Bareksa Insight: Berita Global Bayangi Indeks Saham, Ini Strategi Cuan Reksadana

Hanum Kusuma Dewi • 01 Dec 2022

an image
Ilustrasi resesi global yang digambarkan dengan bola dunia dan grafik harga saham. Meski ekonomi global terancam resesi, pasar Indonesia masih kuat. (shutterstock)

The Fed akan menaikkan suku bunga lebih rendah daripada sebelumnya, potensi reksadana saham untuk investor agresif

Bareksa.com - Sejumlah berita global akan menjadi pendorong pasar modal Indonesia hari ini. Investor masih dapat mengambil strategi untuk mengambil keuntungan dengan investasi reksadana yang sesuai profil risiko dan tujuan keuangan. 

Semalam Gubernur Bank Sentral AS mengatakan bahwa mereka akan mulai menaikan suku bunga acuannya yang lebih rendah pada rapat bulan Desember mendatang. Hal tersebut diambil karenakan mereka melihat adanya hasil signifikan dari penurunan inflasi di AS. 

Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal ketiga bertumbuh dengan baik pada level 2,9% dan angka tersebut lebih baik daripada periode sebelumnya yang tercatat tumbuh 2,6%. Akan tetapi, dari sisi penyerapan tenaga kerja pada sektor swasta tercatat lebih rendah dibandingkan dengan bulan Oktober lalu. 

Dari dalam negeri sendiri, investor hari ini akan menanti rilis data inflasi untuk bulan November yang diproyeksikan akan lebih rendah. Hal itu diakibatkan terjaganya harga pangan dan dampak kenaikan BBM bersubsidi yang sudah melemah pada bulan November. 

Tim Analis Bareksa memproyeksikan inflasi akan berada di level 5,5-5,6% dan inflasi inti hanya bergerak naik tipis ke level 3,4% untuk bulan November.

Rekomendasi Reksadana

Apa yang bisa dilakukan investor?

Bareksa merekomendasikan investor agresif untuk mulai masuk bertahap ke dalam reksadana saham dan indeks setelah adanya pernyataan akan mulai menaikan suku bunga yang lebih rendah kedepannya dari Bank Sentral AS. Tim Analis Bareksa masih cukup yakin IHSG akan ditutup pada level 7,200-7,300 pada akhir tahun ini. 

Bareksa menyarankan investor moderat untuk tetap berada dalam reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi untuk mengamankan stabilitas portofolio investor saat ini. Tim Analis Bareksa juga merekomendasikan untuk menunggu atau wait and seereksadana pendapatan tetap berbasis obligasi negara hingga adanya pelemahan yield obligasi kembali. 

Imbal Hasil Tahun Berjalan (YtD 30 November 2022)

Reksadana Pendapatan Tetap

Syailendra Pendapatan Tetap Premium: +6,99%

Sucorinvest Sharia Sukuk Fund:  +6,00%

Reksadana Saham

Avrist Ada Saham Blue Safir: +14,08%

Schroder Dana Prestasi Plus: +16,44%

Reksadana Indeks

BNP Paribas IDXGrowth30: +14,81%

Allianz Sri Kehati: +19,97%

Lihat juga : Bareksa Insight : Suku Bunga BI Bisa Naik Jadi 4,5%, Ini Jurus Cuan Buat Investor Reksadana

Investasi Sekarang

(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/hm)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.