh netizen di Tanah Air, beberapa di antaranya yaitu:
♦ “Rp80 juta kalo dibeliin sapu udah bisa buat bersihin nama keluarga.”
♦ “Rp80 juta dibeliin parfum bisa sekalian mengharumkan nama bangsa.”
♦ “Rp80 juta kalo dibeliin setrika udah bisa tuh dipake untuk merapihkan akhlak yang berantakan.”
♦ “Rp80 juta kalau dibeliin catokan udah bisa buat meluruskan masalah kita semua.”
♦ “Rp80 juta bisa buat renang pake air kelapa.”
Padahal dengan uang sebanyak itu, kita bisa digunakan untuk hal-hal yang jauh lebih bermanfaat seperti investasi untuk kebutuhan masa depan kita. Salah satu instrumen investasi yang cukup menjanjikan adalah reksadana saham.
Simulasi Reksadana
Mari kita coba ikut berandai-andai jika uang sebanyak Rp80 juta digunakan untuk investasi reksadana saham dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Sebagai informasi, reksadana saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang mampu menawarkan pertumbuhan dana dalam jangka panjang.
Sumber: Bareksa
Berdasarkan data reksadana yang dijual oleh marketplace reksadana online Bareksa, dapat dilihat bahwa dalam lima tahun terakhir reksadana saham memberikan imbal hasil (return) yang cukup fantastis yang berkisar 66 hingga 126 persen, atau dengan rata-rata 88,64 persen (17,73 persen per tahunnya).
Jika kita gunakan asumsi rata-rata pertumbuhan tersebut dengan menginvestasikan uang sebesar Rp80 juta, tanpa ada sekalipun tambahan dana investasi, maka hasilnya akan tampak sebagai berikut.
Sumber: Bareksa
Berdasarkan kalkulator investasi Bareksa tersebut, uang Rp80 juta yang kita investasikan, dalam lima tahun mendatang akan menjadi Rp183,46 juta. Menarik bukan?
Dengan uang sebesar itu, banyak hal bisa kita lakukan. Contohnya membeli mobil baru, mulai membuka usaha sendiri, berjalan-jalan ke luar negeri, membiayai kuliah anak, membayar uang muka rumah, hingga mempersiapkan masa pensiun.
Daripada menggunakan uang kita untuk hal-hal yang tidak bermanfaat apalagi untuk hal-hal yang terlarang, lebih baik mengalihkannya untuk hal-hal yang memberikan manfaat kepada kita sehingga dapat “Menjemput Rezeki di Masa Depan”.
Tertarik untuk mencoba mulai investasi di reksadana?
Sebagai informasi, mayoritas reksadana saham di Bareksa bisa dibeli dengan modal Rp100.000 saja. Jadi dengan modal minimal, investor bisa juga menikmati keuntungan maksimal.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Sebelum berinvestasi, ketahuilah dulu tujuan keuangan dan profil risiko untuk mendapatkan kenyamanan dalam memilih produk dan hasil yang maksimal. (KA01/hm)
***
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.